Curhat Tukang Gali Kubur Jenazah Pasien Covid-19, Pelindung Kurang Memadai, Segini Besaran Upahnya
Seorang penggali kubur khusus untuk jenazah pasien Covid-19 mengungkapkan keluh kesahnya dalam bekerja.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Semenjak itu, Herman lebih banyak menghabiskan waktunya di Pos TPU Gandus Hill.
Herman hanya kembali ke rumah untuk mengganti pakaiannya yang sudah kotor.
"Pulang dua kali sehari sekali, hanya ganti baju lalu ke sini lagi," kata Herman kepada Kompas.com, Minggu (7/6/2020).
Tanpa pelindung yang memadai
Istri, anak dan cucunya mengerti dengan kondisi tersebut.
Herman pun mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya untuk tetap bekerja meskipun memiliki risiko tinggi.
• Detik-detik Jenazah Terguling dari Peti Saat Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19, Keluarga Menuntut
• Keluarga Jemput Paksa Jenazah di RS, Ternyata Positif Covid-19, Warga yang Kontak akan di-Test
Dalam bekerja, Herman hanya berbekal cangkul dan baju lusuh yang ia gunakan.
Jauh dari keamanan seperti petugas medis yang menggunakan pakaian hazmat untuk melindungi diri.
Meski demikian, ia mengaku ikhlas melakukan hal itu demi misi kemanusiaan di tengah pandemi Covid-19.
"Kalau kita semua menolak untuk memakamkan, terus siapa yang mau memakamkan.
Saya hanya berdoa minta perlindungan sama Allah selama bekerja.
Ini semua demi kemanusiaan," ujar Herman.
Semenjak dijadikan kawasan pemakaman khusus Covid-19 pada pertengahan April 2020 lalu, sudah 135 jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) dimakamkan di TPU Gandus Hill.