Breaking News:

Palestina vs Israel

Alasan Amerika Serikat Tolak Rencana Israel Usir Warga Palestina dari Gaza dengan Migrasi Sukarela

Amerika Serikat mengklaim tolak seruan pejabat Israel untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.

Editor: Sinta Manila
Al Jazeera
Sebanyak 70 warga Palestina yang berlindung di kamp pengungsi al-Maghazi di Gaza tewas dihujani rudal Israel, Minggu, 24 Desember 2023. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir, mengemukakan bahwa Israel akan mengusir warga Gaza ke luar negeri.

Smotrich memakai istilah "migrasi sukarela" untuk pengusiran warga Gaza itu.

Menurut dia, pengusiran total atau setidaknya mayoritas warga Palestina dari Gaza untuk memastikan Gaza tidak dikuasai Hamas.

Baca juga: Sosok Bos Hamas Paling Ditakuti AS, Saleh al-Arouri, Tewas di Beirut Terkena Serangan Drone Israel

Amerika Serikat mengklaim tolak seruan pejabat Israel untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller menyatakan bahwa pernyataan Menteri Israel Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Givr itu merupakan retorika yang bersifat menghasut dan tidak bertanggungjawab.

"Kami telah mendapatkan informasi berulang kali dan secara konsisten dari pemerintah Israel, termasuk oleh Perdana Menteri, bahwa pernyataan semacam itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel.

Pernyataan tersebut harus segera dihentikan," kata dia dalam keterangan resminya yang diterima, Rabu (3/1/2024).

Baca juga: Warga Israel Tolak Kembali ke Rumah Mereka yang Ada di Dekat Jalur Gaza, Meski Diberi Kompensasi

Joe Biden dan Netanyahu berada dalam percakapan telepon yang sulit soal pajak Palestina yang ditahan oleh Israel. Israel takut uangnya jatuh ke Hamas.
Joe Biden dan Netanyahu berada dalam percakapan telepon yang sulit soal pajak Palestina yang ditahan oleh Israel. Israel takut uangnya jatuh ke Hamas. (Tribun Video)

Pihaknya menyatakan, AS berada dipihak yang menyatakan secara jelas, konsisten, dan tegas bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina.

Matthew berharap, tidak ada lagi perpecahan di tanah Palestina antara Hamas dan Israel soal penguasaan Gaza.

"Dengan Hamas tidak lagi mengendalikan masa depannya dan tanpa kelompok teroris yang bisa mengancam Israel. Itu adalah masa depan yang kami harapkan, demi kepentingan warga Israel dan Palestina, kawasan sekitarnya dan dunia," ungkap Matthew.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich menyerukan warga Palestina di Gaza untuk meninggalkan daerah yang sudah terkepung itu.

Baca juga: Pemerintah Israel Blak-blakan Ingin Usir Semua Warga Gaza Demi Perluasan Permukiman Warga Israel

Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, 8 November 2023.
Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, 8 November 2023. (AP/Hatem Moussa)

Gagasan itu disampaikan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, Minggu (31/12/2023).

Baca juga: UU Kontroversial yang Disahkan PM Netanyahu, Dibatalkan Mahkamah Agung Israel, Bakal Picu Keretakan

Smotrich memakai istilah "migrasi sukarela" untuk pengusiran warga Gaza itu.

”Jika di Gaza terdapat 100.000 atau 200.000 orang Arab dan bukan 2 juta orang maka  proses diskusi selanjutnya pasti akan berbeda.

Mari kita berpikir di luar kebiasaan. Kami akan membantu merehabilitasi para pengungsi di negara lain dengan cara yang baik dan manusiawi melalui kerja sama komunitas internasional dan negara-negara Arab di sekitar kami,” kata Bezalel Smotrich, pemimpin Partai Zionis Religius itu.

Sebanyak 70 warga Palestina yang berlindung di kamp pengungsi al-Maghazi di Gaza tewas dihujani rudal Israel, Minggu, 24 Desember 2023.
Sebanyak 70 warga Palestina yang berlindung di kamp pengungsi al-Maghazi di Gaza tewas dihujani rudal Israel, Minggu, 24 Desember 2023. (Al Jazeera)

Menurut dia, pengusiran total atau setidaknya mayoritas warga Palestina dari Gaza untuk memastikan Gaza tidak dikuasai Hamas.

”Gaza tidak bisa terus menjadi ‘rumah kaca’ dimana 2 juta orang dibuat benci terhadap Israel dan diberi gagasan untuk menghancurkan Israel.

Ini yang terjadi di Gaza selama 75 tahun,” kata Smotrich dikutip dari Kompas.TV.

Karena itu setelah perang Gaza 2023 selesai, ia mengusulkan permukiman Yahudi dibuat di Gaza.

Pernyataan tersebut dimaksudkan agar memberi jalan bagi Israel untuk "membuat gurun berkembang".
Smotrich menyampaikan komentar tersebut saat berbicara kepada Radio Tentara Israel pada hari Minggu (31/12/2023).

Hamas juga ikut mengomentari soal pernyataan Smotrich yang ingin membuat pemukiman Israel di Gaza.

Hamas mengatakan seruan Smotrich untuk menggusur dua juta warga Palestina dan menahan sekitar 200.000 orang di Gaza adalah kejahatan perang yang disertai dengan agresi kriminal.

Artikel diolah dari Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Amerika SerikatPalestinaIsraelGaza
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved