Kabupaten Klaten
Mitos Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten, Sumber Airnya Disebut Dijadikan Air Kemasan Terkenal
Inilah mitos Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten, sumber airnya sisebut dijadikan air kemasan terkenal, benarkah?
Editor: Talitha Desena
Dengan hanya membayar Rp 10.000 per orang, pengunjung sudah bisa menikmati kedua umbul, yaitu Sigedhang dan Kapilaler.
Harga ini berlaku baik pada hari kerja maupun akhir pekan, sehingga siapa pun bisa menikmati keindahan alam ini tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.
Sambil menikati umbul, di dalamnya juga ada warung yang menyediakan berbagai makanan, termasuk tempe goreng, tahu, bakwan dan lainnya, beserta kopi atau teh yang cocok dinikmati setelah berendam di air umbul yang dingin.
Fasilitas seperti toilet serta ruang bilas dan ruang ganti juga disediakan.
Umbul Sigedhang-Kapilaler buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Waktu ini cukup ideal untuk menikmati kesegaran air di pagi hari atau bersantai di sore hari sambil menikmati pemandangan alam sekitar.
Di samping suasana pedesaan yang alami, yang membedakan, tidak seperti kolam renang buatan di kota, air yang muncul di umbul-umbul ini adalah air murni, tidak ada campuran kaporit atau bahan kimia lain, sehingga jauh lebih segar dan tidak pedih di mata.
Baca juga: Cuma 44 Menit dari Ponggok Klaten, Ada Wisata Alam Sejuk View Gunung & Sunset, Buat Libur Lebaran

Pemahaman dan Mitos Salah Soal Berenang di Air Aqua
Kejernihan air dan kesegarannya, ditambah dengan lokasinya yang bersebelahan dengan sumur arteri milik Aqua, meski berbatas tembok.
Sehingga sering disalahartikan oleh pengunjung bahwa mereka berenang di sumber mata air Aqua.
Padahal baik Sigedhang, Kapilaler, maupun sumber Aqua ketiganya berbeda.
"Kalau Sigedhang dan Kapilaler itu mata air, sedangkan yang digunakan aqua adalah air tanah dalam tertekan, dengan kedalaman sekitar 50-70 meter, sehingga mineralnya juga beda,
Dengan kata lain, meski bersebelahan yang dipakai Aqua adalah air tanah dalam, sedangkan yang dipakai wisata adalah spring, atau mata air permukaan," jelas Rama Zakaria, Stakeholder Relation Manager Aqua Klaten, Kamis (20/2/025).
Hal ini diperkuat dengan penelitian Profesor Heru Hendrayana, Senior Hydrogeologist di bidang Teknik dan Manajemen Sumber Daya Air Tanah dan pengajar di Jurusan Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Berdasarkan penelusuran menggunakan berbagai metode, air yang muncul sebagai umbul dan mata air di Klaten berasal dari daerah resapan atau recharge area di lereng timur Merapi, di ketinggian sekitar 1300 meter di atas permukaan laut.
Sumber: Kompas.com
BNN Jateng Libatkan PKK Klaten untuk Cegah Narkoba dari Lingkup Keluarga |
![]() |
---|
Pemkab Klaten Raih Penais Award 2025, Bupati Hamenang: Terima Kasih untuk Penyuluh Agama |
![]() |
---|
Bupati Klaten Hamenang Datangi Murid SMP Viral Tak Sekolah Sepekan, Pastikan Hak Pendidikan Terjamin |
![]() |
---|
Petani Ringinputih Keluhkan Sawah Kekeringan, Bupati Klaten Hamenang Janji Cari Solusi |
![]() |
---|
Sepanjang Agustus, BPBD Klaten Drop Ratusan Ribu Liter Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan |
![]() |
---|