Breaking News:

Kecelakaan Maut Probolinggo

Sopir Sudah Punya Firasat Buruk, Korban Tewas Sempat Video Call Sebelum Kecelakaan: Kerasa Tak Enak

Sebelum bus kecelakaan di Probolinggo, sopir sudah punya firasat buruk, korban tewas sempat video call terakhir dengan keluarga.

Editor: ninda iswara
TribunProbolinggo/Istimewa
KECELAKAAN PROBOLINGGO - Kecelakaan bus terjadi di kawasan Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025) siang. Sebelum bus kecelakaan di Probolinggo, sopir sudah punya firasat buruk, korban tewas sempat video call terakhir dengan keluarga. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tragedi memilukan menyelimuti sebuah keluarga asal Jember, Jawa Timur, setelah insiden kecelakaan maut yang terjadi di kawasan wisata Gunung Bromo merenggut nyawa salah satu anggota keluarga tercinta.

Salah satu korban tewas dalam kecelakaan tersebut adalah Aizah Fahrani, yang ternyata sempat melakukan panggilan video dengan sang kakek, Abdul Wahab, hanya beberapa jam sebelum kecelakaan terjadi.

Momen kebersamaan singkat itu kini menjadi kenangan terakhir bagi Abdul Wahab.

Dengan nada getir, ia mengenang perbincangan hangatnya dengan sang cucu pada Minggu pagi, tepat saat Aizah dan rombongan berangkat menikmati udara segar di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

“Saya teringat cucu saya, wong tadi pagi masih video call,” ungkap Abdul Wahab penuh duka, saat diwawancarai awak media pada Senin (15/9/2025).

Diketahui, Aizah merupakan bagian dari rombongan pegawai dan keluarga besar RS Bina Sehat Jember yang tengah mengikuti acara wisata bersama.

Baca juga: Hendra Tewas dalam Kecelakaan Bus di Probolinggo, Sang Ayah Sempat Mimpikan Ini: Mungkin Pertanda

Namun, perjalanan yang seharusnya membawa kegembiraan berubah menjadi malapetaka ketika bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di jalan turunan di Jalan Raya Sukapura, tepatnya di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

Kecelakaan tragis itu terjadi pada Minggu siang (14/9/2025), sekitar pukul 11.45 WIB.

Diduga bus mengalami kendala teknis pada sistem pengereman saat melaju di jalur curam dan menurun, yang memang dikenal rawan kecelakaan.

Kepiluan Abdul Wahab semakin bertambah saat mendengar kabar bahwa yang tewas bukan cuma cucunya saja.

Anak dan menantu Wahab, yakni Hendra Pratama dan Wardatus juga meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Sedih dan kalut, Wahab lantas mengenang percakapan terakhirnya dengan sang cucu.

Kala itu Aizah bercerita bahwa ia baru saja dari Bromo.

"Cucu saya bilang 'kung saya lagi ada di Bromo', ya cerita-cerita," ungkap Abdul Wahab.

Di momen itu kata Wahab, ia baru tahu anak dan menantunya tengah berlibur ke Bromo.

"Dari video call itu saya baru kalau anak, menantu, dan cucu saya ke Bromo," pungkas Wahab.

Setelah dihubungi setelah subuh, Wahab bingung karena anak dan menantunya tak bisa dihubungi pada siang hari.

Hingga beberapa saat kemudian, Wahab diberi kabar soal kecelakaan tragis yang merenggut nyawa anak, menantu, dan cucunya.

Kesaksian sopir bus

Sementara Abdul Wahab tengah pilu mengenang obrolan terakhirnya bersama sang cucu, sopir bus yang jadi pemicu kecelakaan tragis itu belakangan mengurai cerita mengejutkan.

Ternyata kecelakaan yang merenggut delapan nyawa itu sudah diprediksi sopir bus, Albahri.

Pria usia 57 tahun itu mengaku sudah punya firasat buruk saat mengemudikan bus yang membawa rombongan pegawai RS Bina Sehat pada Minggu pagi.

Albahri panik saat bus yang ia kemudikan mendadak tak bisa ia kendalikan karena remnya bak hilang kendali.

Karenanya Albahri pun sempat memelankan busnya ke pinggir jalan.

Baca juga: Pesan Terakhir Hendra, Korban Tewas Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Jember, Anak & Istri juga Meninggal

KECELAKAAN MAUT - Kiri) Bangkai bus pariwisata PO INDS'88 Trans bernomor polisi P7221 UG pasca kecelakaan maut di Jalan Raya Sukapura, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, pasca mengalami rem blong, Minggu, 14 September 2025 dan (Kanan) - Albahri (Tangan diperban) sopir bus saat memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
KECELAKAAN MAUT - Kiri) Bangkai bus pariwisata PO INDS'88 Trans bernomor polisi P7221 UG pasca kecelakaan maut di Jalan Raya Sukapura, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, pasca mengalami rem blong, Minggu, 14 September 2025 dan (Kanan) - Albahri (Tangan diperban) sopir bus saat memberikan keterangan kepada pihak kepolisian. (TribunNewsmaker.com | Kolase: Dok.Polres Probolinggo dan Tribunnews.com/Net)

"Sampai di Jatian itu rem sudah tidak enak, akhirnya saya ke pinggir pelan-pelan," akui Albahri.

Di momen itu Albahri menyebut busnya sempat diklakson pengendara lainnya.

Albahri juga sempat memberitahu kondekturnya soal res bus yang blong.

"(Saya) sudah kerasa tidak enak, jadi saya langsung suruh Melo (kondektur) ke belakang dan bilang kalau rem blong," pungkas Albahri.

Dan benar saja, firasat Albahri pun jadi kenyataan.

Saat tengah berjalan pelan dan melewati tikungan serta turunan, Albahri tak bisa mengendalikan busnya.

Albahri akhirnya membanting setir hingga menabrak pemotor dan pembatas jalan.

"Saya langsung banting (setir) ke kanan, karena di depan itu kosong. Jadi rem blong itu sudah dari jatian itu yang anginnya sudah tidak ada," kata Albahri.

Hingga akhirnya bus pun terbanting hingga terguling lalu para penumpangnya mengalami luka hingga tewas.

Nama korban tewas

Untuk diketahui, kecelakaan yang terjadi di jalur Bromo itu dialami rombongan bus pegawai RS Bina Sehat yang baru pulang rekreasi.

Mereka bertamasya ke Taman Nasional Gunung Bromo dalam rangka syukuran kelulusan S1 Keperawatan.

Di rombongan bus tersebut mayoritas adalah karyawa RS Bina Sehat dan anggota keluarganya.

Namun nahas, keceriaan usai dari TN Gunung Bromo tak berlangsung lama.

Sebabpada Minggu siang, rombongan bus mengalami kecelakaan maut hingga menewaskan delapan orang.

Berikut adalah nama-nama korban tewas dalam kecelakaan di jalur Bromo:

  1. Hendra Pratama (37)
  2. Wardatus Soleha (35)
  3. Hesti Purba Wredhamaya (39)
  4. Arti Wibowati (34)
  5. Desi Eka Agustin
  6. Bela Puteri Kayila Nurjati (10)
  7. Nasha Azkiya Naygara (14)
  8. Aizah Fahrani Agustin (7)

Atas tewasnya delapan pegawai dan keluarga pegawainya dalam kecelakaan di jalur Bromo, Direktur Utama RS Bina Sehat Jember Faida mengurai fakta.

Bahwa penyebab delapan korban meninggal dunia adalah karena cedera berat di kepala.

"Saya lihat itu busnya membentur batas jalan besi," pungkas Faida dilansir dari Kompas.com.

Saat ini kedelapan jenazah sudah dibawa ke rumah duka masing-masing.

Kabarnya pemakaman kedelapan korban kecelakaan dilangsungkan hari ini, Senin (15/9/2025).

(TribunNewsmaker/TribunBogor)

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
kecelakaanProbolinggoRS Bina Sehat
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved