Breaking News:

Virus Corona

Klaim Kasus Covid-19 di Indonesia Tidak Begitu Parah, Berikut Alasan Menko PMK Muhadjir Effendy

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menilai jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia tidak terlalu parah.

Editor: Irsan Yamananda
Kompas.com/ Deti Mega Purnamasari
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia tidak terlalu parah.

Ia mengatakan hal tersebut sembari membandingkannya dengan negara-negara lain yang memiliki jumlah penduduk besar.

Hal itu ia ungkapkan saat menjadi pembicara di acara penerimaan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) 2020 secara daring, Senin (28/9/2020).

"Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia, tapi dalam kasus ini (Covid-19) kita ada di urutan 21-22 sementara negara penduduk besar lainnya ada di urutan 1, 2, 3," kata Muhadjir seperti dikutip dari Kompas.com.

Dalam acara tersebut, Muhadjir membandingkan Indonesia dengan Amerika yang merupakan negara dengan penduduk terbesar ketiga di dunia.

Menurutnya, Amerika justru menempati posisi teratas untuk penyebaran virus corona.

Kondisi Penyebaran Covid-19 di 9 Provinsi Dua Minggu Setelah Ditangani Luhut Binsar Pandjaitan

Ayah Rozak Bantah Ayu Ting Ting Positif Covid-19, Ivan Gunawan Bocorkan Fakta Lain: Keceplosan Deh

Diundang Diskusi Covid-19 Malah Dicatut Dukung Calon, Kiai Sepuh di Semarang Merasa Kecewa

Menko PMK Muhadjir Effendy saat memimpin Rapat Tingkat Menteri Penetapan dan Penandatanganan SKB Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2021 secara virtual, Kamis (10/9/2020)
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memimpin Rapat Tingkat Menteri Penetapan dan Penandatanganan SKB Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2021 secara virtual, Kamis (10/9/2020) (Dok. Humas Kemenko PMK)

Begitu juga dengan negara India, yang menempati urutan kedua setelah AS.

Negara Brazil yang jumlah penduduknya nomor lima di dunia, menempati urutan ketiga sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Muhadjir kemudian kembali membandingkan dengan jumlah kasus positif di China.

Menurutnya, negara tersebut justru hanya menempati urutan ke-39.

Sebut Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Berjalan Lancar, Pemerintah: Tidak Diperoleh Efek Berat

"Harus kita syukuri keadaan ini."

"Alhamdulilah perkembangan kasus tidak mengalami kenaikan eksponensial seperti yang dibayangkan akan berlipat ganda dari waktu ke waktu tapi relatif landai meski ada naik-turun."

"Kita masih kondisi terkendali," tutur Muhadjir.

Namun benarkah yang disampaikan Muhadjir?

Dilansir dari Worldometers, Selasa (29/9/2020), Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan urutan ke-23 dengan total kasus sebanyak 278.722 kasus.

Seperti yang disampaikan Muhadjir, China memang jauh di bawah Indonesia dan berada di urutan ke-44 dengan 85.384 kasus.

Adapun tiga negara lainnya, secara berturut-turut menempati urutan tiga besar yaitu Amerika Serikat (7.361.611 kasus), India (6.143.019 kasus) dan Brazil (4.748.327 kasus).

Namun, perlu dicatat bahwa pengujian spesimen dan pelacakan kasus turut mempengaruhi banyak sedikitnya kasus yang ditemukan.

Persoalannya, angka pengujian Indonesia masih jauh di bawah negara-negara yang disebutkan oleh Muhadjir.

Total pengujian sampel corona yang telah dilakukan Indonesia baru sebanyak 3.239.244 spesimen.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 274,2 juta jiwa, baru 11.812 orang per 1 juta penduduk yang sudah di tes.

Sedangkan, Brazil dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dari Indonesia yaitu 212,9 juta jiwa, telah berhasil melakukan uji sampel corona terhadap 17.900.000 spesimen.

Itu berarti, ada sekitar 84.066 orang yang telah diambil sampelnya per 1 juta populasi.

Cerita Acha Septriasa Cegah Penularan Covid-19, Jalani Karantina Selama 14 Hari di Australia

Sementara Amerika Serikat yang jumlah penduduknya mencapai 331,4 juta jiwa, telah berhasil melakukan pengujian terhadap 105.401.706 spesimen Covid-19.

Jumlah itu setara dengan 317.974 orang yang telah diperiksa per 1 juta penduduk.

Selanjutnya, China dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 miliar jiwa telah berhasil memeriksa 160.000.000 spesimen.

Pemeriksaan tersebut setara dengan pemeriksaan 111.163 orang per 1 juta populasi.

Pengujian spesimen merupakan salah satu faktor penentu dalam mengetahui seberapa besar tingkat penularan Covid-19 di masyarakat.

Semakin besar pengujian dilakukan, semakin besar pula kemungkinan ditemukannya pasien baru.

UPDATE Virus Corona Nasional Sabtu 26 September 2020: Tambah 4.494, Kini Ada 271.339 Kasus Covid-19

Selain jumlah kasus yang telah terdeteksi, perlu diketahui pula tingkat kesembuhan dan kematian yang ditimbulkan akibat Covid-19.

Jika dilihat dari kelima negara yang disebutkan, China menjadi negara dengan persentase kasus sembuh tertinggi yaitu 94,3 persen.

Posisi berikutnya yaitu Brazil (86 persen), India (82,9 persen), Indonesia (74,2 persen) dan Amerika Serikat (62,6 persen).

Sedangkan untuk persentase kasus kematian, Indonesia (3,7 persen) menempati urutan kedua setelah China (5,4 persen).

Posisi berikutnya terdapat Brazil (2,9 persen), India (1,5 persen), dan Amerika Serikat (0,2 persen). (TribunNewsmaker/ *)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menko PMK Klaim Kasus Covid-19 di Indonesia Tak Terlalu Parah, Benarkah?".

BACA JUGA : di Tribunnews.com dengan judul Klaim Kasus Covid-19 di Indonesia Tak Begitu Parah, Berikut Alasan Menko PMK Muhadjir Effendy.

Sumber: Kompas.com
Tags:
Covid-19Menko PMKMuhadjir Effendy
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved