Khazanah Islam
Benarkah Bulan Zulkaidah Dianggap Pembawa Sengsara Sehingga Dilarang Menikah? Ini Kata Buya Yahya
Masyarkat selama ini meyakini bahwa bulan Zulkaidah dalam kalender Islam merupakan bulan kesengsaraan. Benarkah itu?
Editor: Sinta Manila
"Tidak ada bulan kejepit, kapit, sial, bulan beruntung semuanya, dan ingat, hadist qudsi, Allah berdasarkan bagaimana hamba-Nya menduganya," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menambahkan, hari sial atau sengsara adalah hari dimana seseorang bermaksiat atau melanggar Allah. Selain itu semua hari atau waktu adalah baik.
Apabila umat muslim melakukan ibadah atau amal kebaikan maka itu adalah bulan baik baginya.
Hikmah bulan Zulkaidah sendiri adalah bulan dimana kaum muslimin berangkat melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

"Sengsara itu zina tak mau nikah, sengsara adalah melakukan keharaman, jadi jangan percaya dengan hal-hal demikian," ucap Buya Yahya.
Sebaik-baik perkara ibadah yang dipercepat adalah yang paling baik, terlebih untuk menikah dapat menghindarkan diri dari zina.
Buya Yahya mengatakan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW selalu berhusnudzon atau menganggap sesuatu adalah hal yang baik termasuk semua bulan.
Buya Yahya menambahkan jika seseorang tidak bisa selalu berbuat baik, maka hendaknya memohon kepada Allah secara terus-menerus agar diberikan kelapangan hati.
"Harus sadar dulu hati memiliki keinginan untuk berbuat baik, setelah itu meminta kepada Allah, mengadu kepada Allah urusan hati," terang Buya Yahya.
Misalnya Anda muslim kaya yang belum tergerak beramal shaleh dengan harta yang dimiliki, memohon kepada Allah agar hati terbuka dan ingin berbuat kebaikan dengan harta tersebut.
Berlaku pula ketika umat Islam diuji untuk melakukan maksiat, misalnya mata sudah ingin melihat yang haram segera berdoa kepada Allah sebelum melihatnya dihentikan terlebih dahulu.
Sesuatu tidak akan langsung sampai pada pikiran dan hati kecuali melalui pintunya. Pintunya sederhana, mata dan telinga saja, kalau kita bisa menjaga mata dan telinga kita, maka akan terhindar dari godaan apapun
Doa tersebut hendaknya terus dipanjatkan sampai tampaknya bentuk taqwa kepada Allah SWT.
"Maka cara agar hati tenang, apabila mendengar seruan kebaikan segeralah sambut biarpun mula-mula hanya dengan hati, lalu berdoa kepada Allah diringankan hati agar turut berbuat baik," ucap Buya Yahya.
Taqwa dapat dibuktikan dari adanya penyesalan setelah berbuat tindakan buruk atau maksiat.
Umat muslim tak terlepas dari khilaf, Buya Yahya menekankan jika terlanjur berbuat dosa maka segera hapus dengan cara menyesali perbuatan tersebut dan memohon ampun kepada Allah.
Sumber: Banjarmasin Post
Sehelai Rambut Kelihatan di Jidat saat Shalat, Apakah Tetap Sah? Ulama Buya Yahya Jelaskan Hukumnya |
![]() |
---|
Hukum Keluar Angin dari Kemaluan Depan Wanita, Apakah Sama dengan Kentut? Ini Penjelasan Buya Yahya |
![]() |
---|
Menikah dengan Suami Orang, Apakah Juga Termasuk Jodoh? Buya Yahya Jelaskan dari Pandangan Islam |
![]() |
---|
Demi Tutup Aib Anak Hasil Zina, Bolehkah Pakai bin Ayahnya saat Ijab Kabul? Buya Yahya Beri Panduan |
![]() |
---|
Najis Tercampur karena Pakaian Direndam Sabun, Buya Yahya Beri Panduan Menyucikan Sesuai Syariat |
![]() |
---|