Breaking News:

Diplomat Kemenlu RI Tewas

Bambang Widjojanto Yakin Arya Daru Dibunuh, Sebut Keluarga Dikirimi Surat Misterius, Ada Simbol Aneh

Bambang Widjojanto yakin Arya Daru dibunuh, dengar kabar keluarga sang diplomat dikirimi surat misterius, ada simbol mencurigakan.

Editor: ninda iswara
Dok. Pribadi Arya Daru | Instagram @ganjarpranowo
DIPLOMAT TEWAS MISTERIUS - Bambang Widjojanto yakin Arya Daru dibunuh, dengar kabar keluarga sang diplomat dikirimi surat misterius, ada simbol mencurigakan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Peristiwa meninggalnya diplomat muda Arya Daru Pangayunan masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Banyak pihak mempertanyakan kejanggalan dalam kasus ini, bahkan muncul dugaan bahwa kematian Arya bukan karena bunuh diri, melainkan akibat tindakan pembunuhan yang disengaja.

Salah satu tokoh yang secara terang-terangan menyuarakan keraguannya adalah Bambang Widjojanto, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011–2015.

Dalam keterangan terbaru yang ia sampaikan melalui vlog pribadinya, Bambang mengungkapkan informasi yang ia peroleh dari keluarga Arya Daru.

Baca juga: Janggal! Ponsel Arya Daru Belum Ditemukan, Eks Dubes RI Curigai Soal Pesan Diplomat: Tidak Mungkin

Menurutnya, ada banyak hal yang membuat kasus ini tidak bisa dianggap sebagai kematian biasa.

Salah satu fakta yang disoroti adalah hilangnya ponsel Arya Daru hingga saat ini.

Bambang menduga, perangkat tersebut menyimpan informasi penting terkait peristiwa tragis yang menimpa sang diplomat muda.

"Kalau orang bunuh diri itu biasanya dia akan membuat wasiat, atau memberitahukan alasannya bunuh diri. Yang paling penting sekali. Hari ini kita belum menemukan handphone," ujar Bambang Widjojanto dalam vlog-nya, seperti dikutip dari TribunnewsBogor.com, Senin (11/8/2025).

Bambang juga menyoroti bahwa sebelum kejadian, Arya sempat pergi bersama seorang teman dan sempat berkomunikasi dengan keluarganya.

Ia pun menaruh curiga besar pada hilangnya ponsel tersebut.

"Jangan-jangan handphone itu adalah satu alat bukti kunci. Pertama, kan dia pergi dengan temannya. Terus kedua, dia berkomunikasi dengan keluarga," tambahnya.

Tak hanya itu, Bambang turut mengungkap adanya informasi mengejutkan lain yang ia dengar dari pihak keluarga Arya.

Kabarnya, setelah kepergian Arya, keluarga menerima sebuah surat misterius yang mengatasnamakan Komnas HAM.

Namun yang janggal, surat tersebut ternyata tidak berisi apa pun.

"Katanya, ini yang perlu diklarifikasi dan konfirmasi lagi, keluarganya mendapatkan surat, seolah-olah itu dari Komnas HAM tapi isinya kosong," ungkap Bambang.

Bukan hanya karena kosong, surat tersebut juga memuat simbol-simbol aneh yang memicu tanda tanya.

Di dalamnya terdapat gambar bintang, lambang cinta, dan bunga, hal-hal yang dianggap tidak lazim untuk sebuah dokumen resmi.

"Di situ (isi suratnya) ada bintang, love, dan ada bunga. Ini kan bisa menimbulkan interpretasi macam-macam. Kalau saya kaitkan dengan tesis mengenai adanya pembunuh yang sangat profesional, itu menjadi menarik," ucapnya lebih lanjut.

Baca juga: Petugas Keamanan Kemenlu Ngaku Tak Lihat Arya Daru Masuk, Singgung Rooftop: Kami Harus Merahasiakan

KEMATIAN ARYA DARU - Isi 20 Email Arya Daru yang Dikirim pada konseling psikologis
KEMATIAN ARYA DARU - Isi 20 Email Arya Daru yang Dikirim pada konseling psikologis (Dok pribadi Arya Daru dan Freepik @rawpixel)

Meski begitu, hingga saat ini pihak keluarga Arya Daru belum memberikan tanggapan atau klarifikasi resmi terkait keberadaan surat misterius tersebut.

Sementara itu, penyebab pasti kematian Arya Daru Pangayunan masih menyisakan pertanyaan besar di tengah masyarakat.

Kendati pihak kepolisian telah menyimpulkan bahwa tidak ada keterlibatan pihak lain dan menduga kematian Arya sebagai tindakan bunuh diri, publik masih terus berspekulasi.

Pihak Polda Metro Jaya dalam pernyataannya mengonfirmasi bahwa tidak ditemukan unsur pidana atau peran pihak ketiga dalam kasus ini.

Namun, sejumlah kejanggalan yang muncul di ruang publik tetap memicu keraguan.

Mulai dari hilangnya ponsel pribadi Arya hingga aktivitas terakhirnya di rooftop gedung Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), semua itu menyisakan tanda tanya yang belum terjawab.

Terlepas dari berbagai dugaan tersebut, pihak kepolisian telah menelusuri jejak akhir keberadaan Arya Daru sebelum ditemukan meninggal di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Namun bagi sebagian masyarakat, penjelasan yang ada belum sepenuhnya memuaskan, dan misteri seputar kepergiannya masih menyisakan banyak teka-teki.

Berikut adalah aktivitas Arya Daru sebelum ditemukan meninggal dunia:

Senin 7 Juli 2025

07.03 WIB : Berangkat kerja

07.20 WIB : Sampai Gedung Kemenlu

07.30 WIB : Duduk di meja kantor

17.52 - 18.07 WIB : Berada di mal Grand Indonesia bersama Vara dan Dion

21.30 WIB : Sampai di Gedung Kemenlu

21.43 WIB : Naik ke rooftop lantai 12 gedung Kemenlu

23.09 WIB : Turun dari rooftop

23.23 WIB : Terekam CCTV pulang ke kosan

23.26 WIB: Terekam CCTV buang sampah

Selasa 8 Juli 2025

07.39 WIB: Ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban kuning di dalam kamar

Profil Bambang Widjojanto

Aktif membahas soal kematian Arya Daru, sosok Bambang Widjojanto tak asing di benak publik.

Bambang sempat jadi sorotan saat terpilih menjadi Wakil Ketua KPK selama enam tahun.

Sepak terjang Bambang Widjojanto di dunia hukum dimulai sejak tahun 1986.

Bambang banyak berkecimpung di lembaga bantuan hukum (LBH) yakni di wilayah Jakarta hingga Jayapura.

Di tahun 1995 hingga 2020, Bambang bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.

Ia lalu dipercaya menggantikan Adnan Buyung Nasution sebagai Dewan Pengurus.

Karir mentereng Bambang tak berhenti sebagai pengacara saja.

Bambang sempat menjadi tim pengajar di Universitas Trisakti.

Berikut adalah biodata hingga jejak pendidikan Bambang Widjojanto. 

  • Nama lengkap dan gelar: Dr. H. Bambang Widjojanto, S.H., M.H.
  • Tanggal lahir: 18 Oktober 1959
  • Profesi: Aktivis dan pengacara
  • Nama istri: Sari Indra Dewi
  • Jumlah anak: 3 anak

Prestasi: 

  • Meraih penghargaan Kennedy Human Rights Award
  • Mendirikan Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN), KontraS, dan Indonesia Corruption Watch (ICW)

Jejak pendidikan: 

  • Sarjana Sastra Belanda di Universitas Indonesia.
  • Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Jayabaya.
  • Program Postgraduate, SOAS Universitas London.
  • Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Padjajaran.

(TribunNewsmaker/TribunBogor)

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Arya DaruKemenlu
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved