Ketatnya aturan ini menunjukkan bahwa masyarakat Lamalera sudah secara tidak langsung menerapkan prinsip konservasi untuk menjaga kelestarian kehidupan paus.
Pada tahun 2018, Stevanus mengungkapkan bahwa hanya ada sekitar 10 ekor paus yang ditangkap sepanjang tahun di Laut Sawu, meskipun ratusan paus melintas di sana.
Hal ini menunjukkan bahwa tradisi mereka tetap menjaga keseimbangan alam, dengan tanggung jawab besar terhadap keberlangsungan hidup paus.
Cara Menuju Lamalera
Untuk mencapai Lamalera, perjalanan dimulai dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, yang bisa dicapai melalui jalur udara (biasanya transit di Kupang) atau laut (dari Larantuka atau Kupang).
Dari Lewoleba, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Lamalera dengan menggunakan kendaraan darat atau perahu motor.
Ada juga opsi bus yang beroperasi dari Terminal Barat Lewoleba, meskipun pilihan waktu keberangkatannya terbatas hanya satu atau dua kali sehari pada pagi hari.
Meskipun Desa Lamalera belum memiliki pengelola wisata khusus, para pengunjung masih bisa menikmati pengalaman menginap di homestay yang dikelola oleh warga setempat, seperti Felmina Homestay.
Beberapa rumah penduduk juga menerima tamu untuk bermalam.
Namun, perlu diketahui bahwa akses komunikasi di Lamalera masih terbatas.
Sinyal internet hampir tidak ada, dan untuk komunikasi jarak jauh, anda hanya bisa mengandalkan telepon atau SMS, itu pun hanya jika ponsel sedang menangkap sinyal.
Meski begitu, Lamalera tetap layak untuk dikunjungi. Keindahan alam, kekayaan budaya, dan kedamaian desa ini memberikan pengalaman yang sangat berbeda, yang sayang untuk dilewatkan.
(TribunNewsmaker.com/ Alifian Akbar/ PosKupang.com)