'Kebohongan yang Dibuat!' Mesir Bantah Tuduhan Cegah Bantuan Masuk ke Gaza, Desak Israel Buka Jalur
Mesir dengan tegas membantah tuduhan Israel yang mengeklaim mencegah bantuan masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mesir dengan tegas membantah tuduhan Israel yang mengeklaim mencegah bantuan masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah.
Tuduhan diungkapkan tim pembela Israel di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ).
Terkait hal itu, Mesir pun langsung memberikan pada Jumat (12/1/2024) dan menyinggung sebuah kebohongan.
Ketua Layanan Informasi Negara Mesir, Dia Rashwan, mengatakan apa yang disampaikan tim pertahanan Israel kepada ICJ tentang penyeberangan itu adalah kebohongan, dikutip dari Anadolu Agency.
Menurutnya, Mesir tidak pernah menolak masuknya truk bantuan ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah.
Baca juga: Hamas Tolak Ide Mesir, Hengkang dari Gaza Imbalannya Gencatan Senjata, Sementara Bukan Permanen
“Kebohongan yang dibuat oleh Israel terbukti dalam pernyataan yang dibuat oleh pejabat Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, dan Menteri Energi, yang telah berulang kali menegaskan secara terbuka sejak awal," katanya, dikutip dari Al Mayadeen.
Akan tetapi, para pejabat tinggi Israel telah mengatakan berkali-kali sejak dimulainya agresi di Gaza untuk tidak mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza.
"Dari agresi di Gaza bahwa mereka tidak akan mengizinkan bantuan masuk ke Gaza, terutama bahan bakar, karena ini adalah bagian dari perang yang dilancarkan oleh negara mereka di Jalur Gaza," jelasnya.
Baca juga: Momen Menegangkan! Iring-iringan Mobil Sandera, 13 Warga Israel dan 12 Thailand ke Perbatasan Mesir
Rashwan kemudian menegaskan Mesir hanya mengontrol perbatasan Rafah, bukan jalur lainnya yang berbatasan dengan Gaza.
"Kedaulatan Mesir hanya mencakup sisi Mesir dari penyeberangan Rafah, sedangkan sisi lain di Gaza tunduk pada otoritas pendudukan (Israel) yang sebenarnya," terangnya.
Ia juga menekankan beberapa kali telah meminta Israel untuk mengizinkan truk bantuan masuk.
Namun Israel tidak pernah memperdulikan itu.
"Dalam beberapa kesempatan telah menekankan bahwa penyeberangan Rafah dari sisi Mesir terbuka tanpa gangguan dan berulang kali mendesak Israel untuk tidak menghalangi aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza," jelasnya.
Sebagai informasi, Afrika Selatan mengajukan gugatan terkait genosida Israel di Gaza ke ICJ pada bulan Desember 2023.
Pada hari pertama persidangan, Afrika Selatan mengajukan bukti kuat dalam kasus yang diajukan.
Afrika Selatan meminta perintah pengadilan tinggi PBB untuk menghentikan serangan militer Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan.
Sidang dua hari mengenai kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ di Den Haag berakhir pada hari Jumat.
Hamas Tolak Ide Mesir, Hengkang dari Gaza Imbalannya Gencatan Senjata
Hamas menolak mentah-mentah ide dari Mesir yang mengusulkan agar mereka hengkang dari Gaza.
Sebagai imbalan, akan ada gencatan senjata, hal ini juga pernah jadi tawaran dari Israel.
Sebelumnya, Israel hanya menawarkan jeda perang lagi dengan penukaran sandera, akan tetapi itupun ditolak Hamas.
Baca juga: Puluhan Warga Sipil Tewas di Kamp Pengungsi Maghazi, Akibat Serangan Udara Israel saat Malam Natal
Pemerintah Mesir dikabarkan tengah menggelar diskusi internal dengan para pimpinan Hamas dan kelompok jihad Islam yang ada di Gaza.
Adapun pertemuan itu digelar untuk membahas rencana gencatan senjata permanen.
Namun menurut dua sumber keamanan Mesir, permintaan gencatan senjata tersebut ditolak mentah – mentah oleh para pimpinan Hamas karena kelompok itu enggan melepas kekuasaannya di Gaza.
"Pejabat dari Hamas dan kelompok Jihad Islam yang datang ke Kairo untuk bernegosiasi, akan tetapi kelompok itu menolak usulan Mesir agar mereka melepaskan kekuasaan di Jalur Gaza dengan imbalan gencatan senjata permanen,” jelas dua sumber keamanan Mesir sebagaimana dikutip dari Haaretz.
Sementara itu secara terpisah, dua pejabat dari Hamas dan kelompok Jihad Islam dengan tegas membantah apa yang dikatakan sumber tersebut tentang perundingan itu.
Baca juga: Mantan Sandera Cerita Perlakuan Hamas, Telapak Dibalut Handuk saat Jabat Tangan, Demi Hormati Wanita
Senior Jihad Islam yang mengetahui perundingan di Kairo menjelaskan bahwa usulan yang diajukan Mesir hanya bertujuan untuk mempermudah peluang Israel dalam melakukan perampasan wilayah dikemudian hari.
Selain itu Mesir juga hanya menjanjikan gencatan senjata sementara bukan permanen.
Alasan tersebut yang membuat Hamas dan kelompok jihad Islam menolak konsesi apa pun selain pembebasan sandera.
"Tidak akan ada negosiasi tanpa penghentian agresi sepenuhnya," kata anggota biro politik Hamas Izzat Al-Rishq.
"Kepemimpinan Hamas berupaya sekuat tenaga untuk mengakhiri agresi dan pembantaian rakyat kami sepenuhnya, bukan hanya sementara," tambahnya.
Penolakan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Hamas, pada awal pekan kemarin kelompok milisi Hamas sempat menolak tawaran baru dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Tawaran untuk melakukan jeda kemanusian selama seminggu, sebagai bagian dari proses pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Baca juga: Kehidupan di Gaza Bakal Rusak Jika Israel Banjiri Terowongan Hamas Pakai Air Laut, Termasuk Genosida
Namun dalam kesempatan tersebut kepala sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh menolak tegas tawaran baru dari PM Netanyahu.
Ia mengatakan bahwa kelompoknya tidak akan melakukan jeda kemanusian dan pembebasan sandera hingga Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza.
Meski menolak tawaran jeda kemanusian dari Israel, namun pada kesempatan itu Hamas berjanji akan membebaskan sandera pria lanjut usia.
Tak dijelaskan secara pasti kapan dan berapa total sandera lansia yang akan dibebaskan Hamas, namun menurut laporan media lokal The Times of Israel pembebasan itu dilakukan lantaran para lansia membutuhkan perawatan medis yang mendesak
Hal itu selaras dengan ucapan sandera Israel yang videonya sempat dibagikan oleh sayap militer Hamas, brigade Al Qassam beberapa waktu lalu.
Satu dari tiga sandera yang ada di video, menyatakan bahwa dirinya ditahan bersama lansia yang menderita penyakit kronis.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Diolah dari artikel tayang di Tribunnews.com dan Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
| Sosok Maria Corina Machado, Perempuan yang Kalahkan Donald Trump di Nobel Perdamaian 2025 |
|
|---|
| Ibu Dituduh Berzina, 4 Anak Raja Thailand dengan Artis Top Ini Tak Diakui, Padahal Pewaris Takhta |
|
|---|
| Greta Thunberg Diseret & Dipaksa Cium Bendera Israel, Ditahan di Sel Penuh Kutu Busuk, Dideportasi |
|
|---|
| Sosok Greta Thunberg, Aktivis Swedia Ngaku Diculik Pasukan Israel, Menolak Bepergian dengan Pesawat |
|
|---|
| Inilah 10 Jet Tempur yang Paling Banyak Dipakai di Dunia, Ada yang Berusia Hampir 50 Tahun! |
|
|---|