TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kegemparan soal pendapatan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hanya dalam 3 hari ini turut didengar hingga luar negeri.
Sebuah media asing menyoroti pendapat para pakar tentang perolehan suara PSI yang melonjak atau melambung dalam beberapa waktu lalu.
Sosok sang putra presiden juga turut disebut dalam pemberitaan media asing.
Baca juga: 5 Caleg PSI Potensi Lolos Senayan Jika Partai Tembus Ambang Batas 4 Persen, Siap-siap Grace Natalie
Peristiwa ini menjadi sorotan media asing Benar News dalam berita berjudul Mid-count surge in votes for Indonesian president’s son’s party raises fraud suspicions.
Disebutkan bahwa sejumlah pakar jajak pendapat menyuarakan kecurigaan bahwa perolehan suara PSI mungkin telah ditingkatkan sehingga bisa masuk parlemen.
Hal itu karena perolehan suara yang mendukung partai tersebut tiba-tiba meningkat menjadi sekitar 3,13 persen pada akhir pekan dari 2,6-2,8 persen yang sebelumnya berada di kisaran 2,6-2,8 persen pada Jumat dan hari-hari sebelumnya.
Baca juga: Tak Sesuai Fakta, Perolehan Suara PSI di Bantaeng Dikoreksi, Ada Penggelembungan Sebanyak 1.876
Media asing soroti dugaan penggelembungan suara PSI
Benar News, media yang terafiliasi dengan Radio Free Asia (RFA), menyebutkan bahwa PSI merupakan sebuah partai kecil yang dipimpin oleh putra presiden Indonesia, Kaesang Pangarep.
Media tersebut mengatakan, PSI mengalami peningkatan perolehan suara yang luar biasa selama akhir pekan dalam penghitungan suara resmi.
Lonjakan suara PSI meningkatkan tuntutan masyarakat untuk dilakukan penyelidikan oleh parlemen atas dugaan kecurangan pemilu.
Selain itu, Benar News mengungkapkan bahwa para pakar jajak pendapat menduga, suara PSI ditingkatkan agar dapat masuk ke parlemen.
Para ahli juga mencatat bahwa jumlah PSI yang dikeluarkan KPU lebih tinggi dibandingkan penghitungan TPS dan perkiraan penghitungan cepat.
Walaupun hal tersebut masih dalam batas kesalahan penghitungan cepat, para ahli mengatakan bahwa perbedaan ini tergolong tidak biasa.
Benar News mengutip Arya Fernandes, peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
Arya mengatakan, PSI memperoleh 2,67 persen suara dalam penghitungan cepat yang dilakukan lembaganya.