Ijazah Jokowi
Fakta Mengejutkan! Mantan Rektor UGM Prof Sofian soal Kuliah Jokowi: Nilai Jelek, Tak Lulus Sarjana
Pengakuan mengejutkan datang dari mantan Rektor UGM, Prof. Sofian Effendi soal kuliah Joko Widodo (Jokowi).
Editor: Eri Ariyanto
Ir. Kasmudjo, M.S., sempat disangka sebagai Dosen Pembimbing Skripsi Presiden Joko Widodo.
Namun melansir dari laman ugm.ac.id, dia mengklarifikasi jika dirinya adalah dosen pembimbing akademik Jokowi.
Namun, terbaru, dia kembali membantah bahwa dia adalah pembimbing akademik Jokowi lantaran saat itu dia masih berstatus asisten dosen.
Kasmudjo juga sempat berbagi pengalamannya membimbing Jokowi pada kurun waktu kuliah, yakni tahun 1980-1985.
Dia menilai Jokowi adalah sosok disiplin dan teliti, sikap yang sama dimiliki mahasiswa seangkatannya kala itu.
Kasmudjo juga mengenang saat Jokowi harus pergi-pulang dari Solo-Yogyakarta untuk membantu usaha mebel keluarganya.
“Saya ingat ia dulu sering nglaju Solo-Jogja pas longgar, hanya untuk membantu usaha mebel keluarganya. Saya beberapa kali juga kerap dimintai bantuan ketika ia mengalami kesulitan.
“Sosok Jokowi yang saya kenal dulu ya seperti itu. Walau memang seperti yang dibilangnya di media-media bahwa saya dulu galak,” cerita Kasmudjo pada Oktober 2019.
Kasmudjo mengaku saat Jokowi menjadi pejabat, baik walikota, gubernur, maupun presiden, mereka pernah beberapa kali bertemu.
“Kebanyakan dari pertemuan-pertemuan tersebut biasanya saya diundang. Seperti pernah ketika datang ke UGM, ia meminta untuk ditemani saya. Selain itu, dua kali saya ingat menghadiri pernikahan anaknya,” ungkapnya.

Kasmudjo dimata Jokowi
Sosok Kasmudjo pertama kali muncul saat Jokowi melakukan kunjungan ke UGM pada 2017 silam.
Mengawali sambutannya di hadapan para alumni, jajaran dekanat, dan mahasiswa, Jokowi yang saat itu masih menjadi presiden memanggil Ir. Kasmudjo, MS. untuk mendampinginya di panggung.
Kasmudjo adalah Dosen Pembimbing Akademik orang nomor satu di Indonesia itu sewaktu masih kuliah.
“Beliau (Kasmudjo_red) waktu dulu membimbing saya, seingat saya galak sekali. Tapi sekarang saya melihat beliau sangat bijaksana sekali,” kata Presiden disusul tawa para hadirin, Selasa (19/12/2017).
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi menghaturkan terima kasih kepada Kasmudjo, karena berkat bimbingannya, dirinya dapat menyelesaikan skripsi di Jurusan Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan.
“Meskipun saya lupa juga bolak-baliknya berapa kali. Karena begitu maju, dibentak, balik, begitu maju, dibentak, kok galak sekali. Tapi sekarang alhamdulillah, ini semua atas bimbingan Pak Kasmudjo,” kelakar Presiden.
Sementara itu, menurut Kasmudjo, Menurut Kasmudjo, Jokowi masih seperti dulu; jujur, sederhana, dan disiplin.
Jokowi termasuk mahasiswa yang disiplin. Ia pun menyelesaikan skripsi hanya dalam waktu 6 bulan.
“Dia bicara seperlunya, dan suka naik gunung, aktif di mahasiswa pencinta alam Silvagama,” ungkapnya.
Kasmudjo resmi menerima SK pensiun pada 5 April 2014.
Di bulan November lalu, dirinya tepat berusia ke-68. Namun semangat membaca dan menulisnya tetap membara.
Selain masih mengajar di Diploma III Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM, sesepuh Fakultas Kehutanan ini tengah menyiapkan dua buku barunya tentang inovasi pengembangan hasil hutan bukan kayu. (TH/Kagama)
Pengakuan Jujur Kasmudjo
Seiring dengan bergulirnya polemik keaslian ijazah, Jokowi menemui Ir. Kasmudjo di Pogung Kidul, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman. Joko Widodo berkunjung ke rumah Ir. Kasmudjo pada Selasa (13/05/2025).
Di dalam pertemuan tersebut, diungkapkan Kasmudjo, Joko Widodo tidak membahas terkait dengan ijazah.
Dia pun menegaskan, dirinya bukan pembimbing skripsi Jokowi dan tidak pernah melihat skripsi Jokowi.
Ir. Kasmudjo mengatakan pertemuan dengan Joko Widodo di rumahnya tersebut berlangsung sekitar 45 menit.
Selama pertemuan tersebut, Joko Widodo tidak membahas mengenai ijazah saat berkuliah di UGM.
"Nggak ada (obrolan soal ijazah), nggak sama sekali," ujar Ir. Kasmudjo dikutip dari Kompas.com.
Ir. Kasmudjo menyampaikan tidak mengetahui terkait dengan ijazah Joko Widodo.
Sehingga dirinya tidak dapat bercerita soal ijazah Jokowi.
Selain itu, Ir. Kasmudjo menuturkan bukan pembimbing skripsi Joko Widodo.
Dia menyebut, pembimbing skripsi Joko Widodo adalah Prof Sumitro.
"Mengenai ijazah, saya paling tidak bisa cerita. Karena saya tidak membimbing, tidak mengetahui. Prosesnya dan pembimbingnya itu Prof Sumitro, pembantunya ada sendiri, yang menguji ada sendiri," ungkapnya.
Ir. Kasmudjo mengungkapkan belum pernah melihat ijazah Joko Widodo.
"Saya merasa tidak tahu sama sekali kalau kaitanya dengan ijazah dan saya sama sekali belum pernah melihat ijazahnya itu seperti apa. Lha saya mau cerita apa," tuturnya.
Ir. Kasmudjo mengatakan Joko Widodo masuk kuliah di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980.
Joko Widodo kemudian lulus pada tahun 1985.
"Begini, Dia kan tahun 80 masuk, lulus 85. Saya sampai 83 itu masih IIIB. Dia mau lulus, (saya) IIIC. Itu kalau urusan dosen mengajar, hanya boleh jadi asisten atau pembantu dosen. Jadi kalau disuruh mengajar, tidak boleh sendirian," ungkapnya.
Selama menjadi asisten dosen tersebut Kasmudjo mendampingi beberapa dosen.
Sebab tujuan sebagai asisten tersebut dalam rangka untuk latihan.
Kasmudjo menyampaikan, selama Joko Widodo berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM tersebut, dirinya masih menjabat sebagai asisten dosen.
"Kalau selama Pak Jokowi kuliah, itu karena saya mendampingi, saya mengikuti yang saya dampingi. Saya tidak boleh membuat atau melakukan pelajaran-pelajaran sendiri," tuturnya.
Dikatakan Kasmudjo, saat mengajar di UGM, dirinya sudah menjadi golongan IIID atau IVA.
"Itu mungkin karena saya sebagai ketua lab yaitu yang berkaitan dengan non kayu dan mabel, saya mengajar di situ. Non kayu itu artinya produk-produk hutan yang selain dari kayu sama mabel," tuturnya.
Pada tahun 2014, Ir. Kasmudjo resmi memasuki masa purna tugas di Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan UGM.
Jokowi Curiga Ada Agenda Politik Besar
Di sisi lain, Joko Widodo curiga ada agenda politik besar di balik sejumlah isu yang digunakan untuk menyerang dirinya dan keluarga
Termasuk isu soal ijazah palsu dan usulan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi wakil presiden
“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politi di balik isu-isu ini ijazah palsu, isu pemakzulan,” kata Jokowi saat ditemui pada Senin (14/7/2025)
Menurut Jokowi, serangkaian isu tersebut tampak dirancang untuk menjatuhkan nama baik dan reputasi politik yang telah ia bangun selama menjabat.
"Ini perasaan politik saya, mengatakan ada agenda besar politik. Untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-down grade," jelasnya.
Meski demikian, Jokowi memilih untuk tidak larut dalam tekanan atau membalas secara emosional.
Jokowi mencoba untuk bersikap tenang dan menganggap semua dinamika politik yang menimpanya adalah hal biasa dalam dunia politik.
"Buat saya biasa-biasa aja lah. Saya kira ada agenda besar politik," ujarnya santai.
Ingin nama baiknya dipulihkan
Seperti diketahui, kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Polda Metro Jaya kini sudah naik tahap penyidikan.
Sebelumnya diketahui laporan tersebut dilakukan terkait dengan tudingan ijazah palsu Jokowi oleh berbagai pihak.
Jokowi pun berharap dengan naiknya status laporan yang dibuat di Polda Metro Jaya membuat nama baiknya bisa segera dipulihkan.
Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum Jokowi, Rivai Kusumanegara, menanggapi peningkatan status hukum laporan tersebut.
“Dengan upaya hukum tersebut, Pak Jokowi mengharapkan nama baiknya dipulihkan dan keaslian ijazah dikukuhkan pengadilan,” kata Rivai saat dikonfirmasi, Minggu (12/7/2025).
(TribunNewsmaker.com/WartaKotalive.com)
3 Fakta Soal Mulyono Teman Jokowi Terungkap: Lahir di Sukoharjo, Kerja di Jambi, Bukan Calo Tiket |
![]() |
---|
Jokowi Bongkar Sosok Asli Mulyono yang Dituduh Calo: Teman Kuliah Seangkatan, Bukan Settingan |
![]() |
---|
Fakta Hidup Mulyono Teman Jokowi yang Dituduh Calo Tiket Bus, Lulus Kuliah Kerja Keliling Indonesia |
![]() |
---|
Reuni Jokowi di UGM Yogyakarta Disindir Roy Suryo: Bukti Kepanikan dan Bahan Tertawaan Alumni |
![]() |
---|
Kubu Roy Suryo Tantang Jokowi Sebut Orang Besar di Balik Isu Pemakzulan: Apakah SBY, Aguan, Salim? |
![]() |
---|