Pipres 2024
Nasdem Merapat ke Kubu Prabowo, PDIP dan PKS Diprediksi Sulit Kompak Jika Jadi Oposisi: Bertentangan
Partai Nasdem gabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. PDI-P dan PKS diprediksi sulit kompak jika jadi oposisi.
Editor: Eri Ariyanto
Umam menilai, jumlah tersebut sudah lebih dari cukup untuk sebuah pemerintahan dengan sistem presidensial yang berada di tengah sistem multipartai.
“Selanjutnya, pemerintahan Prabowo-Gibran hendaknya tetap membuka ruang bagi hadirnya kekuatan oposisi yang memadai, untuk menjaga cheking and balancing system dalam mekanisme demokrasi dan tata kelola pemerintahan,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih RI masa jabatan 2024-2029 oleh KPU RI pada Senin (22/4/2024).
Pasangan ini memenangi Pilpres 2024 dengan perolehan 96.214.691 suara atau sekitar 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional.
Sementara, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengekor di urutan kedua dengan raihan 40.971.906 suara atau sekitar 24,95 persen.
Di urutan buntut, capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menghimpun 27.040.878 suara atau sekitar 16,47 persen dari seluruh suara sah nasional.
Meski begitu, Prabowo-Gibran belum resmi menjadi presiden dan wakil presiden RI. Menurut jadwal, pelantikan keduanya bakal digelar pada 20 Oktober 2024.
Baru-baru ini, Partai Nasdem dan PKB menyatakan dukungan ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Sehingga, sampai saat ini, tersisa PDI-P dan PKS yang belum bersikap, apakah bakal merapat ke kubu pemenang, atau tetap berada di luar sebegai oposisi.
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk
Nasib Koalisi Perubahan untuk Persatuan kini berada di ujung tanduk setelah Partai Nasdem merapat ke pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Terlebih, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi bagian dari Koalisi Perubahan telah memperlihatkan gelagat akan turut bergabung. Jika itu terjadi, Koalisi Perubahan otomatis hanya menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Politikus Partai Nasdem, Bestari Barus menyebut masing-masing partai politik yang tergabung di dalam koalisi akan bertemu untuk membicarakan nasib ke depan.
Dengan demikian, bubarnya Koalisi Perubahan ke depan tinggal menunggu waktu.
"Masing-masing partai politik yang tergabung di dalam koalisi itu bisa bertemu dan kemudian bisa membahas akan kemana ini, tunggu waktu saja," ujar Bestari dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Kamis (25/4/2024).
Dalam konstelasi politik ke depan, Bestari menegaskan, Nasdem memposisikan diri untuk mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.