Breaking News:

Fakta Baru Kematian Diplomat Arya Daru, Pintu Tertutup dengan Gerendel Terkunci, Tak Ada yang Rusak

Inilah fakta baru kematian Diplomat Arya Daru, pintu tertutup dengan gerendel terkunci, tak ada yang rusak.

Kolase Kompas TV
MISTERI KEMATIAN ARYA - Kompolnas mendatangi TKP almarhum diplomat muda Arya Daru Pangayunan meninggal dunia di sebuah indekos di Jakarta. Kompolnas tunjukan kondisi TKP termasuk pintu kos korban. 

Kemudian, S yang merupakan penjaga indekos tempat Arya Daru ditemukan meninggal dan tetangga indekos korban berinisial FM. 

Dari pihak keluarga, penyidik juga sudah memeriksa istri korban berinisial MAP.

Reonald mengatakan, penyelidik masih menunggu sekitar enam hari lagi untuk merilis kesimpulan itu. 

"Penyidik sedang menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium forensik, lebih kurang enam hari lagi," ujar Reonald.

Dia menjelaskan, pemeriksaan laboratorium forensik memerlukan waktu minimal dua pekan. Dari pemeriksaan itu, ahli akan mengungkap hasil pemeriksaan organ tubuh Arya Daru. 

"Kami perlu mengumpulkan semua keterangan, semua data terlebih dahulu," ujarnya.

Selain itu, Reonald mengatakan, tim dari psikologi forensik juga masih bekerja sehingga dia yakin kesimpulan yang nanti diperoleh sudah teruji secara ilmiah.

Minim Saksi

Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, menilai, kematian Arya Daru merupakan kasus kompleks. Korban adalah diplomat yang mungkin saja menyimpan sejumlah informasi sensitif.

"Polisi mungkin sangat berhati-hati menelusuri kemungkinan motif lain, terutama terkait pekerjaan korban," kata Haniva.

Menurut Haniva, sebagai diplomat, Arya Daru pasti menyimpan banyak informasi penting. Apalagi, ia aktif bertugas dalam misi kemanusiaan dan perlindungan warga negara Indonesia.

"Ada kemungkinan tugasnya berkaitan dengan kasus diplomatik yang rumit ataupun kasus bersinggungan dengan kepentingan besar," ujar Haniva.

Bahkan, ada kemungkinan di balik kematian Arya Daru ada upaya pembungkaman.

"Bisa saja, korban mengetahui sesuatu yang jika diungkap akan berbahaya bagi pelaku," kata Haniva.

Situasi ini kian rumit kala kasus ini minim saksi dan terjadi di lokasi dengan akses terbatas. Jika kasus ini memang pembunuhan, pelakunya sangat ahli.

"Pelaku bisa saja bukan orang awam. Cara pembunuhan yang bersih dan minim jejak mengindikasikan pelaku cukup terlatih," katanya.

Oleh karena itu, ucap Haniva, penyidik harus lebih cermat mencari alat bukti. Penyidik perlu menjalankan audit digital forensik secara menyeluruh dan komprehensif. Jika perlu, acak pesan dan panggilan terakhir, lokasi ponsel, dan aktivitas terakhir.

Di sisi lain, penyidik perlu melakukan rekonstruksi waktu secara presisi. Tentukan waktu pasti kematian korban, lalu cocokkan dengan keberadaan penghuni lain dan CCTV pada kurun waktu tersebut.

Lalu, kata Haniva, polisi bisa menggali informasi kepada setiap saksi secara mendalam, baik di sekitar indekos, keluarga, maupun teman sekerja. Orang-orang yang pernah berkonflik dengan korban dalam beberapa bulan terakhir juga wajib diperiksa.

Isi Kantong Kresek Diperiksa 

Diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat dengan kepala terlilit lakban. 

Sebelum ditemukan meninggal, Arya sempat terlihat membawa kantong kresek dalam rekaman CCTV.

Berdasarkan rekaman kamera pengawas, Arya terekam masuk ke kamar kos pada Senin (7/7/2025) pukul 23.23 WIB. 

Satu menit kemudian, ia keluar sambil membawa kantong kresek dan berjalan menuju ujung bangunan indekos. 

Ia sempat membuka pintu pagar dan masuk ke dalam area tersebut. Pada pukul 23.25 WIB, Arya kembali ke kamar tanpa membawa kantong yang sebelumnya dibawa.

Setelah momen itu, tak ada lagi aktivitas Arya yang terekam CCTV. Keesokan paginya, ia ditemukan tak bernyawa di dalam kamar.

Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, menyatakan pihaknya telah mengetahui isi kantong kresek yang dibawa Arya dalam rekaman CCTV tersebut.

Namun, ia belum dapat mengungkapkan secara terbuka karena isi kantong tersebut menjadi bagian dari barang bukti.

"Karena CCTV yang tersebar di publik itu memperlihatkan korban membawa tas kresek, tentu jadi pertanyaan isinya apa. Tadi kami ditunjukkan (oleh pihak Polda Metro Jaya) apa saja isinya, bagaimana proses membukanya, dan bagaimana prosedur penanganannya karena itu termasuk barang bukti," kata Anam di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025).

Anam menegaskan bahwa kewenangan untuk mengumumkan isi kantong tersebut berada di tangan penyidik Polda Metro Jaya.

"Kami belum bisa sampaikan saat ini apa saja isinya. Biarkan penyidik yang menjelaskan," ujarnya.

Sementara itu, pihak Polda Metro Jaya menyampaikan bahwa mereka masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik (labfor) untuk mengungkap penyebab pasti kematian Arya. Pemeriksaan ini diperkirakan memakan waktu sekitar dua minggu.

"Penyidik sedang menunggu hasil dari labfor, kurang lebih enam hari lagi. Pemeriksaan labfor memang membutuhkan waktu minimal dua minggu," kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (19/7/2025).

(TribunNewsmaker.com/ BangkaPos)

Sumber: Bangka Pos
Tags:
Arya Daru Pangayunandiplomatmeninggal duniaKompolnas
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved