"Jadi niat ingsun nggih supaya dilestarikan, supaya tidak punah. Pikiran saya begitu," kata Koco
Koco lalu menggagas untuk berjualan sompil setiap hari, dan mengutarakan hal ini kepada sang istri.
"Ibu berjanji mau (boleh), asal saya mencari godong pring (daun bambu). Karena yang susah itu mencari godong pring," jelasnya.
Usaha ini kini terus berlanjut, hingga sekarang.
Satu porsi sompil dijual seharga Rp 10 ribu, dengan isian sompil, telur opor, ayam suwir, dan sambel goreng kacang tolo.
3. Proses Membuat Sompil
Sompil sendiri dibuat dari bahan beras, seperti halnya ketupat maupun lontong.
"Sompil itu yang dibuat bahannya sama seperti lontong dan ketupat, yang membedakan bungkusnya. Bungkusnya dari daun bambu apus," ujar suaki pemilik usaha Sompil Bu Sri Koco, Sukoco (76).
Proses membuat sompil, dimulai dari mencari daun bambu sebagai bungkus.
"Kalau cari yang dekat di tengah dusun sekitar 500 meter, paling jauh 1 kilometer," jelasnya.
Tak ada ukuran khusus untulk lebar daun yang dipakai, hanya untuk ukuran panjang dicari yang 7 cm.
Selanjutnya, daun bambu dilakukan pembersihan dengan cara direndam menggunakan air.
4. Sompilnya laris
Dalam sehari, Koco memasak empat kilogram beras untuk dijadikan sekitar 300 biji sompil.
Lalu untuk proses membungkus, setidaknya memerlukan waktu yang lama.