Virus Corona
Soal 109 Tenaga Medis di Ogan Ilir yang Dipecat Bupati, Jubir Covid-19 Sumsel: Kami Tak Sependapat
Juru Bicara Gugus Tugas Penanangan Covid-19 Sumatera Selatan, Yusri tidak setuju dengan tindakan Bupati Ogan Ilir yang pecat tenaga medis.
Editor: Irsan Yamananda
Ilyas menjelaskan, alasan pemecatan terhadap ratusan tenaga medis yang melakukan mogok kerja sejak Jumat (15/5/2020) tersebut sudah tepat.
Menurutnya, alasan ratusan tenaga medis tersebut melakukan mogok kerja tidak mendasar.
Ilyas menilai, semua tuntutan tenaga medis itu sudah diberikan oleh Pemkab Ogan Ilir.
Berikut ini penjelasan penting dari keputusan Bupati Ogan Ilir tersebut:
• 109 Tenaga Medis Dipecat Setelah Mogok Kerja, Bupati Ogan Ilir: Tak Usah Masuk, Kita Cari yang Baru
• Berawal dari Mogok Kerja, 109 Tenaga Medis di Ogan Ilir Dipecat, Ini Alasan hingga Tanggapan Bupati
1. Mogok tanpa dasar yang kuat
Menurut Ilyas, aksi protes oleh para tenaga medis dianggap tak memiliki dasar yang kuat, bahkan cenderung mengada-ada.
Sebab, semua tuntutan mereka terkait dengan kebutuhan alat pelindung diri (APD) standar, rumah singgah, hingga insentif selama ini sudah tersedia.
“Insentif sudah ada, minta sediakan rumah singgah, sudah ada 34 kamar ada kasur, dan pakai AC semua, bilang APD minim, APD ribuan ada di RSUD Ogan Ilir, silakan cek,” jelas Ilyas.
"Apa yang mereka tuntut, semua sudah ada, mereka kerja juga belum kok, baru datang pasien corona sudah bubar, enggak masuk, gimana itu,” jelas Ilyas.
2. Diberhentikan secara tidak hormat
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan tenaga medis yang melakukan mogok sejak Jumat (15/5/2020) dipecat secara tidak hormat.
“Ya, sudah diberhentikan, saya yang menandatangani surat pemberhentiannya,” kata Ilyas.
Ia menjelaskan, dari total 109 tenaga medis yang dipecat tersebut, terdapat 14 dokter spesialis, delapan dokter umum, 33 perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN), dan 11 tenaga honorer di RSUD Ogan Ilir.
• SIASAT Halal Bihalal Idul Fitri 2020 Saat Corona, Ini Panduan Video Conference Maupun Pesta Terbatas
3. Protes terkait insentif
Para tenaga medis di RSUD Ogan Ilir melakukan protes karena berbagai alasan, antara lain, terkait minimnya APD minim, tidak jelasnya insentif, tidak ada rumah singgah, dan gaji yang diterima tenaga medis honorer hanya Rp 750.000 per bulan.
Menurut sumber Kompas.com, risiko yang diterima petugas medis tersebut tak sebanding dengan kesejahteraan yang diterima.