Ahok Masuk Kandidat Kepala Otorita Ibu Kota Baru, Ali Ngabalin: Tidak Ada yang Namanya Anak Emas
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masuk ke dalam kandidat kepala otorita ibu kota baru, Ali Ngabalin: Tidak ada anak emas.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masuk ke dalam kandidat kepala otorita ibu kota baru, Ali Ngabalin: Tidak ada anak emas.
Senin 2 Maret 2020 silam, Presiden Jokowi mengumumkan daftar nama calon pemimpin Ibu Kota baru.
Ada empat nama yang masuk dalam kandidat untuk menempati posisi pemimpin Ibu Kota baru.
Ibu kota baru sendiri akan berlokasi di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi telah memamerkan desain Ibu Kota baru.
"Supaya dapat gambaran, urusan penduduk rampung, supaya dapat gambaran pemerataan penduduk seperti apa saya bawakan gambarnya ibu kota baru," kata Jokowi seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Wilayah ibu kota baru akan mengokupansi kawasan seluas 256.000 hektar, yang kelak akan dicadangkan dalam jangka waktu 100-200 tahun.

Adapun yang akan dikembangkan sebagai kawasan ibu kota untuk pertama kali hanyalah seluas 56.000 hektar.
Dari luas tersebut, nantinya yang akan dikembangkan sebagai kawasan klaster pemerintahan seluas 5.600 hektar di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Salah satu dari empat calon tersebut adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
• ALASAN Mujahid 212 Tolak Keras Ahok jadi Pemimpin Ibu Kota Baru, Singgung Kepribadian & Masa Lalu
• Ahok & Puput Nastiti Devi Kini Bahagia Berkeluarga, Veronica Tan Sibuk Jualan Daging: Hidup Itu Lucu
• Beda Pendapat 2 Cawagub Jakarta Soal Banjir, Nurmansjah Lubis: Saya Cocok dengan Kepemimpinan Ahok
Menanggapi hal ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa Ahok memenuhi kriteria Presiden Jokowi untuk bisa memimpin ibu kota baru.
Hal itu ia ungkapkan untuk menjawab tentang berbagai kritikan yang dilontarkan kepadal Ahok.
"Kalau menyebutkan nama Ahok dan calon CEO bagi ibu kota negara baru adakah yang ganjil di situ?" tanya Ali Ngabalin seperti dilansir dari tayangan 'DUA ARAH' Kompas TV, Senin (9/3/2020).
"Adakah yang bermasalah di situ atau adakah yang bertentangan dengan culture, budaya Indonesia?" imbuhnya.
Ali lalu menyinggung soal sensitifitas orang-orang saat mendengar nama Ahok.