Breaking News:

Berita Viral

CURHATAN Remaja Obesitas 200 Kg di Jakarta, Ingin Kurus Tapi Gak Punya Biaya: 'Bermimpi Jadi Dokter'

Ahmad Juwanto, remaja obesitas yang kini dirawat nenek di Cipayung, Jakarta, ingin kurus tapi terkendala biaya, bermimpi jadi dokter.

Editor: Dika Pradana
TribunJakarta
Ahmad Juwanto, remaja obesitas yang kini dirawat nenek di Cipayung, Jakarta, meminta bantuan pemerintah 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ingin kurus dan hidup normal agar bisa menjadi dokter adalah curahan hati dari sosok Ahmad Juwanto, remaja berusia 19 tahun yang mengalami obesitas 200 kg.

Sosok Ahmad Juwanto belakangan ini menjadi sorotan publik lantaran perjuangannya dalam menjalani hidup yang berat sebagai seorang penyintas obesitas.

Dia menginginkan bisa beraktivitas normal layaknya orang-orang pada umumnya, namun terhambat oleh biaya.

Ahmad Juwanto, remaja obesitas yang kini dirawat nenek di Cipayung, Jakarta, meminta bantuan pemerintah
Ahmad Juwanto, remaja obesitas yang kini dirawat nenek di Cipayung, Jakarta, meminta bantuan pemerintah (TribunJakarta)

Untuk menjadi kurus baginya adalah hal yang berat dan membutuhkan biaya ekstra.

Diketahui, Ahmad Juwanto menderita obesitas sejak usia 10 tahun.

Hingga pada akhirnya, obesitas tersebut membuatnya tak dapat beraktivitas.

Dia hanya bisa menghabiskan waktu dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.

Baca juga: SOSOK Selebgram Tut Herky, Didiagnosis Terlambat Tumbuh, Jadi Tumpuan Keluarga sebelum Meninggal

Warga Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur itu memimpikan berat badan yang normal.

Ia ingin mnegejar cita-citanya menjadi seorang dokter.

Niat mulia Juwanto, mau menolong orang banyak.

Hal itu disampaikannya kepada TribunJakarta saat disambangi di kediamannya, Rabu (5/7/2023).

Baca juga: HEROIK! Marbot 61 Tahun di Balikpapan Hajar Pencuri Kotak Amal, Ternyata Pelaku Curanmor: Dibanting

Ahmad Juwanto, remaja obesitas yang kini dirawat nenek di Cipayung, Jakarta, meminta bantuan pemerintah
Ahmad Juwanto, remaja obesitas yang kini dirawat nenek di Cipayung, Jakarta, meminta bantuan pemerintah (TribunJakarta)

"Inginnya badan normal seperti teman-teman. Cita-cita saya ingin jadi dokter, biar bisa bantu orang tua sama orang lain," kata Juwanto.

Juwanto mengaku merasa terbebani dengan bobotnya, karena untuk beraktivitas sehari-hari saja dia membutuhkan bantuan pihak keluarga yang merawatnya.

Bahkan akibat kondisi dialami, sudah dua tahun terakhir sejak beratnya mencapai lebih dari 200 kilogram Juwanto mengalami insomnia.

Hal itu membuatnya baru bisa tidur pada dini hari.

Baca juga: Duit Dari Mana? NESTAPA Remaja Obesitas 200 Kg Diasuh Nenek di Jakarta, Sulit Gerak:Minta Bantuan

Nenek Ahmad Juwanto meminta bantuan dari pemerintah
Nenek Ahmad Juwanto meminta bantuan dari pemerintah (TribunJakarta)

"Semenjak sakit (obesitas) susah tidur, baru bisa tidur jam 02.00 WIB, jam 03.00 WIB. Kalau enggak bisa tidur paling main handphone saja. Maunya bisa sembuh," ujar Juwanto.

Sebelum beratnya lebih dari 200 kilogram, pihak keluarga sebenarnya sudah berupaya membawa Juwanto ke sejumlah fasilitas kesehatan.

Di sejumlah fasilitas kesehatan, ia telah mendapat penanganan medis.

Sudah tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Timur didatangi, tapi karena tidak membuahkan hasil.

Ilustrasi obesitas
Ilustrasi obesitas (Hindustan Times)

Kini pihak keluarga terbebani dengan biaya akomodasi pengobatan pun terpaksa terhenti.

Keterbatasan ekonomi pihak keluarga dan penyakit obesitas diderita juga membuat Juwanto terpaksa putus sekolah.

Hal ini juga diperburuk dengan minimnya perhatian pemerintah.

"Sebelum-sebelumnya orang Puskesmas dan Kelurahan datang, tapi kontrol kondisi saja." tutur Nenek Juwanto, Lina (54).

"Kita mau bawa ke rumah sakit juga bagaimana, enggak ada biaya," pungkasnya.

JERIT TANGIS Fajri, Pria Obesitas yang Tak Ingin Repotkan Tetangga: Jenazah Dikatrol di Liang Lahat

SOSOK pria obesitas berusia 26 tahun asal Tangerang, Banten bernama Muhammad Fajri dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023) dini hari.

Diketahui, Fajri yang berbobot 300 kg tersebut sempat mengalami gangguan organ dalam.

Sosoknya sempat viral karena harus dievakuasi dari rumahnya di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang dengan menggunakan alat berat pada Rabu (7/6/2023).

Rencananya,  jenazah akan diangkut menggunakan mobil ambulans berukuran jumbo.

Jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan cara dikatrol.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia, sosok Muhammad Fajri ternyata sosok yang baik hati, tak ingin repotkan tetangga.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia, sosok Muhammad Fajri ternyata sosok yang baik hati, tak ingin repotkan tetangga. (WartaKota)

Beberapa hari sebelum meninggal dunia, Muhammad Fajri dievakuasi petugas Damkar dan harus menjebol dinding rumah Fajri.

Proses evakuasi yang dramatis pun viral di media sosial.

Awalnya ia dibawa ke RSUD Tangerang untuk menjalani perawatan.

Ia kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan lebih intensif pada Jumat (9/6/2023).

Sebelum dievakuasi pula, tetangga kerap mendengar jeritan sakit Fajri yang tinggal bersama ibunya.

Semasa hidupnya pula, Fajri dikenal tak ingin merepotkan tetangga.

Baca juga: INNALILLAHI! Fajri, Pria Obesitas 300Kg Tutup Usia, Keluarga Pilu: Sempat Alami Gangguan Organ Dalam

Sebelum dilarikan ke RS dan dinyatakan meninggal dunia, ternyata Muhammad Fajri ternyata sosok yang baik hati, tak ingin repotkan tetangga.
Sebelum dilarikan ke RS dan dinyatakan meninggal dunia, ternyata Muhammad Fajri ternyata sosok yang baik hati, tak ingin repotkan tetangga. (Kolase Tribun / Ist)

Jerit Tangis Fajri

Sebelum menjalani perawatan di rumah sakit, Fajri kerap merintih kesakitan.

Tetangga sekitar rumahnya selalu mendengar Fajri menangis memecahkan keheningan malam.

Suara penderitaan yang datang dari rasa sakit dan ketidakberdayaan itu selalu terdengar.

Pukul 03.00 WIB, rintihan pria obesitas dengan berat kurang lebih 300 kilogram itu menembus tembok-tembok rumah sampai ke telinga tetanngganya.

Tidak mudah menghilangkan rasa sakit pria yang hanya hidup dengan ibunya yang juga tidak benar-benar sehat.

Fajri enggan berobat ke rumah sakit khawatir merepotkan tetangga karena berat badannya.

Baca juga: NASIB Fajri Pria Obesitas 300 Kg di Tangerang, Kulit Luka-luka, Dokter Kesulitan Suntik: Otot Tebal

Soal rintihan Fajri yang selalu terdengar setiap pukul tiga subuh, disampaikan oleh Acim, tetangga Fajri di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang.

Acim kaget mendengar tangisan itu. Dia pun menyadari bahwa suara itu adalah Fajri, pria obesitas yang tinggal di sebelah rumahnya.

"Saya kan di sini (rumah) kalau malam tuh jam 2-3 dini hari, kadang Fajri suka nangis katanya sakit," kata Acim saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Kamis (15/6/2023).

Lantaran khawatir dengan kondisi Fajri, keesokan harinya Acim menanyakan apa yang terjadi.

Fajri mengatakan kerap mengalami sakit, terutama di kaki dan tangannya pada malam hari.

Proses evakuasi Muhammad Fajri, pria berbobot 300 kg di Tangerang.
Proses evakuasi Muhammad Fajri, pria berbobot 300 kg di Tangerang. (TribunJakarta/Type2nature)

Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangan Fajri akhirnya mau dibawa ke rumah sakit.

"Sebelumnya kan dia ga pernah mau dibawa berobat, padahal warga sudah pada nyaranin tapi dia selalu gamau. Nah karena ia sakit itu akhirnya mau tuh berobat," papar Acim.

Meski tinggal bersebelahan, Acim mengaku tak banyak berkomunikasi dengan Fajri.

Terlebih lagi pada saat itu, Fajri masih bisa beraktivitas.

Fajri lebih banyak berhubungan dengan Herman, tetangga yang tinggal di sebelah kiri rumahnya.

"Dia tinggal di sini sekitar empat tahun lalu. Sekarang cuma tinggal sama ibunya aja, bapaknya dia meninggal dua tahun lalu. Terus abangnya tinggalnya misah ga di sini," papar Acim.

Proses evakuasi Muhammad Fajri (27), pria berbobot 300 kg di Tangerang.
Proses evakuasi Muhammad Fajri (27), pria berbobot 300 kg di Tangerang. (TribunJakarta.com)

Sebelum mengalami kecelakaan yang membuatnya tak bisa beraktivitas, Acim menyebut Fajri kerap bepergian dengan sepeda motornya.

Saat itu, Fajri bekerja sebagai biro saja pengurusan surat-surat kendaraan.

"Badannya sebelum jatuh memang udah gede tapi enggak segede sekarang," kata Acim.

Sekitar delapan bulan terakhir, kondisi kesehatan Fajri memang memburuk.

Hal itu lantaran obesitas ekstrem yang dideritanya membuat berat badannya naik drastis sampai dikabarkan mencapai 300 kilogram.

Alhasil, Fajri hanya bisa berbaring di rumahnya.

Kendati begitu, Acim menyebut Fajri masih bisa bekerja jual beli secara online.

Berita ini telah diolah dari artikel TribunJakarta.com.

Tags:
berita viral hari iniremajaObesitas 200 KgJakartaAhmad Juwantobiayadokter
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved