100 'Ksatria Jagad Raya' Diutus ke Papua, Pergantian Personil Sedang Terjadi untuk Amankan Tanah Air
100 'Ksatria Jagad Raya' diutus ke Papua, pergantian personil sedang terjadi untuk amankan tanah air.
Editor: Candra Isriadhi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - 100 'Ksatria Jagad Raya' diutus ke Papua, pergantian personil sedang terjadi untuk amankan tanah air.
100 personel dari Batalyon Infanteri (Yonif) 756/Wimane Sili diberangkatkan ke Papua.
Hal itu menjadi agenda rutin setiap pergantian Satuan Tugas (Satgas) yang menjaga pos disana.
Pasukan Wimane Sili diberangkatkan dalam misi Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG di daerah Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Keberangkatan pasukan 'Wimane sili' dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon (Danyon) Yonif 756/WMs, Letkol Inf Tommy Yudistyo, di Baseops Lanud Silas Papare, Kabupaten Jayapura, Sabtu (3/9/2022).
Danyon Yonif 756/WMS, Letkol Inf Tommy Yudistyo mengatakan, pasukan ini akan mengisi pos-pos yang ditinggalkan oleh Satgas sebelumnya yaitu Yonif PR 431/SSP sambil menunggu kedatangan Satgas baru dari Yonif R 514/SY.
"Batalyon Infanteri 756/Wimane Sili merupakan satuan tempur organik yang berbasis di Wamena dan merupakan satuan yang berada di bawah Korem 172/PWY yang sudah malang melintang dalam melaksanakan berbagai penugasan terutama di wilayah Papua. Sehingga kami berharap dan berdoa dapat melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya," katanya.
Baca juga: Rela Mundur Jadi Artis, Ratu FTV Kini Jadi Istri Prajurit, Nangis Lepas Sang Suami Dinas ke Papua
Baca juga: Kompol CB, Sosok Perwira Polri yang Ditangkap BBN Papua Barat Karena Miliki Narkoba Jenis Sabu
Dikatakan, nantinya di Kiwirok Yonif 756/WMS akan melaksanakan operasi teritorial melalui pendekatan Binter dan Komsos untuk membantu Kodim dan Koramil setempat dalam rangka menciptakan ketenteraman dan rasa aman pada masyarakat khususnya bagi masyarakat Kiwirok.
“Ratusan prajurit 'Ksatria Jagad Raya' ini akan melaksanakan tugas di Kiwirok selama kurang lebih 2 bulan. Selama itu, kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengembalikan keamanan dan kondusifitas di daeraj tersebut,” ujar Danyon.
“Kepada seluruh prajurit Yonif 756/WMS saya ucapkan selamat bertugas. Tugas ini adalah tugas negara yang menuntut totalitas dalam pelaksanaannya guna menjaga stabilitas keamanan di wilayah Papua. Saya berharap seluruh prajurit dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh semangat,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, kepada seluruh personel agar dapat benar-benar menguasai kemampuan teknis dan taktis dalam menghadapi persoalan di daerah penugasan Papua, khususnya di Pegunungan Bintang.
“Melihat perkembangan situasi di wilayah yang memiliki kompleksitas dan dinamika yang cukup tinggi tersebut, maka prajurit dituntut kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi pula,” tandasnya.
Sulitnya Bongkar Kamuflase Pasukan KKB
Kelompok KKB di Papua miliki kamuflase tinggi terlihat baik di depan TNI Polri namun asliya mematikan.
Sebelumnya viral video yang memperlihatkan seorang pria paruh baya yang selama ini sangat baik, familiar dan suka membantu, ternyata telah bergabung ke KKB.
Bergabungnya sosok tersebut ke KKB tentu saja mengagetkan banyak pihak, termasuk aparat TNI dan Polri di pedalaman Papua.
Pasalnya, sosok yang satu ini, sangat dekat dengan TNI Polri. Apalagi kerap ia diminta untuk memimpin doa bila ada momen penting.
Bahkan setiap ada acara makan bersama, misalnya, maka figur tersebut pasti selalu dipercayakan untuk memimpin doa.
Namun, semua kebaikan yang dilakukan sosok tersebut selama ini, tiba-tiba sepertinya hilang dari ingatan.
Semua ini berawal dari sebuah momen dimana aparat TNI Polri bersama warga di wilayah pedalaman, hendak memperbaiki Pos Keamanan yang sebelumnya dirusak oleh KKB.
Pagi itu, sudah banyak warga di kampung tersebut, berkumpul pada lokasi yang merupakan tempat dilangsungkan kerja gotong royong tersebut.
Seiring jarum jam yang terus beranjak ke siang hari, aparat TNI Polri pun telah berjibaku bersama warga dalam membangun pos yang akan ditempati aparat keamanan.
Saking banyaknya warga yang datang membantu, sehingga pekerjaan pembangunan Pos Keamanan itu pun berjalan relatif cepat.
Hanya saja, ada hal mencurigakan yang tiba-tiba datang, ketika semua orang larut dalam pekerjaan tersebut.
Hal mencurigakan itu, adalah di tempat yang tak terlalu jauh dari lokasi kerja bakti tersebut, ada sekelompok pria terlihat sedang berkumpul.
Para pria itu terlihat sedang bernyanyi dan menari, larut dalam asyiknya berkumpul bersama di tempat itu.
Jarak antara para pria itu dan warga yang membantu TNI Polri membangun Pos Keamanan, hanya terpaut sekitar 500-700 meter jauhnya.
Oleh karena itu, semua yang dilakukan para pria tambun itu, mudah dilihat dari lokasi Pos Keamanan tersebut.
Semuanya tampak jelas dalam video yang belakangan ini viral di jagat maya.
Tak disebutkan pada distrik mana lokasi para TNI Polri dan warga setempat membangun Pos Keamanan tersebut.
Tak disebutkan pula dari kelompok mana para pria tambun itu datang, dan hendak kemana mereka pergi.
Bahkan tak diungkapkan pula, di bawah komando siapa, sekelompok pria yang asyik bernyanyi dan menari di tempat tersebut.
Namun dari video itu terungkap bahwa para pria tersebut bukan warga asli kampung itu.
Mereka juga bukan datang dari kampung tetangga. Sebab dari perangainya terlihat jelas, betapa mereka adalah 'pengelana' di hutan Papua.
Para pengelana tersebut, adalah KKB. Itu tampak dari cara-caranya saat berkumpul, yakni bernyanyi dan menari bersama.
Kehadiran KKB di tempat itu pun bukan karena kebetulan. Para pengelana itu kemungkinan sedang merencanakan sesuatu.
Sebab pada pagi itu, KKB menyaksikan sendiri betapa warga kampung itu sangat dekat dan menyatu dengan TNI Polri.
Fakta seperti yang disaksikan KKB itu, adalah hal tak disukai. Karena bagi KKB, haram bagi rakyat Papua berkumpul bersama TNI Polri, kapan pun dan dimana pun.
Makanya pada saat itu, aparat TNI Polri sempat mengkhawatirkan akan adanya serangan KKB ke tempat tersebut.
Akan tetapi, dari pengalaman yang terjadi selama ini, jika aparat TNI Polri kumpul bersama warga, maka umumnya KKB tak akan mungkin melakukan serangan.
Dari pengalaman itulah, aparat TNI Polri tak menggubris keberadaan KKB tersebut. Para prajurit larut dalam suasana gotong-royong di siang itu.
Namun satu hal yang tiba-tiba mengganggu, adalah pria yang biasanya memimpin doa, tak terlihat dalam kerja gotong royong tersebut.
Bahkan tak ada informasi sedikit pun tentang keberadaannya, walau sudah ditanyakan langsung pada anak-anaknya.
Makanya sesaat kemudian, beberapa prajurit TNI Polri diminta untuk memantau situasi di sekitar Pos Keamanan.
