Banyak Negara Uni Eropa Mulai Teriak Pasokan Gas dari Rusia, Putin Tegas Batasi Ekspor Energi
Negara Uni Eropa mulai menyerah, kini mulai teriak pasokan Gas dari Rusia.
Editor: Candra Isriadhi
Setelah dimulainya operasi khusus Rusia untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, Barat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Moskow.
Banyak negara telah mengumumkan pembekuan aset Rusia, seruan semakin keras untuk meninggalkan energi dari Rusia.
Semua ini telah berubah menjadi masalah bagi Amerika Serikat dan Eropa telah menyebabkan peningkatan harga pangan dan bahan bakar.
Putin Optimis Melawan NATO
Selama ini dianggap baru kerahkan 18 persen kekuatan, Putin siap hadapi NATO.
Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja bersikap tegas mengenai perkembangan situasi di Ukraina.
Presiden Rusia tersebut dianggap selama ini baru kerahkan 18 persen kekuatan militernya.
Pembawa acara televisi Rusia memperingatkan bahwa pasukan Presiden Vladimir Putin telah siap untuk menghadapi NATO.
Pernyataan ini muncul ketika ketegangan antara Moskow dan Barat terus meningkat karena perang di Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari Newsweek, Senin (27/6/2022), pernyataan ini diungkapkan oleh pembawa acara televisi Vladimir Solovyov.
Baca juga: Ajudan Putin Pastikan Rusia Hadir di KTT G20, Tak Lupa Beri Terima Kasih Atas Undangan Indonesia
Baca juga: Rudal Ukraina Gagal Gempur Rusia, Berputar-putar di Udara Lalu Kemudian Hilang Begitu Saja

Berbicara di televisi Channel 1, Andrey Gurulyov, wakil Duma Negara dan mantan wakil komandan distrik militer selatan Rusia, yang juga berbicara di acara itu, membual bahwa kemampuan nuklir Rusia dapat melikuidasi segala cara serangan yang mengancam wilayahnya.
Menanggapi perkataan tersebut, Solovyov mengatakan bahwa Rusia belum mengerahkan seluruh kekuatannya di Ukraina.
"Itulah mengapa dipahami mengapa kami saat ini menggunakan kurang dari 18 persen dari Angkatan Bersenjata kami, yang merupakan tentara masa damai, karena kami siap untuk konfrontasi langsung dengan angkatan bersenjata dari seluruh NATO," tutur Solovyov.
Kedua pria itu kemudian beralih ke topik senjata nuklir.
Solovyov mengatakan bahwa para pemimpin politik di Barat mengalami 'serangan jantung' ketika Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan Putin berbicara tentang sistem rudal Iskander dan jet Sukhoi.
Baca juga: Jokowi Segera Temui Vladimir Putin, Presiden Indonesia Khawatir Masalah Pangan yang Kian Merajalela
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Diduga Meninggal, Intelegen Inggris Menduga Kematiannya Dirahasiakan
