Tempat Wisata

Wisata Alam Desa di Lembata,NTT: Menyusuri Tradisi Berburu Paus yang Menantang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DESA LAMALERA - Destinasi wisata alam desa di Lembata,NTT, menyusuri tradisi berburu paus yang menantang untuk bertahan hidup

Destinasi wisata alam desa di Lembata,NTT, menyusuri tradisi berburu paus yang menantang untuk bertahan hidup

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Desa Lamalera yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, sudah lama dikenal oleh wisatawan dan peneliti karena tradisi uniknya, yaitu berburu ikan paus.

Seperti yang dikutip dari Travel Kompas, Lamalera berada di pantai selatan Pulau Lembata, menghadap langsung ke Laut Sawu.

Keindahan alamnya memang luar biasa, meski kondisi geografis Lamalera terbilang keras dan tandus.

Di Lamalera, daratan yang gersang dan berbatu-batu ini sering kali menjadi bahan candaan bagi warganya.

Mereka sering mengatakan, “Ini bukan tanah berbatu, melainkan batu yang memiliki tanah.”

Pantai di sini pun terjal, dipenuhi tebing-tebing karang yang menjadi ciri khasnya.

Sisa kecil pantai berpasir yang ada sangat sempit, dan hanya bagian kecil inilah yang dimanfaatkan warga sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal nelayan.

Desa Lamalera dilihat dari laut. Tampak rumah-rumah adat milik 12 suku di Lamalera dilengkapi dengan peledang (perahu) tradisional dan beberapa benda keramat di dalamnya (Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata)

Nelayan Tradisional yang Berburu Paus
Masyarakat Lamalera menjalani kehidupan dengan mengandalkan pekerjaan sebagai nelayan tradisional.

Mereka khususkan diri dalam menangkap ikan laut besar, seperti pari, lumba-lumba, dan tentunya paus.

Karena keahlian ini, Lamalera terkenal di dunia sebagai desa nelayan yang masih mempraktikkan tradisi penangkapan paus secara tradisional.

Masa melaut bagi para nelayan Lamalera selalu mengikuti ritme musim yang ada.

Ada dua periode utama dalam aktivitas melaut di sini, masa resmi (Mei–September) dan masa selingan (Oktober–April).

Pada periode Mei hingga September, Laut Sawu menjadi tempat yang ramai dilalui paus-paus besar dan berbagai jenis ikan kecil lainnya.

Menandai awal musim melaut, masyarakat Lamalera mengadakan upacara adat yang sarat dengan nuansa keagamaan.

Halaman
123