PPG Kemenag 2025
Sebutkan Kurang Lebih 5 Gagasan, Contoh Tugas Mandiri Modul Pedagogik Topik 1-8 PPG PAI Kemenag 2025
Simaklah Tugas Mandiri Pedagogik mencakup topik 1 hingga 8, yang mencerminkan tahapan penting dalam perjalanan calon guru menuju profesionalisme.
Editor: Sinta Darmastri
4. Peran Guru sebagai Konselor, Fasilitator, dan Supervisor
Gagasan dari layanan bimbingan konseling dan supervisi klinis menekankan bahwa guru profesional tidak hanya mengajar, tetapi juga membina, membimbing, dan mendampingi perkembangan peserta didik serta rekan sejawat. Pendekatan ini memerlukan kemampuan komunikasi, empati, dan refleksi yang kuat.
Guru ideal di era modern adalah pembelajar sepanjang hayat yang mampu membina iklim belajar sehat dan kolaboratif di kelas maupun lingkungan sekolah.
5. Transformasi Guru di Era Digital dan Al
Gagasan ini menyoroti pentingnya transformasi peran guru di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk Al. Guru tidak tergantikan, melainkan perlu berevolusi menjadi profesional yang mampu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendukung pembelajaran, menganalisis kebutuhan siswa, dan mengembangkan pembelajaran personalisasi.
Guru juga dituntut untuk memahami karakteristik generasi Z dan Alpha yang digital-native, serta merancang pembelajaran yang relevan dengan dunia mereka.
Baca juga: Contoh Tugas Refleksi Modul Guru MI PPG Daljab Kemenag 2025, Tantangan & Hikmah yang Didapatkan
Pertanyaan 2: Materi/Konsep apa saja dalam topik tersebut yang menurut anda menimbulkan miskonsepsi/salah mengerti dari topik 1 sd. tapik 8
Contoh Jawaban:
1. Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL)
Miskonsepsi: Banyak guru mengira bahwa PBL dan PJBL sama, padahal keduanya memiliki fokus yang berbeda.
Penjelasan: PBL berfokus pada penyelesaian masalah terbuka berbasis pertanyaan kritis, sementara PJBL lebih menekankan pada produk akhir dan proses pengerjaan proyek. Salah pemahaman ini bisa menyebabkan perencanaan pembelajaran yang tidak sesuai tujuan.
2. Differentiation Based Learning (DBL)
Miskonsepsi: Ada anggapan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berarti membuat banyak RPP atau memberikan perlakuan berbeda secara terus-menerus kepada setiap anak.
Penjelasan: Padahal, DBL berfokus pada memberi pilihan dan fleksibilitas sesuai kebutuhan belajar siswa, bukan membuat pelajaran yang sepenuhnya berbeda untuk tiap anak. Guru hanya perlu mengelola variasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar secara strategis.
3. Pendekatan TPACK
Miskonsepsi: Banyak yang memahami TPACK hanya sebagai penggunaan teknologi dalam pembelajaran.