Breaking News:

Berita Viral

TRAGIS, Antrean Bansos Ramadan di Yaman Berubah Jadi Tragedi Berdarah, Warga Terinjak,78 Orang Tewas

Tragedi mengenaskan, niat hati antri bantuan sosial jelang lebaran, kini justru berujung maut, menewaskan 78 orang.

Editor: Damar Klara Sinta
Freepik
Ilustrasi, antri bansos justru berujung maut tewaskan 78 orang 

Adapun pihak keluarga korban masih shock dan berduka, sehingga enggan ditemui atau dimintai keterangan oleh awak media.

Namun Ayah pelaku yang notabenenya adalah kakak dari korban, Rosichi, berkenan menemui awak media dan sedikit menceritakan kronologi pada saat kejadian yang merenggut nyawa adiknya.

Baca juga: INNALILLAHI, Diberi Martabak dari Tamu Asing, Wanita Cantik Ini Tewas, Diduga Diracun, Mulut Berbusa

Rosichi menjelaskan, sang anak pernah mengalami beberapa kali kecelakaan yang mengakibatkan luka pada bagian kepala dan cukup parah.

Pada usia 6 bulan pelaku mengalami kecelakaan sampai tempurung otaknya pecah, sehingga sampai usia tiga tahun rutin melakukan kontrol ke spesialis anak.

Kemudian pada usia 3 tahun, pelaku kembali mengalami kecelakaan lalu lintas dan luka di bagian kepala lagi.

Ketiga kalinya mengalami kecelakaan dan kembali mengalami gagar otak hingga hilang ingatan.

Singkat cerita karena kecelakaan yang berulang dan mengenai bagian kepala, pada tahun 2007 syaraf bagian otak pelaku kena sehingga masuk rumah sakit dan mendapat perawatan.

Kerusakan syaraf tersebut, mengakibatkan pelaku menjadi berbeda dalam artian ketika marah maka akan menggebu-gebu dan tidak terkontrol, terlebih jika keinginannya tidak dipenuhi.

Baca juga: GEGER Aksi Kejar-kejaran Polisi dengan Pemuda Bawa Celurit, Warga Panik, Ortu Syok: Gagal Lebaran?

Ilustrasi - keponakan tusuk pamannya yang baru saja tiba di kampung halamannya, polisi langsung mengamankan pelaku.
Ilustrasi - keponakan tusuk pamannya yang baru saja tiba di kampung halamannya, polisi langsung mengamankan pelaku. (Tribun Jogja/ Azka Ramadhan dan thinkstockphotos)

"Jadi anak saya ini kan habis menjual tanah warisan dan rencananya ingin dibuatkan rumah, sehingga saat nanti pulang dari pondok pesantren sudah ada rumah.

Tapi yang beli inikan bayarnya nyicil baru setengahnya, nah sedikit demi sedikit saya belikan material batu bata, besi, dan lain-lain akhirnya uang habis.

Nah anak saya ini marah dan minta uang penjualan tanah Rp 40 juta ditarik lagi dan ingin ia gunakan beli motor baru.

Tapi kan uang sudah saya belikan material jadi sisa Rp 3 juta. Anak saya tidak mau dan akhirnya marah, ngamuk dan mengancam saya, akhirnya saya melarikan diri keluar rumah," ungkap Rosichi, pada Tribun.

Bahkan untuk menghindari kejaran dan amukan sang anak, Rosichi kabur sembunyi di makam desa setempat dari subuh sampai malam hari.

Rosichi pun mengaku ia belum sempat bertemu dengan sang adik yang menjadi korban, karena sejak subuh sibuk kabur dari kejaran sang anak.

Baca juga: SAKIT HATI Dihina Kerja Tukang Potong Ayam, Pemuda Ini Tusuk Temannya hingga Tewas, Sempat Ajak Duel

Ilustrasi - keponakan tusuk pamannya yang baru saja tiba di kampung halamannya.
Ilustrasi - keponakan tusuk pamannya yang baru saja tiba di kampung halamannya. (iStockPhoto)

Ia tidak berani masuk ke rumah karena mengetahui sang anak masih mencarinya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Tags:
berita viral hari inibansosYamantewasMaut
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved