Breaking News:

Berita Kriminal

INNALILLAHI! Alasan Lelah Merawat, Ayah di Bali Tega Bunuh Anak, Tangan Berdarah-darah Luka Tersayat

Seorang ayah kandung berinisial IMS (47) tega membunuh anak kandungnya berinisial PR (26).

Editor: Eri Ariyanto
iStockPhoto
Ilustrasi ayah bunuh anak. 

TRIBUNNEWSMAKER - Seorang ayah kandung berinisial IMS (47) tega membunuh anak kandungnya berinisial PR (26).

Pelaku menghabisi nyawa korban di kediamannya di Jalan Bukit Tunggal, Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.

Menurut informasi, IMS membunuh PR dengan cara menyayat pergelangan tangan kirinya.

Pelaku melakukan tindak kejahatan itu dengan menggunakan pisau.

Ilustrasi - Depresi berujung bunuh diri
Ilustrasi ayah depresi. (Love in the Wind/ Shutterstock)

Depresi

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Denpasar, Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas, mengatakan IMS membunuh anaknya lalu bunuh diri lantaran mengalami depresi selama merawat korban satu tahun terakhir.

"Sebelum Covid-19, korban PR dirawat oleh neneknya karena ada berkebutuhan khusus." kata dia dalam konferensi pers di Mapolresta Denpasar Barat pada Selasa (11/7/2023).

"Kemudian setelah Covid-19 dikembalikan kepada orangtuanya, IMS, " sambungnya.

IMS, kata polisi, juga beberapa kali ingin bunuh diri.

"Sekitar satu tahun lebih merawat dan yang bersangkutan sudah merasa lelah untuk merawat dan beberapa kali ingin bunuh diri dari pihak IMS," lanjutnya.

Baca juga: SYOK! Niat Ambil Air, Napi Ini Malah Temui Temannya Tewas Gantung Diri di Lapas Kedungpane Semarang

ILUSTRASI Mayat diamankan polisi, garis polisi
ILUSTRASI jenazah dan garis polisi (Tribun)

Diketahui adik korban

Bambang mengatakan, peristiwa pembunuhan ini terjadi di sebuah kamar di rumah tersebut pada Kamis (6/7/2023) sekitar pukul 11.00 Wita siang.

Di rumah dua lantai itu, pelaku bersama istrinya tinggal bersama empat orang anaknya termasuk korban.

Saat kejadian, anggota keluarga lainnya sedang berada di lantai satu, sedangkan korban dan ayahnya berada dalam kamar.

Selanjutnya, keberadaan jenazah keduanya diketahui pertama kali oleh adik korban saat masuk ke dalam kamar tersebut.

Dia melihat kakaknya dalam posisi telentang tak bergerak di lantai, sedangkan ayah tengkurap dalam kondisi kejang-kejang dan bersimbah darah.

Kemudian, kemudian keluarga membawa IMS ke IGD RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk mendapat perawatan medis, namun nyawanya tak tertolong. Sedangkan, korban dititipkan ke ruang jenazah setempat.

Baca juga: INNALILLAHI! Wanita di Cileungsi Bogor Ditemukan Tewas dalam Posisi Terlentang di Kontrakan

Ilustrasi pembunuhan istri.
Ilustrasi ayah bunuh anak kandung. (KOMPAS.COM/Shutterstock)

Dibunuh

Bambang mengatakan, kejadian ini baru diketahui oleh polisi berkat laporan dari dokter forensik usai menerima dua jenazah dengan kematian tidak wajar tersebut.

Selanjutnya, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.

"Hasil pemeriksaan semuanya dapat disampaikan bahwa korban PR atau anak dari IMS ini ternyata meninggal tidak wajar atau dibunuh dengan perlukaan di leher, bekas dijerat," kata dia.

Polisi yakin pelaku pembunuhan itu hanya mengarah pada IMS setelah mendapat alat bukti seperti tali untuk menjerat leher korban, pisau cutter yang digunakan untuk menyayat tangannya sendiri, dan satu buku catatan milik IMS.

"Hasil pemeriksaan dan olah TKP diperkuat lagi dengan ada buku memori dan ada beberapa saksi menyampaikan memang IMS mengalami depresi dan ingin beberapa kali bunuh diri dan sudah berobat ke psikiater," kata dia.

Setelah membunuh anaknya, IMS diduga bunuh diri.

"Maka dipastikan yang bersangkutan meninggal dunia karena bunuh diri karena terjangkau atau dalam jangkauan pelaku sendiri," tambahnya.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Fakta baru pembunuhan pria tua di Pademangan, ternyata pelaku sakit hati.
Fakta baru pembunuhan pria tua di Pademangan, ternyata pelaku sakit hati. (TribunJatim)

Berita Lainnya, MURKA Dipaksa Seks Sesama Jenis, Korban Bunuh Pelaku Pakai Gunting, Mayat Tertumpuk Baju Penuh Darah

ASTAGFIRULLAH! seorang pria separuh baya nekat melakukan hubungan seks sesama jenis, korban murka langsung membunuh pelaku. 

Baru saja seorang pria ditemukan tewas di kontrakan dengan kondisi mengenaskan. 

Mayat tersebut bernama Waluyo sedangkan pelaku pembunuhan bernama Maulana Aziz. 

Saat polisi melakukan penyelidikan, tak menduga jika mayat ternyata dibunuh. 

Korban sekaligus pelaku pembunuhan ini, Maulana Aziz mengungkapkan jika dirinya sudah muak dengan Waluyo. 

Lantaran ia selalu dipaksa memuaskan hasrat seksualnya. 

Maulana mengungkapkan jika Waluyo memiliki kelainan seks. 

Baca juga: UPDATE Pembunuhan Pemandu Karaoke di Madiun, Kabur ke Pekanbaru, Kini Ditangkap Polisi, Ini Motifnya

Lantas, bagaimana kronologinya? 

Waluyo (51) sempat meminta nafsu seksualnya dilayani sebelum dibunuh Maulana Aziz (20) dalam kontrakan di Kampung Muka Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (3/7/2023) silam.

Jelang ajalnya, Waluyo yang penyuka sesama jenis memaksa Maulana melayani hasratnya yang sudah di ubun-ubun sehingga membuat pelaku tak tahan lagi.

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully mengatakan, Maulana pun membunuh korban Waluyo menggunakan gunting dan pisau yang ada di dalam kontrakan tersebut.

"Pelaku dipaksa untuk melayani korban, sehingga pelaku sakit hati," kata Titus kepada wartawan, Senin (10/7/2023).

"(Pelaku) membunuh korban dengan pisau dan gunting dengan cara menusuk leher korban menggunakan benda tersebut sampai korban meninggal," sambung dia.

Lelaki paruh baya itu tewas di tangan Maulana dalam kontrakan sempit di Kampung Muka Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

Jenazahnya baru ditemukan dua hari kemudian dalam kondisi tertutup tumpukan pakaian.

Upaya Maulana menutupi jasad Waluyo dengan pakaian tak membuahkan hasil karena pada akhirnya bau busuk mulai tercium.

Baca juga: FAKTA BARU Pembunuhan Bos Toko di Makassar, Pelaku Punya Kelainan Seksual, Mau Wik-wik dengan Korban

Bau itu menyebar ke permukiman Kampung Muka yang sarat akan gang sempit pinggir rel kereta.

Aroma menyengat sedikit sudah pasti gampang tercium, apalagi kontrakan Waluyo berhimpitan dengan kontrakan-kontrakan lainnya di gang sempit RT 09 RW 04 Ancol.

Ilustrasi pembunuhan
Ilustrasi pembunuhan (KOMPAS.COM/Shutterstock)

Rabu (5/7/2023) siang, polisi yang menerima laporan warga soal kematian Waluyo segera datang ke lokasi dan mengambil jenazah korban untuk diautopsi.

Nyatanya, pada tubuh Waluyo terdapat beberapa luka tusukan sehingga kematiannya dipastikan akibat pembunuhan.

Penyelidikan berlanjut sampai akhirnya polisi menangkap Maulana Aziz di Wonosobo, Jawa Tengah pada Sabtu (8/7/2023) lalu.

Kepada polisi, Maulana mengaku nekat merenggut nyawa Waluyo karena sudah tak kuat dijadikan budak seks selama setahun belakangan.

"Motif pelaku adalah balas dendam dan sakit hati dengan korban karena kurang lebih setahun dilecehkan secara seksual oleh korban," kata Titus.

Maulana mengaku sekitar setahun yang lalu merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

Di tengah kondisinya yang luntang lantung, ia bertemu dengan Waluyo yang bekerja sebagai seorang sopir pribadi lalu mulai berkenalan.

Baca juga: FAKTA BARU! Kasus Pembunuhan di Rumah Kontrakan Ponorogo, Ternyata Korbannya Pensiunan Tentara

Dari perkenalan itu, Maulana mulai sering diajak Waluyo main ke kontrakannya.

Tak peduli sesempit dan sekotor apapun kontrakan Waluyo, Maulana selalu mengiyakan setiap ajakan untuk berkunjung ke sana.

Sebab, lanjut AKBP Titus, Maulana masih belum punya tempat tinggal tetap semenjak merantau dari Wonosobo setahun yang lalu.

"Jadi, pelaku ditampung di rumah, korban karena pelaku merantau. Udah kurang lebih setahun pelaku tinggal di rumah korban," ungkap Titus.

Warga Lihat Ada Kejanggalan Sebelum Kasus Terungkap

Sebelum kasus ini terungkap, warga di sekitar kontrakan tempat tinggal Waluyo melihat ada kejanggalan-kejanggalan terkait penemuan jenazah pria paruh baya itu.

Zainudin menambahkan, sosok Waluyo dikenal sebagai pribadi yang tertutup.

Pria yang tinggal sebatang kara itu diketahui jarang berinteraksi maupun mengobrol dengan para tetangganya.

"Dia sehari-harinya tertutup, sama (tetangga) sebelah juga enggak komunikasi atau gimana," ucap Zainudin.

Menurut Zainudin, Waluyo tinggal di kontrakan tersebut sejak tahun 2022 silam atau sudah sekitar satu tahun lamanya.

Pada saat pertama kali datang, Waluyo mengaku bekerja sebagai sopir pribadi merangkap pengemudi ojek online.

"Pas awal dia datang saya sempat tanya kerjanya, dia jawab sopir di perumahan, sopir pribadi. Kalau pulang korban langsung ngojek," kata Zainudin. (Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta)

Diolah dari berita tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari iniAyah Bunuh Anak KandungDenpasarBali
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved