Perilaku menyimpang, seperti bunuh diri dan pembunuhan dalam satu keluarga, dapat dipahami melalui analisis bagaimana struktur sosial menciptakan kondisi yang mendorong individu atau kelompok untuk melakukan tindakan tersebut.
Faktor-faktor Struktural yang Berperan
- Tekanan Ekonomi dan Kemiskinan
Kasus bunuh diri di Malang, yang diduga terkait dengan hutang, menunjukkan bagaimana tekanan ekonomi yang berat dapat mendorong individu ke dalam situasi putus asa.
Kemiskinan dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar menciptakan stres dan frustasi yang tinggi.
Dalam perspektif struktural, kemiskinan adalah hasil dari struktur ekonomi yang tidak merata, di mana akses terhadap sumber daya dan peluang ekonomi terbatas bagi sebagian besar masyarakat.
- Kekerasan terhadap Anak dan Stres Keluarga
Kasus pembunuhan anak oleh ayahnya di Jagakarsa mengindikasikan adanya child abuse yang berkaitan erat dengan tingkat stres dalam keluarga.
Stres ini bisa bersumber dari berbagai tekanan struktural seperti masalah ekonomi, ketidakstabilan pekerjaan, dan beban sosial lainnya.
Ketika struktur sosial tidak memberikan dukungan yang memadai, seperti akses ke layanan kesehatan mental dan sosial, individu dalam keluarga dapat menjadi pelampiasan frustasi dan kemarahan.
- Keterbatasan Dukungan Sosial
Struktur sosial yang kurang mendukung, seperti lemahnya jaringan sosial dan komunitas, dapat membuat individu merasa terisolasi.
Dalam masyarakat yang kuat dan kohesif, individu memiliki akses ke dukungan emosional dan praktis yang dapat membantu mereka menghadapi tekanan hidup.
Namun, ketika struktur sosial melemah, dukungan ini berkurang, meningkatkan risiko perilaku menyimpang.
- Peran Kepekaan Sosial dalam Pencegahan