Breaking News:

Heran Massa Rusak Fasilitas Umum Saat Demo UU Ciptaker, Megawati: Mending Bisa Kalau Disuruh Ganti

Megawati heran mengapa massa merusak fasilitas umum. Padahal, para perusak fasilitas umum tersebut belum tentu mampu membayar ganti rugi.

Editor: Irsan Yamananda
Kolase TribunNewsmaker - Tribunnews
Megawati Soekarnoputri 

Didi menduga, demo anarkistis tersebut sudah direkayasa kelompok penyusup yang ingin memperkeruh suasana.

"Konteks oleh ibu Megawati sangat keliru dan tidak tepat, demo anarkis dikaitkan dengan milenial."

"Demo anarkis sudah pasti rekayasa kaum penyusup yang hendak bermain di air keruh. Tidak ada kaitan sama sekali dengan konteks kaum milenial," ucapnya.

Baca juga: Mengenal Kelompok Milenial, Generasi yang Dipertanyakan Sumbangsihnya untuk Negara oleh Megawati

Lebih lanjut, Didi berharap Megawati lebih berhati-hati dan bijak dalam menilai generasi milenial.

Selain itu, ia meminta Presiden Jokowi tetap memberi perhatian khusus bagi generasi milenial agar langkah mereka sukses ke depannya.

"Aksi demo mahasiswa menolak omnibus law perlu diapresiasi sebagai niat baik rakyat menyampaikan pesan dan kritiknya terhadap pemerintahan, demonstrasi merupakan hak rakyat yang dilindungi undang-undang," pungkasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah juga turut memberikan pendapatnya.

Ia mengatakan, politisi seharusnya tidak menanyakan apa sumbangsih yang diberikan generasi milenial untuk bangsa dan negara.

Apalagi menyalahkan generasi milenial atas kondisi demokrasi saat sekarang ini.

Hal tersebut disampaikan Fahri pada hari Jumat, 30 Oktober 2020.

Baca juga: Melihat Peluang Gibran Rakabuming di Pilkada Solo, Lawan Orang Biasa, Megawati Jadi Juru Kampanye

"Kaum milenial itu tidak bisa disalahkan, mereka tumbuh dengan zaman dan kompleksitas yang mempengaruhi, tapi politisi tidak boleh menanyakan apa yang telah mereka lakukan, sebab mereka akan bertanya balik apa yang kalian contohkan kepada kami."

"Apa yang kita sudah buat cukup untuk menjelaskan kepada mereka?," kata Fahri saat dihubungi, Jumat (30/10/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut Fahri, elite politik sebaiknya menyadari bahwa kegagalan berdemokrasi ada pada generasi yang seharusnya menjadi contoh bagi generasi milenial.

"Oleh karena itu, introspeksi paling besar dilakukan oleh politisi, karena politisi yang diberi amanah untuk menjadi political educated, pendidik politik, menjadi pemimpin bangsa."

"Dia dikasih uang dan anggaran untuk itu," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
MegawatiPDI PerjuanganOmnibus LawdemoDPR
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved