Khazanah Islam
Bagaimana Jika Telat Membayar Utang Puasa Ramadhan Sebelumnya? Begini Panduan yang Benar dari Ulama
Orang utang puasa dan terlambat membayar sehingga berlalu satu tahun, selain tetap wajib mengqadha puasa, maka juga wajib bayar fidyah.
Editor: Sinta Manila
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Jika memiliki utang puasa sebaiknya segera dibayarkan sebelum datang waktu Ramadhan berikutnya.
Karena jika sudah lewat tahun dan telat membayar, maka kalian tidak hanya sekedar mengganti sebanyak hari yang ditinggalkan.
Selain mengganti puasa sebanyak hari yang ditinggalkan, muslim yang berutang puasa juga wajib bayar fidyah.
Baca juga: Bolehkah Seorang Muslim Minum Darah Ular untuk Pengobatan? Berikut Penjelasan Ustaz Muthohar
Tiap muslim yang tinggalkan puasa, sedangkan dia masuk kriteria yang wajib berpuasa, maka tentu ada kewajiban bayar utang puasa tersebut.
Ada beberapa keadaan yang masing-masing punya hukum tersendiri.
Pertama, orang mampu berpuasa tapi tidak berpuasa, maka selain mendapat dosa, juga dia wajib bayar atau mengqadha puasanya.
Ada yang termasuk kriteria wajib berpuasa, namun karena ada udzur atau halangan yang dibenarkan dalam syariat, maka diperbolehkan tidak puasa.
Yang seperti ini dilepaskan dari dosa meninggalkan puasa, tapi dituntut bayar atau mengqadhanya.
Berikutnya, orang yang tidak puasa karena kekhawatiran keselamatan pada dirinya atau anaknya.
Ini terkait perempuan yang hamil dan menyusui.

Perempuan hamil/menyusui tidak berpuasa karena khawatir terhadap dirinya dan khawatir ada mudarat pada dirinya, maka boleh tidak puasa.
Namun ada kewajiban mengqadha tanpa harus bayar fidyah.
Sedangkan perempuan hamil/menyusui tidak puasa karena khawatir ada mudarat terhadap janin atau anaknya, maka juga boleh tidak puasa.
Namun ada kewajiban mengqadha puasa ditambah bayar fidyah.
Terakhir, seseorang yang lemah atau dikarenakan sangat tua yang dalam perhitungan medis tidak memungkinkan dapat kesembuhan dan tak bisa bayar puasa.
Maka dibolehkan tidak puasa dan cuma wajib mengganti dengan membayar 1 mud tanpa harus mengqadha puasa.
Terkait fidyah, pada dasarnya adalah kewajiban pengganti yang secara umum memang diserahkan kepada yang berhak yaitu fakir miskin.
Dalam hal ini tidak mesti pada badan tertentu karena badan tententu itu semata sebagai bentuk menjembatani.
Kalau toh bisa secara langsung dan bisa tepat menyerahkannya, tentu lebih baik.
Ada satu lagi yang tak kalah penting terkait fidyah.

Orang yang meninggalkan puasa dan terlambat membayar sehingga berlalu satu tahun atau memasuki Ramadan berikutnya, selain tetap wajib mengqadha puasa, maka juga wajib bayar fidyah per hari 1 mud.
Mengenai fidyah juga tercantum dalam firman Allah SWT Surat Al-Baqarah ayat 184, yang artinya: "Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya [jika mereka tidak berpuasa] membayar fidyah, [yaitu] memberi makan seorang miskin."
Ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa ada beberapa golongan umat Islam yang mendapatkan keringanan untuk tidak melaksanakan puasa Ramadan.
Namun tetap disertai kewajiban yang dibebankan sesuai keadaan yang bersangkutan seperti yang dijelaskan di atas.
Hal ini diterangkan Nabi Muhammad SAW melalui satu hadisnya,” yang artinya:
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata, Ditetapkan bagi perempuan yang mengandung dan menyusui berbuka (tidak berpuasa) dan sebagai gantinya memberi makan kepada orang miskin setiap harinya.” (HR. Abu Dawud).
Sumber: Banjarmasin Post
Sehelai Rambut Kelihatan di Jidat saat Shalat, Apakah Tetap Sah? Ulama Buya Yahya Jelaskan Hukumnya |
![]() |
---|
Hukum Keluar Angin dari Kemaluan Depan Wanita, Apakah Sama dengan Kentut? Ini Penjelasan Buya Yahya |
![]() |
---|
Menikah dengan Suami Orang, Apakah Juga Termasuk Jodoh? Buya Yahya Jelaskan dari Pandangan Islam |
![]() |
---|
Demi Tutup Aib Anak Hasil Zina, Bolehkah Pakai bin Ayahnya saat Ijab Kabul? Buya Yahya Beri Panduan |
![]() |
---|
Najis Tercampur karena Pakaian Direndam Sabun, Buya Yahya Beri Panduan Menyucikan Sesuai Syariat |
![]() |
---|