Pilkada 2020
Kisah Petugas dan Pasien Covid-19 di Pilkada 2020, Datangi Tempat Isolasi, Beri Suara Lewat Telepon
Kisah petugas KPPS hingga pasien Covid-19 di Pilkada 2020. Ada yang berikan suara lewat telepon.
Editor: ninda iswara
Sang ayah khawatir anaknya akan tertular.
Ia pun meminta sang anak yang merupakan ketua KPPS itu untuk pulang.
"Dia ketua KPPS (di RS Darurat). Saya keberatan, takut sampai terjangkit. Kalau terjangkit saya stres, kepikiran seterusnya," kata orangtua petugas KPPS yang enggan menyebutkan nama itu.
"Saya punya anak, saya tidak izinkan. Anak saya pulang, saya tunggu, jangan sampai anak saya masuk," kata dia.
Lantaran penolakan tersebut, PPK Krembangan pun akhirnya mengganti ketua KPPS dengan petugas lainnya.
Adapun di RS Darurat Lapangan, ada 73 pasien Covid-19 yang terdaftar dalam DPT Pilkada Surabaya 2020.
"Pada prinsipnya, kami concern pada teman-teman yang masuk ke dalam. Mereka akan dilindungi APD level 3, yang tertinggi, mulai dari pemakaian sampai yang paling penting melepas. Ada prosedur yang harus diikuti," kata Ketua Staf Pelayanan Medis RS Darurat Agus Haryanto.
5. Pasien corona di RS Abdoel Moeloek batal mencoblos
Pasien Covid-19 di Ruang Isolasi RS Abdoel Moeloek Bandar Lampung kehilangan hak pilihnya.
Menurut Panitia Pemilihan Kecamatan Kedaton, Wulandari, pihak RS sebenarnya mempersilakan pasien menggunakan hak suara.
Namun jika petugas TPS masuk, pihak RS tak mau menjamin apakah petugas tertular atau tidak walau telah mengenakan APD.
"Pihak RS tidak menghalangi cuma enggak mau bertanggung jawab jika petugas tertular," kata Wulan. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 5 Kisah Petugas, Pasien Covid-19 dan Hak Suaranya Saat Pilkada di Tengah Pandemi
dan di Tribunnews.com Kisah Petugas KPPS & Pasien Covid-19 di Pilkada 2020, Datangi Tempat Isolasi, Ada yang Batal Nyoblos