Korban Tragedi Susur Sungai Sebut Pembina Lakukan Rapat Online Mendadak, Tak Bahas Perlengkapan
Kesaksian korban tragedi susur sungai: Pembina lakukan rapat online mendadak, tak bahas perlengkapan.
Editor: Irsan Yamananda
Kristianto terlihat antusias, karena ia juga ingin berbagi kisah dan melepas beban moral.
Obrolan di warung angkringan itu menguak banyak cerita yang selama seminggu terakhir belum banyak diketahui orang.
Rapat online, tak bahas perlengkapan
Menurut Abisa, sebelum agenda susur sungai dilaksanakan, terkuak adanya "rapat online".
Sebutan itu merujuk pada sebuah pembahasan yang dilakukan melalui aplikasi atau daring.
Dalam rapat online tersebut, guru pembina memberitahukan penyelenggaraan agenda susur sungai secara mendadak.
Malam sebelum acara digelar atau Kamis (20/2/2020), guru pembina menulis:
"Disampaikan aja kls 7 dan 8 bsk susur sungai. Wajib bersepatu, warna bebas."
Pemberitahuan itu disahut dengan beberapa pertanyaan dari anggota grup.
Namun, guru pembina menjawab singkat, "Nanti kita bahas."
Dua jam setelah jawaban itu, pembina baru memberitahukan mengenai rute yang harus mereka tempuh.
"Besok rutenya mulai outbond sempor, naik sebelum bendungan kembangarum," demikian tertulis di grup tersebut.
Abisa menerangkan, hanya itu yang tertulis. Tak ada pembicaraan lainnya, termasuk mengenai alat pengamanan.
Sebelum tragedi susur sungai terjadi, Abisa memberanikan diri bertanya kepada guru pembina.
Kecemasan akan kondisi cuaca mendorong Abisa menanyakan hal tersebut.