Kasus Ferdy Sambo
NGAKU Dilecehkan, Raut Wajah Putri Candrawathi saat Tiba di Jakarta Disorot Petugas PCR: Biasa Saja
Petugas PCR Bocorkan raut wajah Putri Candrawathi sepulang dari Magelang. Istri Ferdy Sambo tak terlihat takut seperti korban pelecehan.
Editor: octaviamonalisa
Lebih lanjut, Nevi menambahkan bahwa tidak ada kecurigaan apapun saat proses tes PCR tersebut.
Proses pemeriksaan pun berjalan normal hingga selesai.
"Ibu Putri beliau hasil minta 3 sampai 6 jam. Disampaikan dalam bentuk Whatsapp," pungkasnya.

Diketahui, dalam perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir J ini turut menyeret Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal, Kuwat Maruf dan Bharada Richard Eliezer sebagai terdakwa.
Tak hanya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah, khusus untuk Ferdy Sambo juga turut dijerat dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice.
Para terdakwa pembunuhan berencana itu didakwa melanggar pasal 340 subsidair Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Di kesempatan yang sama, sopir ambulans dari PT Bintang Medika Ahmad Syahrul Ramadhan menyatakan melihat banyak darah mengalir di sekitaran kepala Brigadir J saat ingin dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati.
Hal itu diungkapkan Syahrul saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi dalam sidang lanjutan perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir Yoshua.
Syahrul yang saat itu diminta untuk datang ke rumah dinas Ferdy Sambo, Komplek Polri, Duren Tiga, melihat banyak berceceran di lantai.
Baca juga: SOSOK Viktor Kamang, Legal XL yang Dinyinyiri Pengacara Kuat Maruf Pakai Anting, Lulusan S2 Hukum UI
Aliran darah segar itu mengalir di sekitaran tubuh dan kepala.
"Tadi saudara mengatakan saudara memegang kepala, ada keluar darah?" tanya ketua majelis hakim Wahyu Iman Santosa dalam persidangan, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).
"Saat saya angkat saya memegang tangan yang mulia," jawab Syahrul.
"Bukan kepala?" tanya hakim Wahyu.
"Tangan yang mulia dua-duanya (kedua tangan dengan posisi telentang)," kata Syahrul.
Syahrul melihat kondisi itu saat ingin memasukkan jasad Brigadir Yosua ke kantong jenazah.