Deretan Pernyataan Ponpes Al Khoziny Terkait Ambruknya Bangunan, Aktivitas Diliburkan, Dirikan Tenda
Berikut deretan poin pernyataan pihak Ponpes Al Khoziny terkait ambruknya bangunan hingga menewaskan 67 santri, aktivitas diliburkan.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Peristiwa tragis menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur. Pada hari Senin, 29 September 2025, sebuah musala yang berada di lingkungan ponpes tersebut runtuh secara tiba-tiba.
Kejadian ini menimbulkan luka mendalam tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi seluruh civitas pesantren.
Berdasarkan informasi yang beredar, tragedi tersebut menyebabkan 67 santri meninggal dunia dan 104 santri lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi cukup serius.
- Duka Mendalam
Suasana duka menyelimuti lingkungan ponpes, sementara proses evakuasi dan penanganan korban terus dilakukan oleh pihak terkait.
Di tengah suasana berduka tersebut, perwakilan dari Pondok Pesantren Al Khoziny, M Zainal Abidin, menyampaikan pernyataan resmi yang penuh empati dan kesedihan mendalam atas musibah yang terjadi.
Dalam pernyataannya, Zainal tidak hanya menyampaikan belasungkawa, tetapi juga menegaskan keyakinan pihak pondok bahwa para santri wafat dalam keadaan mulia, yakni saat sedang menjalankan proses menuntut ilmu.
Baca juga: Anak Terjebak Reruntuhan Ponpes, Kyai Hannan Berani Doa Minta Bayaran Atas Ibadah: Selamatkan Anakku
"Pertama menyampaikan innillahi wa inna ilaihi rojiun, turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya para kader istimewa, santri-santri kami, kami yakin bahwa mereka meninggal dunia dalam kondisi thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu)," ungkap Zainal pada Selasa (7/10/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Pernyataan tersebut mencerminkan betapa besar rasa kehilangan yang dirasakan oleh pihak pondok, sekaligus menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada para santri yang telah berpulang.
Keyakinan bahwa para korban meninggal dalam kondisi mencari ilmu menjadi penghibur tersendiri bagi pihak pesantren, mengingat dalam ajaran Islam, meninggal dalam keadaan menuntut ilmu adalah sebuah kemuliaan.
2. Permohonan maaf
Zainal mewaliki pengurus pondok juga memohon maaf kepada pihak keluarga korban maupun masyarakat secara umum.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya mewakili keluarga ndalem manakala kami belum bisa memberikan pelayanan kepada santri secara maksimal. Kami juga mohon maaf kepada semua masyarakat yang mungkin dalam perjalanan hari pertama sampai hari ini ada hal-hal yang kurang mengenakkan hati," katanya.
3. Aktivitas ponpes diliburkan
Menyusul tragedi tersebut, segala aktivitas Ponpes Al Khoziny diliburkan sementara.
4. Mendirikan tenda
Pihak pondok akan mendirikan tenda bagi para santri yang masih tinggal di pondok.
5. Tunggu hasil investigasi
Pihak pondok memastikan bangunan yang dinilai berbahaya, tidak akan digunakan sementara waktu hingga ada hasil penyelidikan dari kepolisian.
"Akan digunakan lagi atau enggak bangunan yang di selatannya kami menunggu investigasi dulu baru nanti kalau memang sudah ada rekomendasi untuk bisa ditempati, kita tempati," sambungnya.
6. Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak
Pada kesempatan itu, Zainal juga mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak, mulai dari media, pemerintah, masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Basarnas.
"Kami tidak bisa memberikan balasan dari apa yang telah diberikan kepada semua yang hadir yang semua berkontribusi. Hanya ucapan terima kasih. Mudah-mudahan ini juga menjadi catatan amal baik para pihak yang telah berpartisipasi," ucap dia.
Baca juga: Kondisi Ponpes Al Khoziny setelah Musala Ambruk Tewaskan 67 Santri, Bangunan Lain Tetap Digunakan?

Operasi penyelamatan ditutup
Operasi penyelamatan korban di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup, Selasa (7/10/2025).
Keputusan itu diambil setelah memastikan seluruh tahapan penanganan bencana di lingkungan pesantren telah selesai dan berjalan cepat, aman, dan terkoordinasi antara tim SAR, BNPB, BPBD, TNI/Polri, relawan, serta pihak pesantren.
Total tercatat ada 171 orang korban dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia (termasuk 8 body part).
Pada tahap akhir pencarian, tim SAR gabungan melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Hasilnya, sudah tidak ada lagi korban di lokasi.
Area gedung yang runtuh itu juga sudah rata dengan tanah, semua puing reruntuhan sudah berhasil dibersihkan.
“Kita sudah menyelesaikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap para korban. Dan kita juga sudah memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh,” kata Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii di lokasi kejadian, Selasa siang.
Syafii menyempaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang sejak tanggal 29 Sepetember kemarin ikut terlibat dalam semua proses pencarian dan pertolongan.
Menurut dia semua proses telah berjalan baik dan terukur sebagaimana ketentuan yang ada. Mengenai kesan lambat, disebutnya ada beberapa faktor yang menjadi kendala.
Antara lain akses masuk alat berat yang terbilang sempit, area yang terbatas untuk manuver alat berat, dan beberapa hal lain.
“Kita juga melakukan dengan penuh kehati-hatian. Utamanya ketika masih diketahui ada korban hidup di bawah reruntuhan. Kita berupaya maksimal untuk menyelamatkan mereka,” lanjutnya.
Fokus berikutnya adalah identifikasi korban dengan melibatkan tim DVI dari RS Bhayangkara Polda Jarim.
“Per hari Selasa ini fokus penanganan di RS. Bhayangkara Polda Jatim bersama Tim DVI. Pendampingan psikologis dan spiritual sangat penting agar para santri bisa pulih dari trauma. Ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.
Kronologi bangunan ambruk
Mohammad Syafii mengungkapkan insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny bertepatan dengan waktunya salat Asar.
"Pada saat itu anak-anak kita para santri sedang melaksanakan salat dan diperkirakan bahwa luas area tempat salat itu 140 jemaah lebih," ungkap Syafii dalam konferensi pers, Senin (6/10/2025).
Bangunan Ponpes Al Khoziny yang runtuh, kata Syafii, merupakan bangunan dengan empat lantai di mana tempat salat lantai dasar.
Lantai keempat bangunan tersebut, sedang dalam proses pembangunan.
"Sehingga pada saat pelaksanaan pengecoran terjadi kekuatan struktur yang mungkin tidak mampu menahan sehingga terjadi kolaps yang kita sering namakan structure collapse," jelasnya.
"Dan pada saat itu, pada saat kita lihat bahwa reruntuhan ini benar-benar menyatu antara lantai 1, lantai 4 ini menyatu. sehingga kita bisa men-declare waktu itu bahwa tipe reruntuhan sebenarnya pancake collapse," tambahnya.
(TribunNewsmaker/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
Sosok Dwiyono, Alumni Akpol 1994 yang Jadi Bintang 3 Setelah Nama Angkatannya Tercoreng Kasus Sambo |
![]() |
---|
Dede Maulana Pura-pura Beli Pajero di Jambi Malah Bawa Kabur & Bunuh Pemilik Mobil, Kenal dari FB |
![]() |
---|
4 Kontroversi Lucky Hakim, Didesak Mundur dari Bupati Indramayu, Warga Siapkan Bus: Tidak Amanah |
![]() |
---|
Liciknya Dede Maulana Bunuh Nindia di Jambi, Rampok Pajero Demi Terlihat Ganteng: Cewek-cewek Suka |
![]() |
---|
Sosok Lora Moh Ubaidillah, Korban Tragedi Al Khoziny, Anak Kiai Pondok, Pintar dan Rajin Beribadah |
![]() |
---|