Kicauan Dokter Soal Bobroknya Penanganan Corona di Surabaya Viral, Ini Fakta & Tanggapan Pemkot
Kicauan dokter soal bobroknya penanganan corona di Surabaya viral, kini beri klarifikasi. Ini faktanya.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kicauan seorang dokter pemilik akun Twitter @cakasana viral.
Dokter tersebut membuat sebuah utas yang membahas tentang buruknya penanganan wabah corona di Surabaya.
Di tengah kondisi seperti ini, kicauan dokter ini langsung menuai berbagai respon dari banyak pihak.
Kendati tak menyebutkan dimana ia praktek, kini diketahui dimana dokter tersebut bekerja.
Ternyata ia merupakan salah satu dokter yang bekerja di Rumah Sakit Royal Surabaya.
Informasi ini juga dibenarkan oleh juru bicara RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya.
• VIRUS CORONA Makin Rumit, Muncul Gejala Baru Pasien Ini, Dokter Berusaha Keras Memecah Teka-teki
• Curhat Pilu Dokter di RS Jakarta, Sebut Minimnya Tenaga Medis, Kerja Keras Tanpa Libur demi Pasien

Pemilik akun Twitter @cakasana merupakan salah satu dokter yang bertugas di IGD.
dr Dewa Nyoman Sutanaya pun angkat bicara terkait kicauan pemilik akun Twitter @cakasana.
Ia menyampaikan permohonan maaf dari rumah sakit atas kicauan dokter pemilik akun @cakasana.
Pihaknya juga berjanji akan melakukan investigasi internal terhadap salah satu dokternya ini.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," ujar dia.
Sementara itu, Dewa mengatakan, pihak rumah sakit tidak bertanggung jawab atas pernyataan yang tengah menjadi viral di media sosial tersebut.
"Pihak Rumah Sakit Royal Surabaya tidak bertanggung jawab terhadap apapun yang menjadi pendapat atau pernyataan pribadi karyawan rumah sakit di media sosial maupun media lainnya," kata dia.
• VIRAL Pengorbanan Ratu Kecantikan, Jadi Dokter Pasien Corona Sampai Rela Wajahnya Lecet & Luka-luka
Sementara itu, pihak rumah sakit juga telah memberi sanksi kepada yang bersangkutan sesuai peraturan dan prosedur di rumah sakit.
Dewa juga menegaskan, pernyataan bahwa Rumah Sakit Royal Surabaya tidak mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya, dipastikan tidak benar.