Breaking News:

Gegara Salah Shampo & Kebiasaan Menggaruk, Lihat yang Terjadi Pada Kepala Pria Ini, Sampai Dioperasi

Seorang pria mengalami kejadian tak mengenakkan gara-gara kebiasaan menggaruk kepala.

Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
TribunNewsmaker.com kolase/ TikTok @rikfyantariksa
Gegara kebiasaan menggaruk kepala dan salah shampo, pria ini harus dioperasi 

Terlebih ibu dan ayah Dakota tak merokok dan sangat membenci rokok.

"Bagian tersulit ketika harus membawanya ke Rumah Sakit Anak. Kata-kata tidak bisa menggambarkan perasaan saya sebagai orang tua," ujar Natasha.

Pekan lalu lembaga yang mengawasi produk terapi dan obat-obatan di Australia, atau Therapeutic Goods Administration (TGA) mengumumkan pelarangan penjualan vaping dengan nikotin tanpa resep dokter, setelah melihat penggunaannya yang meningkat di kalangan anak muda.

Apa yang dialami Dakota telah ditulis secara rinci dalam laporan Medical Journal of Australia (MJA).

Namun, beberapa dokter yang percaya vaping dapat membantu menghentikan kebiasaan merokok, mendesak agar laporan ini ditangani dengan penuh hati-hati.

Eli Dabscheck, seorang dokter pernapasan di Rumah Sakit Alfred di Melbourne, mengatakan laporan kasus tersebut jelas memenuhi definisi EVALI yang ditetapkan oleh Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC).

Dokter Eli mengatakan seorang anak berusia 15 tahun yang dilarikan ke rumah sakit dengan gejala Dakota "sangat tidak biasa".

Banyak anak muda yang vaping

Dokter Jancey, dari Curtin University, mengatakan bahwa sejak tahun 2013 penggunaan rokok elektrik di Australia telah meningkat secara signifikan.

Bahkan peningkatannya mencapai dua kali lipat pada usia 14-17 tahun dan hampir tiga kali lipat di kelompok usia 18 hingga 24 tahun, sementara tingkat merokok telah menurun.

Dakota Stephenson dan sang ibu, Natasha Stephenson
Dakota Stephenson dan sang ibu, Natasha Stephenson (Dok. Dakota Stephenson via ABC INDONESIA)

"Kita paham anak muda menganggap produk rokok elektrik relatif tidak berbahaya, tetapi sebenarnya tidak demikian," katanya.

"Rokok elektrik mengandung karsinogenik, logam berat dan perasa yang diciptakan untuk dicerna, bukan dihirup."

Lebih lanjut, Dokter Jancey mengatakan bahwa vape juga mengandung nikotin.

Hal ini berbahaya bagi perkembangan otak remaja karena dapat membuat gangguan pada fungsi otak dan daya ingat.

Namun permasalahannya yakni vape atau rokok elektrik justru dipromosikan secara luas di media sosial oleh produsen dan influencer.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 2.800 orang telah dirawat di rumah sakit atau meninggal karena kondisi EVALI antara Maret 2019 dan Februari 2020.

Data laboratorium juga menunjukkan vitamin E asetat, yakni zat tambahan dalam beberapa produk rokok elektrik atau vaping yang mengandung THC, sangat erat dengan kasus EVALI yang meningkat.

(TribunNewsmaker.com/Ninda)

Halaman 4/4
Tags:
viralTikTokoperasi
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved