Breaking News:

Ini Reaksi Berbagai Negara Dunia Atas Kerusuhan yang Terjadi di AS Akibat Kematian George Floyd

Reaksi berbagai negara atas kerusuhan yang terjadi karena kematian George Floyd, negara mana saja?

Editor: Talitha Desena
AFP/PEDRO PARDO
Potret George Floyd dan kertas bertuliskan Rasisme membunuh, di sini, di sana, dan di seluruh dunia, digantung sebagai bentuk protes di pagar kedutaan AS di Mexico City, Sabtu (30/5/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara. (AFP/PEDRO PARDO) 

Kendati begitu, penghormatan dengan menyalakan lilin yang diadakan untuk menghormati George Floyd di kota Mashad memicu perdebatan di Twitter, yang diblokir di Iran, setelah beberapa pengguna menuduh para pemimpin Iran menampilkan standar ganda.

Seorang pengguna mengatakan ketika menyalakan lilin untuk George Floyd, pemerintah Iran telah "menangkap orang-orang yang menyalakan lilin bagi mereka yang tewas dalam kecelakaan pesawat Ukraina".

Beberapa pengguna Twitter juga membandingkan reaksi Iran terhadap peristiwa di AS dengan demonstrasi yang terjadi di Iran November lalu, yang menurut Amnesty International, lebih dari 300 tewas akibat tindakan keras polisi.

RUSIA

AS juga dianggap munafik oleh media Rusia.

Wartawan Rusia, Dmitry Kiselyov mengatakan bahwa jika hal yang mirip terjadi di Rusia, AS dan negara-negara lainnya akan segera menerapkan "sanksi yang baru" terhadap Moskow.

Sejak aneksasi Rusia atas semenanjung Laut Hitam Krimea dari Ukraina, otoritas AS telah menjatuhkan sanksi yang menargetkan pejabat dan kepentingan bisnis di Rusia.

Kiselyov mempertanyakan mengapa Washington mencoba untuk "mengajari planet ini bagaimana untuk hidup", ketika itu tidak hanya memiliki adegan "kekerasan dan kebrutalan, tetapi korban tewas terbesar akibat virus corona".

Dalam program TVItogi Nedeli, kebijakan-kebijakan Donald Trump disamakan dengan 'skenario China', di mana ia menyebarkan "tindakan keras terhadap pengunjuk rasa dan larangan keras terhadap media sosial".

Sebuah referensi untuk perintah eksekutif presiden AS yang berusaha untuk memaksakan pertanggungjawaban yang lebih besar pada platform internet untuk konten mereka.

Siaran berita malam Vremya yang disiarkan di Channel One Russia, membuat poin yang sama, mengatakan bahwa AS bereaksi terhadap protes dengan taktik sama yang dilakukan pihak berwenang di Turki dan Mesir, yang sebelumnya Washington sebut sebagai "kejahatan".

TURKI

Di Turki, menurut tajuk utama harian Yeni Safak yang pro dengan pemerintah setempat, demonstrasi di AS menandai "Berseminya orang-orang Amerika keturunan Afrika".

Media pro-pemerintah Sabah melaporkan "pemberontakan 'Aku tidak bisa bernapas' menyebar", mengacu pada kata-kata terakhir George Floyd.

Koran-koran Turki juga melaporkan cuitan Presiden Erdogan tentang George Floyd, mengatakan dia sangat sedih dengan kematiannya, yang dia klaim adalah hasil dari "pendekatan rasis dan fasis".

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
George FloydAmerikaDerek Chauvin
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved