Breaking News:

Israel Upayakan Pembebasan Sandera, Abu Ubaida Sebut 60 Tawanan Terbunuh Serangan Israel Sendiri

Brigade al-Qassam beberapa kali memperingatkan pemboman Israel di Jalur Gaza dapat menewaskan dan melukai sandera.

Editor: Sinta Manila
AFP/SAID KHATIB
(FILE) Abu Ubaida (tengah), juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang 49- insinyur Tunisia dan ahli drone berusia satu tahun, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Setelah serangan besar-besaran Israel ke Gaza, apakah para sandera yang dijadikan dalih utama perjuangan Israel masih selamat?

Bahkan para sandera ini masih dinegosiasikan nasibnya oleh Israel dan Hamas untuk ditukar dengan imbalan jeda pertempuran.

Merujuk dengan tujuan dan situasi saat ini, juru bicara Hamas justru mengabarkan hal berbeda.

Baca juga: Kesepakatan Hamas, Pembebasan 50 Sandera, Imbalannya Jeda Pertempuran 5 hari, Dibantah Israel!

Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izz al-Din al-Qassam (cabang militer kelompok Hamas Palestina), mengumumkan ia kehilangan kontak dengan sejumlah kelompok yang bertugas melidungi sandera di Jalur Gaza.

"Nasib para sandera masih belum diketahui setelah hilang kontak," kata Abu Ubaida pada Sabtu (18/11/2023) malam.

Brigade al-Qassam beberapa kali memperingatkan pemboman Israel di Jalur Gaza dapat menewaskan dan melukai sandera.

Sebelumnya, Abu Ubaida mengumumkan 60 sandera terbunuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza pada 5 November 2023.

"Setelah operasi pencarian, 23 jenazah di antaranya masih hilang di bawah reruntuhan hingga saat ini," kata Abu Ubaida di saluran Telegram pada Minggu (5/11/2023), dikutip Al Jazeera.

"Sepertinya kita tidak bisa mencapai mereka karena agresi brutal pendudukan yang terus berlanjut terhadap Gaza," tambahnya.

Setelah memulai operasi Badai Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Hamas mengumumkan jumlah sandera antara 200-240 warga Israel dan warga negara lain.

Baca juga: Hamas Belum Habis! IDF Bernafsu ke Gaza Selatan setelah Tak Berhasil di Gaza Utara, Israel Bingung?

Di antara para sandera, terdapat personel militer berpangkat tinggi dan Hamas ingin menukar mereka dengan warga Palestina termasuk anak-anak yang ditahan di penjara Israel.

(FILE) Abu Ubaida (tengah), juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang 49- insinyur Tunisia dan ahli drone berusia satu tahun, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016.
(FILE) Abu Ubaida (tengah), juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang 49- insinyur Tunisia dan ahli drone berusia satu tahun, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016. (AFP/SAID KHATIB)

Sejauh ini, Hamas membebaskan empat sandera wanita di antara 240 orang.

Sementara itu, keluarga sandera yang ditahan Hamas, menggelar demo dari Tel Aviv ke depan kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Yerusalem pada Sabtu (18/11/2023).

Para demonstran mendesak Netanyahu untuk melakukan penukaran sandera.

Belum ada kabar mengenai kesepakatan penukaran sandera Hamas dengan Israel yang ditengahi Qatar dan Amerika Serikat.

Baca juga: Israel Kibarkan Bendera, Menang? Hamas: Itu Ilusi Bagian dari Perang Psikologis Terhadap Penduduk

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
sanderaIsraelHamas
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved