Breaking News:

4 Kasus Libatkan Polisi, Kapolres Ngada Cabuli Bocah, Brigadir Ade Bunuh Bayi, Intimidasi Sukatani

Berikut empat kasus yang menjerat anggota kepolisian, Kapolres Ngada cabuli bocah, Brigadir Ade bunuh bayi, intimidasi Sukatani

Editor: ninda iswara
Istimewa | Tribunnews/ Reynas Abdila
Berikut empat kasus yang menjerat anggota kepolisian, Kapolres Ngada cabuli bocah, Brigadir Ade bunuh bayi, intimidasi Sukatani 

Korban yang bernama AN ternyata merupakan hasil hubungan gelap Ade dengan DJP, yang sebelumnya dianggap istri sahnya.

Kasus ini terungkap setelah DJP melaporkan kejadian tersebut pada pihak kepolisian, yang mana mengungkapkan bahwa Brigadir Ade diduga telah melakukan pembunuhan terhadap anaknya.

Kejadian tragis ini berlangsung pada Minggu, 2 Maret 2025, saat DJP menitipkan bayinya kepada Brigadir Ade untuk dijaga sementara ia berbelanja.

Ketika kembali, ia mendapati sang bayi dalam kondisi tidak wajar dan segera membawanya ke rumah sakit.

Sayangnya, nyawa sang bayi tidak dapat diselamatkan.

Setelah laporan tersebut, pihak kepolisian melakukan ekshumasi terhadap jenazah bayi untuk memastikan penyebab kematiannya.

Baca juga: Sosok AKBP Fajar, Mantan Kapolres Ngada jadi Tersangka Pencabulan, Pakai Narkoba, Jabatan Dicopot

BUNUH BAYI - Wajah Brigadir Ade Kurniawan Intel Polda Jateng Bunuh Bayi AN, Ibu Asal Dompu Lapor Tengah Malam
BUNUH BAYI - Wajah Brigadir Ade Kurniawan Intel Polda Jateng Bunuh Bayi AN, Ibu Asal Dompu Lapor Tengah Malam (Istimewa)

3. Kasus Salah Tangkap oleh Aipda Irham

Kusyanto (38), seorang pencari bekicot asal Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi korban salah tangkap oleh Aipda Irham dari Polres Grobogan.

Aipda Irham menuduhnya mencuri pompa air milik warga, namun setelah penyelidikan, Kusyanto dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan.

Video penangkapan ini menjadi viral setelah terlihat Aipda Irham mengikat tangan Kusyanto dan mengintimidasi serta memaksanya untuk mengaku.

Kusyanto merasa sangat ketakutan dan trauma atas perlakuan tersebut, bahkan ia mengaku takut untuk keluar malam. Kusyanto menuntut permintaan maaf dari Aipda Irham dan pemulihan nama baiknya.

4. Kasus Intimidasi terhadap Band Sukatani

Band Sukatani, asal Purbalingga, Jawa Tengah, mengaku telah menerima tekanan dan intimidasi dari pihak kepolisian terkait lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar.

Lagu tersebut dianggap sebagai kritik terhadap oknum kepolisian yang diduga melanggar aturan.

Band Sukatani akhirnya mengunggah video permintaan maaf di media sosial, menarik lagu tersebut dari berbagai platform digital, dan menghapusnya setelah mendapat tekanan.

Halaman
1234
Tags:
Kapolres NgadapolisiSukatani
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved