Fakta Dwi Hartono, Diduga jadi Otak Pembunuh Kacab Bank BUMN, Pengusaha & Motivator, Beri Beasiswa

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Jagat media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya wajah Dwi Hartono (DH), pria yang kini tengah menjadi sorotan lantaran diduga sebagai dalang di balik penculikan dan pembunuhan tragis Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang Pembantu (Kacab) sebuah Bank BUMN.

Dwi Hartono, yang selama ini dikenal sebagai pengusaha dan motivator, ditangkap bersama dua orang terduga lainnya, yakni YJ dan AA, di kawasan Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 Agustus 2025.

Penemuan Jasad Korban Mengungkap Fakta Mengejutkan

Sebelumnya, publik dikejutkan dengan penemuan jasad Ilham Pradipta di area persawahan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis, 21 Agustus 2025. Kondisinya mengenaskan, mata dan kaki terikat lakban.

Fakta ini muncul hanya sehari setelah video penculikan korban tersebar luas di media sosial.

Video tersebut menunjukkan detik-detik saat Ilham diculik di parkiran sebuah supermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu, 20 Agustus 2025.

Polisi pun bergerak cepat, dan nama Dwi Hartono mencuat sebagai otak di balik peristiwa kelam tersebut.

Baca juga: Eks Karyawan Bongkar Fakta Otak Pembunuh Kacab Bank BUMN, Pernah Isi Seminar, Ini yang Buat Kaget

6 Fakta Tentang Dwi Hartono yang Menjadi Sorotan

1. Ditangkap Tanpa Perlawanan di Solo

Penangkapan Dwi Hartono dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak.

Ia diamankan bersama dua pelaku lainnya, YJ dan AA, pada pukul 20.15 WIB.

Sementara itu, seorang tersangka lainnya yang berinisial C ditangkap secara terpisah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, pada Minggu, 24 Agustus 2025 pukul 15.30 WIB.

“Benar,” ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Sebelumnya, pihak kepolisian juga telah mengamankan empat pelaku penculikan lainnya yang berinisial AT, RS, RAH, dan RW.

Tiga di antaranya ditangkap di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, sementara satu lainnya ditangkap di bandara di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).