Breaking News:

ABG Dirazia, Satpol PP Syok Saat Antar Pulang, Ternyata Rumahnya di Makam Ayah Tidur Beralas Sajadah

Pilu kisah hidup remaja ini, ayah ibu sudah meninggal kini tak hidup sendirian. Tidur sendiri beralas sajadah di makam ayah tercinta

Editor: octaviamonalisa
TribunSolo/Dok Satpol PP Boyolali
Remaja tidur di makam ayahnya 

Tri beserta petugas lainnya terkejut ketika tiba di makam yang digunakan BW sebagai tempat tidurnya itu.

Baca juga: 2 Anaknya Meninggal, Orangtua Setiap Hari Ziarah ke Makam, Pilu Alasan Mengapa Tak Doakan dari Rumah

"Dari bekas yang ditinggalkan kelihatan kalau itu sudah lama ditempat untuk tidur, menurut pengakuan BW, dia tinggal di situ lebih dari 2 bulan," kata Tri.

"Jadi ada sajadah jumlahnya 3 yang digelar diatas salah satu nisan, sempat dihias juga, bunga ditaruh ke dalam botol yang diisi air, jadi sudah seperti rumah sendiri, seperti kamarnya sendiri," teranganya.

Berdasarkan keterangan dari BW, ia tinggal di makam agar lebih dekat dengan mendiang ayahnya yang dimakamkan disitu.

"Berdasarkan pengakuan si anak itu makam mendiang ayahnya, ketika saya tanya yang mana, dia menunjuk satu makam yang belum dibangun batu nisan di atasnya," jelas Tri.

Sementara BW saat ini tinggal di rumah singgah Kabupaten Boyolali di ruang aman.

BW kata dia, diketahui berasal dari Karangdowo, Kabupaten Klaten.

Kemudian, ia tinggal bersama salah satu kakaknya di wilayah Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.

Karena masalah internal dan tidak cocok dengan kakaknya, BW memutuskan untuk pergi dari rumah sang kakak dan bertahan hidup dengan bekerja serabutan.

Ilustrasi pemakaman
Ilustrasi pemakaman (Kolase Tribunstyle.com)

"Berdasarkan pengakuan dari BW, dia sejak lulus SD sudah latihan nukang, kemudian pernah bekerja di pencucian mobil, dan beberapa proyek pembangunan," kata Tri.

"Kalau sedang kerja di proyek, dia bisa tinggal disana, kalau proyeknya selesai dia bingung mau kemana, akhirnya dia datang ke makam ayahnya," tambahnya.

Meski masih berusia remaja, BW telah menelan kerasnya kehidupan, yang bahkan BW pernah hanya dikasih makan saja saat bekerja di proyek.

Sebelumnya, BW juga memiliki sepeda motor tua sebagai alat transportasinya, yang terpaksa ia jual karena tidak lagi memiliki uang selama pandemi covid-19.

Akhirnya, BW memutuskan mencari uang dengan menyeka debu mobil pengendara menggunakan kemoceng di lampu merah.

"Ketika saya tanya kenapa ngamen sulak, katanya sebenarnya dia juga tidak mau, dia malu, tapi mau bagaimana lagi, karena tidak ada orang yang mengajaknya bekerja di proyek," terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Solo
Tags:
Boyolaliremajamakamrazia
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved