Breaking News:

Gugus Tugas Covid-19 Jatim Sebut Surabaya Bisa Seperti Wuhan, Risma Beri Reaksi Tak Terduga

Inilah reaksi tak terduga Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma saat ada yang menyebut Surabaya bakal seperti Kota Wuhan, China.

KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini habis-habisan melawan Covid-19 di Surabaya (KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN) 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah reaksi tak terduga Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma saat ada yang menyebut Surabaya bakal seperti Kota Wuhan, China.

Jumlah kasus positif Covid-19 di Surabaya yang meningkat tajam membuat masyarakat turut resah.

Pemerintah juga telah menaruh perhatian pada kelonjakan jumlah pasien Covid-19 di Surabaya.

Banyaknya jumlah kasus positif Covid-19 membuat Surabaya disebut Wuhannya Indonesia.

Seperti yang diketahui, Wuhan adalah kota di China yang menjadi episentrum pertama virus corona atau COVID-19.

Banyak masyarakat di kota tersebut yang terinfeksi virus corona.

KABAR GEMBIRA Setelah Jokowi Deadline 2 Minggu Beresi Corona Jatim, Risma: Surabaya Juli Ini, Bisa?

Tri Rismaharini Usul Pasien Covid-19 Bisa Pulang Usai Sekali Swab Test, Ini Kata Pihak RSUD Soetomo

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menangis saat terima bantuan penanganan Covid-19 dari BIN
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menangis saat terima bantuan penanganan Covid-19 dari BIN (Kompas TV)

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi pun mengatakan demikian.

Ia penah menyebut Surabaya bakal menjadi seperti Wuhan dalam penularan Covid-19.

Joni Wahyuhadi menyebutkan 65 persen kasus Covid-19 Jawa Timur berasal dari Surabaya Raya.

Surabaya Raya yakni meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

"Ini tidak main-main, kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan," kata Joni, Rabu (27/5/2020).

Menanggapi hal itu, Risma mengaku tidak terlalu mempedulikan.  

"Terserah mau dibilang apa, mau dibilang Wuhan, mau dibilang apa lah.

Saya gak ngurus itu," kata Risma dalam acara Rosi Kompas TV, Kamis (2/7/2020). 

Risma mengakui, Wuhan sebelum terkena penyakit juga bagus. 

"Artinya saya tidak mengurusi Surabaya sebagai Wuhan atau sebagai zona hitam, pekat atau gelap atau gak kelihatan yang saya urusi pasien dan warga saya," katanya. 

Klarifikasi Risma Soal Alasan Bersujud Menangis di Kaki Dokter, Tak Terima Stafnya Disalahkan

Klarifikasi Risma Soal Alasan Bersujud Menangis di Kaki Dokter, Tak Terima Stafnya Disalahkan

Menurut Risma, lebih penting dari urusan itu adalah keselamatan warganya. 

"Bagi saya keselamatan warga saya itu nomor satu.

Jangankan resikonya kena saya itu saya terima.

Bagi saya warga saya dan pasien lah yang saya tangani.

Mau dikatakan Surabaya seperti apa, monggo.

Saya juga gak pernah nyebut Surabaya seperti apa.

Yang paling penting saya tangani pasien dan warga saya. Supaya tidak ada yang jadi korban.

Iya kalau saya terlambat, kalau kemudian ada yang meninggal, dia menjadi anak yatim. Kan berat saya

Saya mending konsentrasi di sini.

Kan jadi energi kami habis untuk melakukan itu.

Padahal pasien-pasien ini butuh pertolongan," tegasnya. 

Saat disinggung terkait hasil penelitian FKM unair yang menjadi rujukan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bahwa tingkat kepatuhan warga Surabaya Raya pada protokol pencegahan Covid-19  rendah, Risma langsung menampiknya. 

"Mohon maaf mbak, coba dicek lagi, penelitian itu untuk mana. Bukan untuk Surabaya.

Mbak Rosi, harus cari buku asli.

Itu sudah dibantah oleh Persakmi bahwa itu bukan untuk Surabaya Raya," kata Risma. 

Risma kembali mempertanyakan penelitian yang dipakai rujukan Gubernur Jatim saat melaporkan ke Presiden Jokowi ketika kunjungan kerja di Surabaya beberapa waktu lalu.   

Jokowi Minta Covid-19 di Jawa Timur Ditekan dalam 2 Minggu, Ini Jawaban Khofifah dan Tri Rismaharini

"Sebetulnya penelitian itu, dimana dan kapan dan untuk di mana.

Saya kira kita tidak perlu ngomong itu.

Menurut saya itu pelanggaran besar. Kita tidak bisa asal mengambil saja," katanya. 

Rosi pun mempertanyakan apakah warga Surabaya termasuk bandel? Risma meminta melihatnya sendiri. 

"Warga surabaya bandel? saya tidak perlu sampaikan itu. Silakan dilihat sendiri. 

Saya tidak belani warga saya, dicek di Surabaya kondisinya seperti apa.

Silakan dikomentari.

Supaya tidak fitnah," tukasnya. 

Lihat video mulai detik ke 31.00:

Dilaporkan ke Jokowi 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendengar laporan warga Surabaya Raya masih rendah tingkat kepatuhannya dalam menjalankan protokol kesehatan.

Terutama masih banyak masyarakat yang tidak patuh mengenakan masker dan menjalankan physical distancing. Padahal saat ini vaksin terbaik dalam mencegah penularan covid-19 adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan.

“Tadi saya dengar disampaikan Gugus Tugas, masih 70 persen warga yang tidak memakai masker. Ini sangat banyak.

Oleh karena itu saya minta Gugus Tugas Nasional, Menteri Kesehatan, kirim masker sebanyak-banyaknya ke Surabaya, ke Jawa Timur,” tegas Presiden Joko Widodo dalam rakor virtual dengan gugus tugas covid-19 se Jatim di Gedung Negara Grahadi, Kamis (25/6/2020).

Ia secara khusus juga meminta agar semua mengajak masyarakat dan tokoh agama, tokoh masyarakat mensosialisasikan protokol kesehatan. Tentang pentingnya menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan berulang-ulang.

Ia mengaku kaget dengan data yang dipaparkan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tentang kepatuhan warga Surabaya Raya yang disurvei secara saintifik banyak yang tidak patuh protokol kesehatan.

PSBB Surabaya Tak Diperpanjang, Wali Kota Risma Beri Pesan Ini untuk Warga, Sebut Jangan Sembrono

Berdasarkan data per 23 Juni 2020, masyarakat di tempat ibadah sebanyak 70 persen tidak menggunakan masker dan 86 persen tidak physical distancing.

Kemudian di pasar tradisional 84,1 persen tidak patuh menggunakan masker dan 89,3 persen tidak menjaga jarak.

Begitu juga masyarakat di tempat cangkrukan seperti warkop, cafe dan sejenisnya yang tidak mengenakan masker ada sebanyak 88,2 persen, dan 89 persen tidak physical distancing.

“Yang pertama saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya agar kita haus memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita ini sedang menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi.

Perasaan harus sama jangan sampai ada yang masih memiliki perasaan kita normal-normal saja.

Ini sangat berbahaya dan ini tidak hanya negara kita di Indonesia tapi juga di 215 negara dunia yang lain juga mengalami hal yang sama,” tegas Presiden Joko Widodo.

Jadi ia mengajak masyarakat juga memiliki perasaan yang sama bahwa kita masih memiliki sebuah masalah yaitu urusan covid-19.

“Jangan sampai ada masyarakat yang memiliki perasaan yang normal saja sehingga ke mana-mana tidak memakai masker lupa setelah berkegiatan tidak cuci tangan, masih berkerumun yang tidak perlu,

ini yang terus harus kita ingatkan,” pungkas Presiden Joko Widodo. (Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Reaksi Tak Terduga Risma Saat Gugus Tugas Covid-19 Jatim Sebut Surabaya Bisa Seperti Wuhan

dan di Tribunnews Surabaya Disebut Gugus Tugas Covid-19 Jatim Bisa Seperti Wuhan, Ini Reaksi Tak Terduga Risma

Sumber: Surya
Tags:
RismaSurabayaJawa TimurCovid-19Wuhan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved