Berita Kriminal
PILU! Ayah di Semarang Bunuh Anak Demi Selamatkan Keluarga, Kini Tersangka: Dia Ancam Adik & Ibunya
Seorang ayah di Semarang berderai air mata saat menceritakan detik-detik dirinya membunuh sang anak demi menyelamatkan keluarga.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang ayah di Semarang berderai air mata saat menceritakan detik-detik dirinya membunuh sang anak demi menyelamatkan keluarga.
Pria bernama Sutikno Miji itu tak sengaja membunuh anaknya, Guntur Surono (22) di rumahnya, Tambangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Peristiwa menegangkan tersebut terjadi pada Senin (1/1/2023) lalu.
Sutikno Miji menghajar Guntur menggunakan pentungan kayu dan bata ringan.
Cerita ini dimulai pukul 15.00 WIB saat Guntur pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.
"Kemudian mengancam adiknya menggunakan pisau," kata Wakapolrestabes Semarang AKBP Wiwit Ari Wibisono.
Bukan hanya adik, Guntur juga menganiaya ibunya.
Tak terima istri dan anaknya diperlakukan demikian, Sutikno lantas mencoba menyelamatkannya.
Baca juga: SAKIT HATI Ditinggal Nikah Lagi, Suami di Probolinggo Tikam Istrinya, Miris: Anaknya Diajak Membunuh
Ia memukul Guntur menggunakan kayu hingga tersungkur.
Kalut dikuasai emosi, Sutikno Miji menghajar kepala Guntur menggunakan hebel atau bata ringan.
"Tersangka memukulnya menggunakan kayu ke arah kepala," jelas Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena.
Sutikno Miji tak mampu membendung air matanya saat bercerita.
Ia mengatakan Guntur juga mengancam akan membunuh ibunya.
Oleh karena itulah ia lantas menantang Guntur untuk berduel.
Baca juga: DETIK-DETIK Ayah Bunuh Anak di Semarang, Ternyata Tak Sengaja: Niatnya Ingin Selamatkan Adik Korban
"Ancam mau bunuh adik dan ibu kandungnya. Makanya saya pilih duel sama anak saya demi keselamatan keluarga yang lain," kata Sutikno.
Menurutnya, Guntur mabuk selama 3 hari dengan mengkonsumsi obat terlarang.
"Anak saya sudah mabuk tiga hari sama ngepil," katanya.
Dalam kondisi mabuk kata Sutikno, Guntur juga sempat hendak memukul adiknya menggunakan palu.
"Saya pisahin malah dia ambil pisau di meja, mau ditusuk ke adiknya," kata Sutikno Miji.
Sutikno mengaku awalnya berniat melumpuhkan Guntur agar tidak berbuat hal serupa lagi.
"Saya lupa diri, mau lumpuhkan saja biar tak bikin onar," katanya.
Kini atas perbuatannya Sutikno Miji dijerat Pasal 44 UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.
SOSOK Ayah di Kediri Tega Bunuh Anak Kandung, Pengantar Telur, Sering Palak Korban
TEGA! ayah bernama Suprapto menghabisi nyawa putri kandungnya sendiri, Desy Lailatul Khoiriyah (20) dan jasad korban dibungkus karung.
Pelaku kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditangkap Satreskrim Polres Kediri.
Suprapto atau Totok sempat melarikan diri setelah menghabisi anak gadisnya.
Ia membungkus jasad korban dalam karung, kemudian dibuang di areal persawahan Kecamatan Pagu, Sabtu (8/7/2023) lalu.
Hampir seminggu kabur, Suprapto yang sudah dicurigai keluarganya pun harus bertekuk lutut di tangan polisi.
"Sudah kami amankan (pelaku). Kami berhasil menemukan terduga pelaku ini di Kabupaten Tulungagung," kata Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha Putra, Sabtu (15/7/2023).
Menurut AKP Rizkika, pelaku diringkus oleh tim gabungan di wilayah Kabupaten Tulungagung Sabtu (15/7/2023) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Kendati pelaku sudah ditangkap, AKP Rizkika masih enggan membeberkan motif pelaku membunuh anaknya sendiri.
Kronologi dan modus pembunuhan yang dilakukan pun masih belum diungkap lebih lanjut.
Baca juga: BIADAB! Paman di Malang Tega Setubuhi Bocah SD Selama 3 Tahun, Ancam Bunuh Korban Jika Tak Dilayani
Baca juga: INNALILLAHI! Alasan Lelah Merawat, Ayah di Bali Tega Bunuh Anak, Tangan Berdarah-darah Luka Tersayat
"Untuk sementara terkait motif dan modus pelaku untuk melakukan tindakannya terhadap korban DL, akan disampaikan nanti. Sekarang kami masih mendalami dan memeriksa pelaku lebih lanjut," paparnya.
Sekadar informasi, jasad Desy ditemukan di areal persawahan kawasan Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Sabtu (8/7/2023) lalu.
Desy pertama kali ditemukan oleh orang yang akan mengairi sawah.
Setelah dievakuasi, jasad Desy dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Kediri.
Kabar kematian Desy yang dibunuh ayah kandungnya membuat syok Sulastri (47), ibu korban yang juga istri Suprapto.
Sulastri mengaku tidak mendapatkan firasat apapun menjelang kematian putrinya dengan cara yang tragis.
Malahan Sulastri mengaku bertemu terakhir kalinya dengan putrinya pada Rabu (5/7/2023) siang saat anaknya pulang istirahat dari tempat kerjanya.
Pertemuan terakhir itu juga tidak ada firasat buruk yang dialaminya.
Di hari yang sama, Sulastri bersama suaminya Suprapto (48) takziah ke rumah saudara di Blitar. Sulastri menginap semalam, dan suaminya balik lagi.
Keesokan harinya Kamis (6/7/2023), Sulastri dijemput lagi suaminya kembali ke rumahnya. Namun dia tidak mendapati putrinya lagi.
Diperoleh keterangan dari suaminya jika Desy telah mendapatkan pekerjaan baru di daerah Kabupaten Lamongan. Malahan suaminya pamit akan mengantarkan baju ganti untuk putrinya.
Saat itulah Sulastri mengaku ragu dengan pengakuan suaminya. Karena anaknya tidak pernah bercerita mengenai rencana bekerja di Lamongan.
Selain itu suaminya yang pamit mengantar baju ganti anaknya ke Lamongan, sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya.
Belakang Sulastri mendapatkan kabar jika putrinya ditemukan meninggal terbungkus karung di Desa Bulupasar.
Lebih shock lagi, Sulastri mencurigai pelaku utama kasus pembunuhan itu adalah Suprapto, suaminya dan ayah kandung anaknya sendiri.
Siapa sebenarnya Suprapto?
Suprapto selama ini bekerja menjadi pengantar telur keluar kota milik juragan peternak telur ayam di Kabupaten Blitar.
Sulastri berharap aparat kepolisian segera menangkap pelaku yang telah membunuh putrinya. "Anak saya baik dan sudah bekerja," ungkapnya.
Sementara Maryono (68), kakek korban yakin pelaku yang menghabisi putrinya adalah Suprapto menantunya sendiri.
Kecurigaan itu karena menantu sejak Kamis (6/7/2023) menghilang sambil membawa sepeda motor sewaan yang biasa dipakai cucunya berangkat dan pulang kerja. Termasuk HP milik cucunya juga dibawa serta.
Maryono menduga cucunya dihabisi ayahnya sendiri dengan cara dianiaya atau dicekik di dalam kamarnya.
"Cucu saya dianiaya di dalam kamar. Saat saya pulang pengajian kamarnya masih gelap, sepeda motor dan helm juga tidak ada," jelasnya.
Diungkapkan Maryono, menantunya memang sering mengancam cucunya saat meminta diberi uang.
Jika tidak diberi uang biasanya memberikan ancaman. "Cucu saya sering cerita diancam ayahnya," ujarnya.
Maryono juga tidak habis pikir mengapa menantunya tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.
"Mungkin orangnya dendam dengan saya, karena cucunya memang sering mengadukan perlakuan ayahnya kepada saya," ungkapnya.
Sementara Bahrudin (44), paman korban yang rumahnya bersebelahan dengan rumah korban melihat gelagat janggal Suprapto di hari pembunuhan.
Ia mengaku sempat mendengar suara jeritan dari rumah korban.
Suara jeritan itu didengar pada Rabu (5/7/2023) malam saat akan berangkat mengikuti pengajian.
"Suaranya seperti orang menjerit-jerit," ungkapnya.
Karena akan mengikuti pengajian, Bahrudin tidak begitu memperhatikan. Selain itu juga mengira di dalam rumah juga ada ibu korban.
Bahrudin juga sempat memergoki Suprapto, pelaku yang diduga menghabisi korban saat akan naik sepeda motor.
Pelaku terlihat membawa bungkusan tas kecil. (didik mashudi)
(TribunnewsBogor/ Sanjaya Ardhi)(Surya.co.id/ Luthfi Husnika)
Diolah dari artikel tayang di TribunnewsBogor.comdan di Surya.co.id
Sumber: Tribun Bogor
| Detik-detik Mencekam Hansip di Cakung Jaktim Tewas Usai Ditembak Maling saat Gagalkan Aksi Curanmor |
|
|---|
| Sosok AS, Hansip di Cakung Tewas Ditembak Maling saat Gagalkan Curanmor, Dikenal Bertanggung Jawab |
|
|---|
| Target Asli Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Diungkap di Medsos 2 Minggu Sebelum Kejadian |
|
|---|
| Cerita Teman Dekat soal Sosok Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Dia Suka Nonton Video Kriminal Sadis |
|
|---|
| Terkuak Profesi Ortu Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Tinggal di Tempat Bos, Dikenal Tertutup |
|
|---|