Penanganan Covid
Vaksin Covid-19 Moderna Disetujui, WHO Jelaskan untuk Penggunaan Darurat, Ini Tujuannya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendaftarkan vaksin Covid-19 Moderna untuk penggunaan darurat, pada Jumat (30/4/2021).
Editor: ninda iswara
"Ada permintaan besar untuk mencari tahu tentang memvaksinasi anak-anak dan apa fungsinya," kata Dr. David Wohl, Direktur Medis dari klinik vaksin di University of North Carolina, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Dalam studi terpisah, Moderna tengah menguji vaksinnya pada 3.000 anak berusia 12 hingga 17 tahun.
Hasilnya kemungkinan akan dikeluar pada musim panas mendatang.
Setelah itu, vaksin tersebut harus memperoleh izin agar dapat digunakan pada anak-anak, untuk itu akan perlu waktu sampai dapat digunakan.
Banyak orang tua menginginkan perlindungan bagi anak-anak mereka dan memvaksinasi anak-anak harus membantu menghasilkan kekebalan kawanan yang dianggap penting untuk menghentikan pandemi.
American Academy of Pediatrics telah menyerukan perluasan uji coba vaksin untuk memasukkan anak-anak.
Efek samping vaksin seperti demam, nyeri lengan, kelelahan, dan nyeri pada persendian serta otot bisa lebih intens pada anak-anak daripada pada orang dewasa.
Para dokter mengatakan penting bagi orangtua untuk menaruh perhatian lebih setelah anak-anak mereka divaksinasi.
Baca juga: GUBERNUR New York Amerika Serikat Izinkan Warga yang Divaksin Covid-19 Tak Perlu Pakai Masker Lagi
Baca juga: KABAR GEMBIRA, Vaksin Sinovac & AstraZeneca akan Tiba di Indonesia Dalam Waktu Dekat
Terima 2 Suntikan Berjarak 28 Hari
Dalam studi Moderna, setiap anak akan menerima dua suntikan dengan jarak 28 hari.
Studi ini akan memiliki dua bagian.
Yang pertama, anak-anak berusia dua tahun hingga kurang dari 12 dapat menerima dua dosis masing-masing 50 atau 100 mikrogram.
Mereka yang berusia di bawah dua tahun dapat menerima dua suntikan 25, 50 atau 100 mikrogram.
Untuk setiap kelompok, anak pertama yang divaksinasi akan menerima dosis terendah dan akan dipantau reaksinya sebelum peserta diberikan dosis yang lebih tinggi.
Kemudian, peneliti akan melakukan analisis sementara guna menentukan dosis mana yang paling aman dan paling mungkin melindungi setiap kelompok umur.