Sedangkan pada Oktober hingga April, kondisi laut kurang mendukung karena cuaca yang panas dan arus angin yang tidak bersahabat, membuat nelayan memilih untuk tidak melaut.
Perahu Peledang dan Peran Penting Lamafa
Dalam aktivitas berburu paus, nelayan Lamalera mengandalkan perahu tradisional yang dikenal dengan nama peledang.
Para nelayan biasanya bekerja dalam kelompok, dan setiap anggota memiliki tugas yang sangat spesifik.
Yang paling menonjol adalah peran lamafa, sang penikam paus, yang berada di ujung depan perahu dengan kesiapan tinggi.
Lamafa membawa tempuling, sebuah alat tajam untuk menikam paus atau ikan besar lainnya. Saat waktu yang tepat tiba, ia akan melontarkan tempuling sembari melompat dari perahu untuk menyerang paus.
Stevanus Tofu Bataona, salah seorang lamafa, menekankan pentingnya kesiapan hati bagi seorang lamafa sebelum melaut.
“Hati seorang lamafa harus bersih. Hubungan dengan istri dan keluarga harus baik. Begitu juga saat membagi hasil tangkapan, tidak boleh ada niat untuk mengambil keuntungan pribadi,” ujar Stevanus.
Stevanus juga menceritakan sebuah mitos yang berlaku di Lamalera, “Jika seorang lamafa pamit kepada istri atau keluarga sebelum melaut, bisa jadi ia tidak akan kembali atau malah mendapat celaka dalam perjalanannya,” tambahnya.
Daging Paus: Sumber Kehidupan dan Tradisi
Daging paus yang ditangkap menjadi sumber pangan utama bagi masyarakat Lamalera.
Setelah ditangkap, daging paus akan dibagikan kepada seluruh warga dan dijemur untuk dijadikan cadangan makanan yang bisa bertahan lama.
Selain itu, minyak paus yang dihasilkan dari proses tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau dijual dengan harga yang cukup tinggi.
Terkadang, saat tidak sedang melaut, para nelayan Lamalera yang tengah beristirahat akan melihat paus-paus melintas dari kejauhan.
Begitu paus muncul ke permukaan laut, suara teriakan bersahutan "Baleo baleo!" akan terdengar. Itu adalah isyarat bahwa saatnya untuk turun ke laut dan melanjutkan perburuan.
Aturan Adat yang Menghormati Alam
Meskipun tradisi berburu paus sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka, para nelayan Lamalera tidak sembarangan dalam memilih paus yang akan ditangkap.
Ada banyak ketentuan adat yang mengatur perburuan paus, seperti tidak boleh menangkap paus betina yang sedang hamil, paus yang baru melahirkan, atau pasangan paus yang sedang kasmaran.