Bocah 9 Tahun Jadi Tulang Punggung Dua Adiknya, Tinggal di Kebun Tanpa Listrik, Ortu Tak Ada Kabar
Kris, seorang bocah berusia 9 tahun asal Kabupaten Ngada, NTT terpaksa menjadi tulang punggung keluarga.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Untuk mendapatkan uang, Jerias bercerita, Kris bekerja memetik kopi di kebun warga.
Upah dari memetik kopi itu lah yang ia gunakan untuk membeli beras.
Mereka bertiga tinggal di pondok kecil di sebuah kebun tanpa ada orang dewasa sejak tiga tahun terakhir.
Pondok mungil tersebut tak ada listrik.
Saat malam hari mereka mengandalkan lampu pelita untuk penerangan.
Setelah orangtuanya pergi, Kris dan Oktaf otomatis putus sekolah karena tidak ada yang membiayai.
• Ditemukan, Fisik Bocah 14 Tahun yang Dibawa Kabur Duda Memprihatinkan, Baru Melahirkan Dicabuli Lagi
"Saat saya tanya, apakah ada kemauan mau lanjut sekolah,
mereka bilang pasti mau asalkan ada yang membiayai," ungkap Jeremias.
Ia menambahkan, saat ini, ketiga bersaudara itu membutuhkan bantuan agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak seperti anak pada umumnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Kabag Humas Ngada, Marthinus P Langa mengatakan, akan menginformasikan keberadaan tiga bersaudara yang hidup di pondok tanpa orangtua dan putus sekolah itu kepada Camat Golewa.
Ia akan meminta agar Camat bisa telusuri keberadaan 3 bersaudara tersebut.
"Saya informasikan ini ke Camat Golewa untuk telusuri mereka agar bisa informasikan ke Bupati dan Dinas Sosial.
Terima kasih sudah beri informasi ini ke pemerintah," kata Marthinus kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Selasa malam.
Kisah Lain: Gadis 14 Tahun Putus Sekolah dan Jadi Buruh Ikat Rumput Laut

Thresia Lipat Lema (14), memilih berhenti sekolah dan memutuskan menjadi buruh ikat rumput laut.