Apalagi ada tamu tak diundang, berada tak jauh dari lokasi gotong royong tersebut.
Pada saat itulah terungkap fakta, bahwa lelaki yang biasanya memimpin doa, ternyata ada bersama kelompok separatis tersebut.
Oknum tersebut bahkan berdiri di atas batu dan berhadapan dengan kelompok pria yang memanggul senjata api.
Ini semua terungkap dari lensa teropong yang diarahkan prajurit TNI Polri ke lokasi para anggota KKB itu berada.
Bahkan ketika dilihat melalui teleskop senjata api milik TNI Polri itu, tampak jelas betapa Sandia Magai, nama pria itu, sedang berada bersama KKB.
Bahkan ada kesan, seolah-olah Sandia Magai yang memimpin kelompok tersebut di tempat itu.
Hal mengejutkan lainnya, adalah Sandia Magai ternyata memegang senjata api, entah didapatkan dari siapa.
Tak diungkapkan pada video viral tersebut, apakah senjata api itu milik Sandia Magai, ataukah dipaksa KKB agar yang bersangkutan memegang barang haram tersebut.
Namun dari video yang viral di jagat maya itu, timbul kesan kalau pria yang biasanya memimpin doa di kampung itu, adalah awak KKB.
Hanya saja, pria bernama Sandia Magai itu, tak mau memamerkannya kepada publik. Atau bisa saja ia tak ingin kedoknya terbongkar, apalagi dihadapai TNI Polri.
Mungkin karena pertimbangan itulah, sehingga Sandia Magai pun terpaksa memainkan sinetron 'singa berbulu domba'.
Berpura-pura baik di hadapan TNI Polri dan warga setempat, padahal sesungguhnya Sandia Magai adalah pembunuh hebat milik KKB, yang sangat beringas saat melumat lawan.
Makanya ketika teleskop senjata TNI Polri itu menangkap wajah Sandia Magai, prajurit kebanggaan NKRI itu sempat tepekur.
Bahkan prajurit TNI Polri sempat membathin jikalau apa yang dilihatnya adalah sosok yang bukan orang sebenarnya.
Bahwa benar sosok itu adalah Sandia Magai, tapi diharapkan agar yang terlihat adalah bukan pria yang dekat dengan TNI Polri itu.
Karena bila melihat wajah Sandia Magai, maka yang muncul adalah wajah-wajah anaknya yang masib membutuhkan perhatian sang ayah.
Andaikata Sandia Magai dieksekusi hanya karena memegang senjata api, lantas bagaimana nasib anak-anak?
Bukankah selama ini, Sandia Magai adalah sosok yang baik, penuh pengertian, sangat familiar dan lain sebagainya.
Dari faktor kedekatan itulah, prajurit TNI Polri pun menitipkan pesan haru kepada pria yang dekat dengan TNI Polri itu.
"Ko Sandia Magai, kami harap bukan ko yang ada bersama anggota KKB itu."
"Kami harap bukan ko yang kami lihat dari teleskop canggih milik TNI Polri."
"Bukan ko yang berdiri di antara anggota KKB dan memegang senjata lalu mengarahkannya kepada kami."
"Tapi ko Sandia Magai, kalau sekali lagi ko terlihat dari teleskop TNI Polri, maka kami pasti tidak beri ampun."
"Untuk kali ini ko kami maafkan. Ko bukan musuh kami, tapi ko teman kami."
"Tapi sekali lagi, kalau ko terlihat lagi dari teleskop kami, maka tak ada lagi ampun bagi ko."
"Ko memang dekat dengan kami, ko sudah jadi teman kami. Tapi kalau masih gabung dengan KKB, artinya ko ternyata musuh NKRI."
(Tribun-Papua.com/Hendrik Rikarsyo Rewapatara)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul 100 Personel Pasukan Yonif 756/WMS Diberangkatkan ke Kiwirok Papua, Ada Apa?.