Tri Rismaharini Cabut Laporan Zikria Dzatil, Kronologi Kasus, Sakit Hati Anies Baswedan di-Bully
Kronologi kasus penghinaan terhadap Wali Kota Surabaya. Tri Rismaharini cabut laporan hingga Zikria Dzatil sakit hati Anies Baswedan di-bully.
Editor: ninda iswara
”Di medsos, netizen banyak membandingkan penanganan banjir oleh Gubernur Anies Baswedan dan Wali Kota Risma. Sehingga, yang bersangkutan sakit hati dan akhirnya mem-bully Wali Kota Surabaya,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran.
• Tri Rismaharini Akhirnya Cabut Laporan di Kepolisian, Terima Permintaan Maaf Zikria Dzatil
• Tri Rismaharini Beri Maaf, Suami Zikria Dzatil Tulis Surat, Ingin Bertemu & Ungkap Nasib Anaknya
• Curhat Tri Rismaharini Kerap Dihina Netizen, Disebut Jelek hingga Tak Layak Pimpin Jakarta
Ia pun meminta maaf secara terbuka kepada Risma dan warga Kota Surabaya.
”Saya Zikria sangat menyesali apa yang saya lakukan ini, karena pada dasarnya saya tidak pernah berniat menghina Bunda Risma,” ujar Zikria.
Alasan Risma melaporkan pemilik akun
Risma mengatakan, ia secara pribadi melaporkan pemilik akun yang telah menghina dirinya di Facebook kepada polisi.
Menurut Risma, unggahan yang ditulis oleh Zikria Dzatil dianggap telah menghina orangtuanya.
"Saya enggak pengin orangtua saya direndahkan," ucap Risma.
Meski demikian, Risma mengatakan bahwa ia telah memaafkan pemilik akun Zikria Dzatil yang diduga telah menghinanya di Facebook.
"Saya maafkan yang bersangkutan, saya sebagai manusia, Beliau juga manusia. Kalau dia sudah minta maaf, maka saya wajib memberikan maaf," kata Risma.
Ajukan penangguhan penahanan

Zikria Dzatil mengaku ingin bertemu secara langsung dengan Risma, jika permohonan penangguhan penahanannya dikabulkan.
Zikria mengajukan permohonan penangguhan penahanan, karena beralasan masih memiliki anak balita.
Suami Zikria, Daru, bersama kuasa hukum Zikria, Avent Dio Randy, telah mendatangi Kantor Bagian Umum Pemkot Surabaya untuk meminta izin agar bisa bertemu dengan Risma.
Daru juga menuliskan surat untuk Risma.
Dalam surat itu, Daru menceritakan kondisi anak-anaknya setelah Ibu mereka ditahan.