Bocah 9 Tahun Jadi Tulang Punggung Dua Adiknya, Tinggal di Kebun Tanpa Listrik, Ortu Tak Ada Kabar
Kris, seorang bocah berusia 9 tahun asal Kabupaten Ngada, NTT terpaksa menjadi tulang punggung keluarga.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Bahkan, untuk sekedar memasak, kepalanya akan berdenyut hebat dan pandangannya langsung gelap.
Alasan ekonomi, lagi-lagi membuat mereka hanya mengandalkan obat warung, pil rematik menjadi andalan ketika penyakit Yohanes datang, demikian pula obat sakit kepala biasa menjadi konsumsi wajib saat Maria Lipat Lema mengeluhkan kondisi kepalanya.
"Kondisi kami seperti ini, bapak yang biasa cari kayu buat masak di hutan tidak bisa jalan kalau kambuh sakitnya, tidak ada kami mau anak kami tidak sekolah, tapi dari mana uangnya,"keluhnya.
Kebutuhan pangan mereka selama ini mengandalkan anak keduanya, Marianus Sanga Woni (20).
Marianus menuturkan, ia sedang mendapat pekerjaan sebagai kuli bangunan, pekerjaan ini juga tidak bisa diharapkan, saat ada kerja ia akan membawa pulang beras, garam atau bahan masakan lain, tapi ketika tidak dapat pekerjaan, ia pun kadang tak makan.
‘’Saya tidak sekolah, tidak pandai baca tulis, itu saja yang saya bisa, memang tidak menentu tapi halal, kalau ada kita bagi, kalau tidak, ya namanya tidak ada mau diapa?,’’ katanya. (Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Bocah 9 Tahun Jadi Tulang Punggung untuk 2 Adiknya, Kerja Petik Kopi dan Tinggal di Kebun Tanpa Listrik" dan "Gadis 14 Tahun Putus Sekolah dan Jadi Buruh Ikat Rumput Laut demi Hidupi Keluarganya, Eks TKI Malaysia"
Baca juga di Tribunnews Kisah Pilu Bocah 9 Tahun Jadi Tulang Punggung 2 Adiknya: Tinggal di Kebun Tanpa Listrik, Ortu Pergi