Syekh Ali Jaber Ditikam
Pengakuan Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber: Dulu Penggemar Korban, Berubah Setelah Bertemu Seseorang
"Ada motif yang mungkin belum di-sharing ke media," tutur Ken kepada Tribunnews.com, Selasa (22/9/2020).
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Sontak, kesukaan AA terhadap kepada Syekh Ali Jaber, berubah menjadi kebencian.
"Dia mulai berpikir, oh ternyata orang timur tengah jahat-jahat, sadis-sadis. Karena dia secara agama tidak kuat. Dari tadinya menyukai akhirnya kayak takut, 'Ngeri sekali berarti orang timur tengah'," imbuh Ken.
"Dan tadi aku tanya, kamu kok pegang pisaunya bagus banget kayak orang terlatih. Dia mengakui pernah belajar pencak silat," kata Ken.
Ken yang telah berpengalaman berbincang dengan kelompok radikal ini, melihat sosok AA tidak berafiliasi dengan kelompok manapun.
"Dia masalah keluarga, ekonomi tidak mampu, secara agama dia Salat saja tidak bisa. Jadi kalau saya melihat ini lone wolf, dia melakukan sendiri, tunggal, tidak berafiliasi dengan kelompok manapun. Karena tayangan-tayangan dia akhirnya dari suka, menjadi tidak suka," tutur Ken.
"Dia korban di internet, latar belakangnya adalah keluarga yang tidak harmonis. Dia bukan gila, tapi dia orang yang psikopat. Dia menyendiri, dia punya dunianya sendiri, punya pemikiran yang berbeda dengan umumnya. Sehingga dia melakukan hal-hal di luar nalar," imbuhnya.
Ken mengatakan, AA berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan.
Ibunya kerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Hongkong, sementara AA sendiri belum berkeluarga.
Sementara itu, polisi menyebut ada "unsur kebencian" dalam diri pelaku sehingga melakukan aksi tersebut.
• POPULER Syekh Ali Jaber Minta Penusukan di Lampung Tak Dikaitkan Isu Apapun, Kejadian Qadarullah
Kepolisian Lampung mengatakan mereka merampungkan proses rekonstruksi kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber pada Kamis siang (17/9/2020) di lokasi perkara yakni Masjid Falahuddin, Bandar Lampung.
Juru Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan setidaknya ada 17 adegan yang diperagakan pelaku.
Tersangka berinisial AA disebut polisi dalam keadaan sadar dan mengakui perbuatannya. Motifnya karena rasa kebencian dalam diri pelaku ketika melihat tayangan sang ulama berceramah.
"Kami tanya berkali-kali mengapa (menyerang)? Dia menjawab karena merasa terbayang-bayang oleh kehadiran Syekh. Jadi saat melihat tayangan (ceramah) Syekh ada perasaan tidak tenang," ujar Juru Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad seperti dikutip dari Kompas.com.
"Ibarat kalau ada pendeta normalnya merasa damai. Kalau dapat sesuatu dari ulama kita tentram. Dia [pelaku] melihat tayangan [ceramah Syekh Ali Jaber] bergejolak di hati dan sampai kebawa mimpi," sambungnya.
Sejauh pemeriksaan penyidik, kata Pandra, pelaku melakukan aksinya sendirian alias tidak ada pihak lain yang menyuruh.