SBMPTN 2021
CATAT Penyesuaian Jadwal dan Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2021, Ada Kebijakan Terkait Waktu Ibadah
Penambahan waktu pada Pusat UTBK di UI, UNJ dan UPN Veteran Jakarta sebanyak 4 sesi.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Artinya, pemahaman konseptual yang mendalam dinilai memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan keberhasilan siswa daripada hafalan materi.
Hanya saja, kini banyak siswa di Indonesia yang memiliki tantangan dalam menaklukkan UTBK dan mengembangkan penguasaan mata pelajaran secara mendalam karena masih menggunakan metode belajar pasif, di mana kebanyakan siswa hanya duduk dan mendengarkan pelajaran.
Mengenal metode pembelajaran aktif
Sebagaimana dikutip dari Kompas.com "Survei: Dua Metode Belajar Ini Tingkatkan Peluang Lolos UTBK", CEO Zenius Rohan Monga mengatakan, UTBK merupakan ujian keterampilan berpikir dan penguasaan konsep, sehingga penting bagi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran aktif.
"Kami menemukan bahwa sekitar 80 persen dari 15.000 pengguna Zenius yang lulus UTBK Juli lalu telah menggunakan metode pembelajaran aktif. Rata-rata, masing-masing dari mereka juga menjawab sekitar 400 pertanyaan atau sekitar 13 pertanyaan per video konsep yang ada di Zenius," paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (22/1/2021).
Pembelajaran aktif mengacu pada metode pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan siswa melalui interaksi dan eksplorasi materi pembelajaran yang lebih tinggi.
Siswa yang secara efektif menerapkan metode pembelajaran aktif biasanya akan belajar dengan melakukan latihan, diskusi terbuka, mengajarkan teman-teman, atau lebih kompleks lagi, mempelajari studi kasus.
Dengan melibatkan diri dalam interaksi yang lebih berkualitas dengan materi pembelajaran mereka, siswa dapat memperkuat pemahaman dasar mereka dan mampu menghubungkan materi yang baru dipelajari dengan apa yang mereka dapat sebelumnya secara lebih mendalam, sehingga bisa mengembangkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis.
Penerapan prinsip pembelajaran aktif juga sejalan dengan artikel berjudul “The Neuroscience of Active Learning” oleh Claire Hoogendoorn dari New York City College of Technology.
Hoogendoorn berpendapat bahwa memecahkan masalah secara aktif membantu siswa untuk mengaktifkan bagian otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif (misalnya korteks prefrontal) yang tidak bekerja optimal dalam pembelajaran pasif.
Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa siswa yang secara aktif mencari cara untuk melakukan pendekatan dari berbagai sudut untuk suatu topik akan dapat mengintegrasikan pengetahuan dengan mengaktifkan berbagai proses otak yang saling berhubungan.
Sesi belajar 20 menit
Rohan juga mengatakan, berdasarkan temuan Zenius, mereka yang berhasil dalam ujian UTBK juga menerapkan metode ‘spaced repetition’ atau pengulangan berjarak.
Metode tersebut cenderung membuat siswa belajar dalam waktu yang singkat pada setiap sesi daripada memaksakan diri untuk belajar berjam-jam.
Metode ‘spaced repetition’ adalah strategi manajemen waktu yang mendorong pembelajaran yang singkat dan kuat dengan jeda yang cukup alih-alih belajar di sesi 3-4 jam yang panjang.