Breaking News:

Palestina vs Israel

Rencana PM Netanyahu yang Mendorong Warga Palestina Meninggalkan Gaza Secara Sukarela Dikecam Dunia

Netanyahu sedang membentuk komite untuk memastikan bahwa siapapun yang ingin pindah ke negara ketiga dapat melakukan hal tersebut.

Editor: Sinta Manila
Anadolu
Militer Israel, IDF, menyebarkan selebaran yang menawarkan imbalan uang kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi di mana letak persembunyian para pemimpin Hamas ke mereka kepada warga Palestina di Gaza, Kamis, 14 Desember 2023. 

"Pengakuan Netanyahu mengenai pemindahan paksa warga kami adalah tamparan berikutnya untuk negara-negara yang mendukung dia dalam perang genosida di Jalur Gaza," kata Kementerian Luar Negeri Palestina.

"Rakyat Palestina tak akan membiarkan rencana apa pun yang bertujuan melenyapkan perjuangan atau mengeluarkan mereka dari tanah dan tempat sucinya," tambah Kemlu Palestina.

Baca juga: Kelaparan Melanda, Ribuan Warga Gaza Harus Mengantre Mendapatkan Sedikit Makanan dari Badan Amal

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas juga mengecam rencana Netanyahu dengan menyebut rencana itu sebagai upaya "memperpanjang agresi."

Militer Israel, IDF, menyebarkan selebaran yang menawarkan imbalan uang kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi di mana letak persembunyian para pemimpin Hamas ke mereka kepada warga Palestina di Gaza, Kamis, 14 Desember 2023.
Militer Israel, IDF, menyebarkan selebaran yang menawarkan imbalan uang kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi di mana letak persembunyian para pemimpin Hamas ke mereka kepada warga Palestina di Gaza, Kamis, 14 Desember 2023. (Anadolu)

Penolakan serupa juga turut dilontarkan Dewan Pengungsi Norwegia pada Selasa (26/12/2023).

Dalam keterangan resminya Dewan Pengungsi Norwegia memperingatkan pemindahan paksa warga Palestina merupakan “pelanggaran serius terhadap hukum internasional”.

“Hal tersebut juga merupakan kejahatan yang kejam," kata Ketua Dewan Pengungsi Norwegia Jan Egeland.

Para kelompok HAM menilai pemindahan paksa ratusan ribu warga Palestina di Gaza oleh Israel, mengingatkan peristiwa bencana tahun 1948 yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai ‘Nakba’.

Nakba sendiri merupakan peristiwa eksodus massal yang menimpa setidaknya 750 ribu orang Arab di negara itu.

Pasukan Israel yang saat itu baru dibentuk, melancarkan serangan besar-besaran.

Akibatnya, terjadi pemindahan permanen lebih dari setengah populasi Palestina.

Peristiwa itu bahkan meninggalkan luka mendalam bagi penduduk setempat, karena secara tidak langsung penjajahan itu membuat penduduk Palestina terusir dari tanah airnya.

Sebagian besar orang Palestina berakhir sebagai pengungsi tanpa kewarganegaraan di negara-negara Arab, tak banyak dari mereka yang pindah lebih jauh.

Sementara itu menurut badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, sebagian besar orang Palestina korban Nakba memilih tinggal di kamp-kamp pengungsi yang seiring waktu berubah menjadi kota-kota pengungsi.

Mereka kebanyakan menempati Jalur Gaza,Tepi Barat yang Diduduki, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yerusalem Timur.

Artikel diolah dari Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Benjamin NetanyahuIsraelPalestina
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved