Kabupaten Klaten

5 Fakta Sompil, Makanan Khas Klaten yang Sudah Mulai Langka, Warung Ini Sudah Jualan Belasan Tahun

Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOMPIL KHAS KLATEN: 5 fakta sompil khas Klaten

"Jadi niat ingsun nggih supaya dilestarikan, supaya tidak punah. Pikiran saya begitu," kata Koco

Koco lalu menggagas untuk berjualan sompil setiap hari, dan mengutarakan hal ini kepada sang istri.

"Ibu berjanji mau (boleh), asal saya mencari godong pring (daun bambu). Karena yang susah itu mencari godong pring," jelasnya.

Usaha ini kini terus berlanjut, hingga sekarang.

Satu porsi sompil dijual seharga Rp 10 ribu, dengan isian sompil, telur opor, ayam suwir, dan sambel goreng kacang tolo.

3. Proses Membuat Sompil

Sompil sendiri dibuat dari bahan beras, seperti halnya ketupat maupun lontong.

"Sompil itu yang dibuat bahannya sama seperti lontong dan ketupat, yang membedakan bungkusnya. Bungkusnya dari daun bambu apus," ujar suaki pemilik usaha Sompil Bu Sri Koco, Sukoco (76).

Proses membuat sompil, dimulai dari mencari daun bambu sebagai bungkus. 

"Kalau cari yang dekat di tengah dusun sekitar 500 meter, paling jauh 1 kilometer," jelasnya.

Tak ada ukuran khusus untulk lebar daun yang dipakai, hanya untuk ukuran panjang dicari yang 7 cm.

Selanjutnya, daun bambu dilakukan pembersihan dengan cara direndam menggunakan air.

4. Sompilnya laris

SOMPIL KHAS KLATEN: Sompil Bu Sri Koco, makanan langka jarang ditemui di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (TribunSolo.com/Zharfan Muhana)

Dalam sehari, Koco memasak empat kilogram beras untuk dijadikan sekitar 300 biji sompil.

Lalu untuk proses membungkus, setidaknya memerlukan waktu yang lama.

Halaman
123