"Benar ditemukannya mayat seorang laki-laki di Kampung Karangsambung. Kondisi korban saat itu dilakban di bagian matanya dan diikat di kaki dan tangan," kata Kapolsek Serang Baru, AKP Hotma Sitompul.
Hasil autopsi menunjukkan Ilham tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher yang menyebabkan gangguan pernapasan fatal.
"Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada (akibat hantaman benda tumpul) yang menyebabkan dia (korban) kesulitan bernafas," ungkap Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Prima Heru.
Rekam Jejak Dwi Hartono: Dari Motivator ke Penjahat
Dikenal sebagai seorang motivator dan pengusaha, Dwi Hartono tampak cukup aktif di media sosial.
Dalam profilnya, ia mengklaim berprofesi sebagai pengusaha di berbagai sektor: properti, perkebunan, perdagangan, pendidikan, hingga e-commerce. Ia juga memiliki dua perusahaan, salah satunya bergerak di bidang aplikasi bimbingan belajar (bimbel) online.
Namun di balik citra profesionalnya, Dwi Hartono ternyata menyimpan sejarah kelam.
Pada 2012, namanya sempat terseret kasus pemalsuan ijazah dan manipulasi nilai untuk memasukkan lima orang mahasiswa ke Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Kala itu, ia diketahui sebagai mahasiswa angkatan 2004 di fakultas yang sama.
Baca juga: Diculik, Kacab Bank BUMN Diantar ke Sosok Ini, Penculik Diminta Antar Korban Pulang: Tak Bernyawa
Melalui sebuah lembaga bimbingan belajar, Dwi menjalankan modus curang dengan memanipulasi nilai IPA calon mahasiswa dan bahkan bertindak sebagai joki ujian.
Biaya yang dipatok bervariasi, dari Rp50 juta hingga hampir Rp1 miliar per orang.
Aksi ini dilakukannya sejak tahun 2006.
Dalam pengakuan salah satu pelaku lainnya, Ferry, ia mengaku hanya berperan sebagai perantara dan mendapat imbalan Rp5 juta hingga Rp10 juta untuk setiap peserta.
Penangkapan Para Pelaku
Setelah penyelidikan intensif, polisi akhirnya berhasil membekuk para pelaku utama.