Breaking News:

Komisi IX DPR Anggap Pemerintah Terlalu Santai Hadapi Corona: Thermal Scanner Tak Ada Petugasnya

Wakil Ketua Komisi IX DPR sebut pemerintah terlalu santai hadapi corona: Thermal scanner tak ada petugas.

Editor: Irsan Yamananda
Kompas.com/ Kristian Erdianto
Nihayatul Wafiroh 

TRIBUNNEWSMAKER.COMWakil Ketua IX DPR sebut pemerintah terlalu santai hadapi corona: Thermal scanner tak ada petugas.

Topik penyebaran virus corona masih jadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia.

Tak sedikit tokoh politik dan pejabat publik yang turut angkat bicara mengenai masalah ini.

Salah satunya adalah Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh.

Ia bahkan menyebut pemerintah Indonesia terlalu santai dalam menghadapi wabah virus corona. 

Nihayatul Wafiroh
Nihayatul Wafiroh (Kompas.com/ Kristian Erdianto)

Hal ini diungkapkan dia ungkapkan saat menjadi bintang tamu dalam acara Mata Najwa, Rabu (4/3/2020). 

"Jangan sampai masyarakat gaduh karena ketidaktahuan."

"Seperti di Korea Selatan setiap 2 jam sekali ada SMS blast yang menerangkan hal yang simple, gejala, apa yang harus dilakukan," kata Nihayatul seperti yang dikutip dari Wartakota.com.

Sayangnya, lanjutnya, informasi seperti itu sama sekali tidak ada di Indonesia.

"Bahkan ketika waktu itu saya ada di Terminal 3 Ultimate saat Virus Corona sudah merebak pada awal Februari di sana belum disediakan hand sanitizer. "

"Ketika di cek kembali ternyata di Terminal 3 ultimate baru disediakan 15 hand sanitizer."

"Itu kan sangat kurang," ujar politisi dari fraksi PKB. 

BUMD DKI Jakarta Jual Masker Rp 300.000 per Boks, Ketua YLKI: Ini Hal yang Tak Bermoral

Pengakuan Pemilik Toko Viral yang Tenangkan Pembeli di Tengah Panic Buying: Ada yang Ambil Gak Bayar

KRONOLOGI 3 Siswa SMA di Kupang Nekat Injak Kepala Guru, Pukul & Lempar Kursi, Kondisi Korban Miris!

"Saya yakin ketika virus corona merebak di dunia, di Indonesia juga sudah ada."

"Ada warga New Zealand yang kena Virus Corona setelah pulang dari Bali. Kita tidak bisa menutupi hal itu," ungkapnya.

 

"Di daerah border pun nggak bersih-bersih amat kok."

"Namanya thermal scanner tak ada petugas yang menjaga.

Apalagi alat itu juga jaraknya sangat jauh ketika orang datang dari luar diperlukan waktu untuk sampai ke KKP," imbuhnya.

"Pemerintah juga tidak terlalu terbuka dalam menyampaikan data orang yang suspect virus corona," tambah Nihayatul.

"Lalu apa kabar dengan warga Bali? Belum ada kabar apapun."

"Memang yang positif virus corona sudah 2 tapi yang suspect lebih dari 100. Masa baru dibentuk protokolnya," kata Nihayatul.

Lantas Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Indonesia negara besar dengan 135 pintu masuk.

"Nah protokol ini memang sudah ada tapi harus lebih dipertegas lagi."

"Bukan selama ini kita tidak bekerja. dengan adanya kejadian di Wuhan, kapal World Dream dan Diamond Prince semua kita tangani dengan baik. kalau tak punya protokol gak seperti itu," jawab Moeldoko.

Tambah Stok, Harga Masker di BUMD Jakarta Rp 300.000 per Boks, Naik 10 Kali Lipat dari Hari Biasa

Perkataan Walkot Depok soal Pasien Corona Disorot, Disebut Rugikan Warga, Ada yang Tak Boleh Ngantor

Moeldoko Tanggapi Beda Singapura & Indonesia dalam Mencegah Corona, Najwa Shihab Ungkap Harapan Ini

Soal data, akhirnya Moeldoko membuka catatannya, per 3 Maret 2020 pukul 18.00, ada 370 orang yang diuji laboratorium 354 orang negatif;  2 orang positif corona, dan dalam proses sebanyak 14 orang.

"Dan sebanyak 118 WNA sudah kita tolak masuk ke Indonesia," ujarnya.

Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan mengapresiasi sikap warga Indonesia yang tetap tenang menghadapi Virus Corona dibanding dengan negara lain.

Apalagi Virus Corona tingkat kesembuhannya lebih besar.

"Dulu pun kita sudah pernah menghadapi Sars dan Mers yang lebih parah dibanding Virus Corona," tutur Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bicara soal Virus Corona
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bicara soal Virus Corona (Layar tangkap Narasi TV/Mata Najwa)

"Apakah menurut Pak Moeldoko pemerintah sudah tanggap menghadapi situasi ini."

"Kok kesannya mengentengkan?" tanya Najwa

"Sejak 7 Februari Pemerintah sudah membentuk Pinter, Pusat Informasi Terpadu convid-19. semua informasi soal Corona disampaikan."

"Bahkan kita sudah bikin protokol komunikasi antara pusat dan daerah sehingga tegas ada yang boleh diomongin dan ada yang tidak boleh diomongin ke publik," kata Moeldoko.

"Lalu yang dilakukan Wali kota Depok itu salah apa betul?" tanya Najwa.

Maruf Amin Minta India Tiru Indonesia Soal Toleransi Beragama: Bisa Jaga Harmoni & Kerukunan

Candaan Bibi Ardiansyah Pada Vanessa Angel Jadi Sorotan, Kamu Sekarang Ga di Online Itu

Fakta Pertemuan Gibran Rakabuming dengan Tri Rismaharini di Solo, Ungkap Alasan hingga Program Kerja

"Saya tidak coba menghakimi ya, beliau kan sudah klarifikasi kemarin di acara ILC, karena itu kita janganlah bertikai pada persoalan yang bukan intinya," jawab Moeldoko.

Sumber: Warta Kota
Tags:
DPRvirus coronapemerintahMata Najwa
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved