Pilkada 2024
Khofifah-Emil Tak Mudah Kalahkan Risma-Gus Hans dan Luluk-Lukmanul di Pilkada Jatim, Ini Alasannya
Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dinilai tak mudah kalahkan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakhim di Jatim
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dinilai tak mudah kalahkan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakhim di Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.
Terkait hal itu diungkapkan oleh pengamat politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko.
Dalam pernyataannya, Anang Sujoko menyatakan pasangan bakal calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak butuh usaha ekstra untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Baca juga: Rekam Jejak Emil Dardak Suami Arumi Bachsin, Jadi Cawagub Khofifah di Jatim, Punya Segudang Prestasi
Anang di Kota Malang, Selasa, menyatakan munculnya pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumat atau Gus Hans dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakhim berpotensi menggerus suara Khofifah-Emil, khususnya dari kalangan Nahdliyin.
"Dengan mengambil Gus Hans sebagai bakal calon wakil gubernur menunjukkan bahwa Risma ingin mengambil masa Nahdlatul Ulama (NU). Kehadiran Luluk memiliki potensi menggerus suara Khofifah," kata Anang.
Dia menyatakan meski diusung kekuatan 15 partai politik, Khofifah-Emil harus mewaspadai gerakan maupun manuver tim pemenangan dan simpatisan dua pesaingnya.
Apalagi Gus Hans yang merupakan tokoh muda NU juga memiliki masa loyal. Pun demikian Luluk Nur Hamidah dengan sokongan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai pemenangan pemilihan umum (pemilu) legislatif di Jawa Timur.
"Hal ini akan memiliki potensi untuk menurunkan persentase suara petahana, meski tidak banyak tetapi bisa membuat perolehannya tak sampai 50 persen," ujarnya.
Oleh karena itu, pertarungan Pilkada Jawa Timur 2024 disebutnya akan berjalan sengit, lantaran ketiga bakal calon gubernur merupakan sosok wanita atau srikandi yang kenyang pengalaman di dunia eksekutif maupun legislatif.

Baca juga: Elektabilitas Pilkada Jabar Tanpa Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi Ungguli Ahmad Syaikhu & Jeje Wiradinata
Khofifah merupakan petahana Gubernur Jawa Timur, juga Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama, mantan Menteri Sosial, hingga anggota DPR RI.
Kemudian untuk Luluk Nur Hamidah merupakan politikus PKB dan merupakan anggota DPR RI.
Sedangkan Risma, dia adalah Menteri Sosial, pernah menjadi Wali Kota Surabaya dua periode, dan merupakan menjabat sebagai Ketua United Cities and Local Goverment Asia-Pacific (UCLG Aspac).
"Khofifah punya kekuatan basis masa dari Muslimat NU, basis masa Risma mayoritas budaya arek di Surabaya, dan jika mesin PKB berjalan seperti pemilu Luluk bisa mengganggu suara Khofifah," kata dia.
Masa pendaftaran Pilkada 2024 dibuka selama tiga hari, yakni Selasa (27/8) hingga Kamis (29/8). KPU juga akan melaksanakan tahapan penelitian persyaratan calon pada 27 Agustus hingga 21 September 2024.
Sedangkan, tahapan pemungutan suara pada 27 November. Kemudian penghitungan suara serta rekapitulasi hasil penghitungan suara, pada 27 November hingga 16 Desember 2024.
Elektabilitas Pilkada Jatim versi 2 Lembaga Survei, Khofifah-Emil vs Risma-Gus Hans, Siapa Terkuat?
Inilah 2 hasil survei elektabilitas Pilkada Jawa Timur (Jatim). Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak vs Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), siapa terkuat?
Seperti diketahui Pilkada Jatim akan diikuti 3 pasangan calon (paslon) yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim.
Namun menurut beberapa survei terbaru menunjukkan ada dua calon Gubernur yang bersaing ketat yaitu Tri Rismaharini dengan Khofifah Indar Parawansa.
Baca juga: Elektabilitas Pilkada Jateng versi 3 Lembaga Survei, Andika Perkasa-Hendi vs Ahmad Luthfi-Taj Yasin
Indopol Survey & Consulting
Nama Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma berpeluang jadi penantang kuat Khofifah di Pilkada Jatim 2024.
Direktur Indopol Survey & Consulting Fauzin menganalisa, jika dilihat dari konfigurasi politik Jatim, memang sangat memungkinkan untuk munculnya calon penantang.
Apalagi, dua partai pemilik kursi besar di DPRD Jatim, PKB dan PDIP belum juga menentukan sikap.
PKB berstatus sebagai pemenang Pileg di DPRD Jatim dengan 27 kursi.
Adapun PDIP memiliki 21 kursi hasil Pemilu 2024.
"Kami berharap masyarakat diberikan opsi dalam demokrasi. Banyak pilihan justru semakin baik," kata Fauzin saat berbincang dalam podcast Mata Lokal Memilih di Studio TribunJatim Network, Senin (8/7/2024).

Baca juga: Tak Ingin Kalah dari Ridwan Kamil-Suswono, Rano Karno Punya Ide Jitu untuk Atasi Banjir di Jakarta
Menurutnya, Pilkada Jatim 2024 memang selalu menarik, karena segala dinamika politik yang mengiringi kontestasi selalu jadi pusat perhatian nasional.
Sehingga, dengan pertarungan melawan kotak kosong maka hanya akan menjadi preseden buruk demokrasi lima tahunan di Jatim.
Dalam kacamata ini, parpol harus memberikan banyak opsi kepada masyarakat.
Fauzin menjelaskan, terkait Pilkada Jatim 2024, Indopol Survey & Consulting sudah beberapa kali menggelar jajak pendapat publik.
Setidaknya dua kali yakni pada kurun Maret 2023 dan Juli 2023.
Dari dua kali survei itu, Fauzin menjelaskan, nama Khofifah Indar Parawansa sebagai kandidat calon gubernur memang unggul.
Meski dengan jarak angka elektabilitas yang relatif jauh, pesaing terdekat Khofifah dalam survei tersebut adalah Risma yang merupakan Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya dua periode.
Menurut Fauzin, hal itu wajar, sebab Risma belum melakukan gerakan politik.
"Sehingga, kalau ditanya siapa penantang terkuatnya, berdasarkan beberapa survei kami, Bu Risma menjadi salah satunya" terang Fauzin.
Di luar nama Risma, Fauzin juga menilai KH Marzuki Mustamar mantan Ketua PWNU Jatim yang layak untuk maju sebagai kandidat penantang, sebagaimana wacana yang belakangan dimunculkan oleh PKB.
Meski belum memotret elektabilitas Kiai Marzuki, namun Fauzin menyebut, kriteria ulama atau tokoh masyarakat cukup banyak dipilih oleh responden dalam berbagai survei sebelumnya.
"Sehingga, di antara banyak tokoh Kiai Marzuki layak diwacanakan," ungkapnya.
Litbang Kompas
Hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2024, memotret bahwa elektabilitas mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berada di posisi pertama dengan 29,8 persen.
Sedangkan elektabilitas Emil Elestianto Dardak sebesar 3,8 persen.
Kemudian, strong voters (pemilih loyal) atau responden yang pasti akan memilih Khofifah jika dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Timur mencapai 31,6 persen.
Lalu, strong voters Emil Dardak 10,8 persen.
Diketahui, Khofifah memutuskan kembali berpasangan dengan Emil Dardak Pilkada Jatim 2024.
Pasangan Khofifah-Emil Dardak ini bahkan telah didukung delapan partai politik (parpol), antara lain Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Perindo, dan terbaru Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun, peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu menyebut bahwa masih terbuka peluang bagi kandidat lain untuk maju dan menjadi penantang kuat bagi Khofifah-Emil Dardak pada Pilkada Jatim 2024.
Menurut Yohan, masih ada 51 persen responden yang belum menjawab atau menjawab tidak tahu saat ditanyakan perihal kandidat calon Gubernur Jawa Timur.
"Dengan masih banyaknya responden yang belum menentukan pilihan, artinya masih terbuka luas bagi kandidat lain (selain Khofifah),” kata Yohan.
Apabila merujuk hasil survei, Yohan mengatakan, kandidat terkuat penantang Khofifah adalah Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Sebab, berada di posisi kedua dengan 13,6 persen.
"Kalau melihat dari elektabilitas yang kuat ada Risma di posisi kedua, yang paling memiliki pontensi,” ujarnya.
Selain itu, strong voters dari Risma juga berada di posisi kedua dengan 19,8 persen.
Meski responden yang belum menjawab atau menjawab tidak tahu saat ditanya apakah akan memilih politikus PDIP tersebut cukup tinggi yakni 31 persen.
Kemudian, swing voters (pemilih bimbang) atau responden yang menjawab akan mempertimbangkan memilih dari Khofifah, Risma, dan Emil Dardak masih tinggi, yakni di atas 40 persen.
Namun, Yohan juga mengingatkan bahwa elektabilitas tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya faktor penentu.
Sebab, masih banyak faktor lainnya yang menentukan terkait pengusungan calon kepala daerah.
“Tetapi tentu ada banyak variabel lain, seperti dukungan partai politik (parpol),” katanya.
Untuk diketahui, survei Litbang Kompas dilakukan pada 20-25 Juni 2024, dengan melibatkan sebanyak 500 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Timur.
Margin of error survei lebih kurang 4,38 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei yang dilakukan melalui wawancara tatap muka ini didanai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
Sumber: Antara
Rekam Jejak Constant Karma, Cawagub Baru Pasangan Benhur Tomi Mano, Gantikan Yeremias Bisai |
![]() |
---|
Bupati Termuda di Jawa Barat Ini Punya Harta Kekayaan Rp1,4 Miliar di Usia 28 Tahun, Dulu Kerja Apa? |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Purbalingga yang Tawari Vokalis Sukatani Jadi Guru Lagi |
![]() |
---|
Breaking News! Putusan MK Pilkada Barito Utara, 2 TPS Ini Wajib Pemungutan Suara Ulang |
![]() |
---|
Pilkada Pasaman 2024 Diulang, Anggit Kurniawan Didiskualifikasi MK, Sembunyikan Status Mantan Napi |
![]() |
---|